Pengukuran variabel (jika dipahami dari sisi variabel) adalah proses
menghubungkan konsep dengan fakta empirik (realitas). Jika dipahami
dari sisi fakta, pengukuran variabel adalah pemberian bilangan atau simbol pada
peristiwa empirik menurut aturan yang ditetapkan.
Misalnya
Aturan : ‘P’ untuk pria dan ‘W’ untuk Wanita
Aturan : Beri ’5’ untuk sangat setuju
Beri ‘4’ untuk
setuju
Beri ‘3’ untuk
netral
Beri ‘4’ untuk
tidak setuju
Beri ‘4’ untuk
sangat tidak setuju
Pengukuran variabel lebih berguna untuk variabel yang bersifat abstrak
seperti sikap, motivasi, kinerja dll.
Untuk variabel seperti ini pengukuran tidak dapat secara langsung terhadap
variabelnya, melainkan secara tidak langsung melalui indikan atau proksi-nya
yang bisa diamati. Indikan atau proksi inilah yang dinamakan sebagai ‘fakta
atau realitas’.
Contoh :
· Untuk membedakan
perusahaan yang melakukan perataan laba dan yang tidak melakukan perataan
laba, digunakan proksi ”Indeks Eckel (1981)”, dikutip assih dan Gudono.
· Kalau ingin mengetahui partisipasi penyusunan anggaran oleh
manajer diperlakukan pengukuran secara tidak langasung melalui indikan-indikan:
1.
Seberapa
banyak keterlibatan manajer dalam penyusunan unsur-unsur anggaran
2.
Kepuasan
terhadap finalisasi anggaran
3.
Seberapa
penting pendapat manajer dalam penyusunan anggaran (Kren, 1992)
Pengukuran yang baik adalah pengukuran yang bisa menghasilkan isomorphism
yaitu terjadi kesamaan antara realitas atau fakta yang diteliti dengan nilai
yang diperoleh dari hasil pengukuran.
Sebagai contoh:
Pengukuran variabel partisipasi penyusunan anggaran di atas terhadap 4
orang manajer digunakan instrumen berskala 7 (1,2,...7). Sedangkan nilai
partisipasi sesungguhnya adalah 1, 3, 6 dan 8. Pengukuran ini tidak
menghasilkan isomorphism, karena terdapat nilai 8 yang tidak ada dalam
instrumen pengukur.
Proses pengukuran di atas adalah melalui tahap-tahap mendefinisikan konsep secara konstitutif
dan operasional.
Definisi konsep terutama diperlukan untuk pengukuran variabel yang abstrak
atau yang tidak mudah terhubung dengan fakta.
Definisi konsep meliputi definisi konstitutif dan operasional (Kerlinger,
1975).
· Definisi konstitutif adalah mendefinisikan
konsep dengan konstruk lain.
· Definisi operasional adalah memberikan
pengertian terhadap konstruk atau variabel dengan memspesifikasikan kegiatan
atau tindakan yang dperlukan peneliti untuk mengukur atau memanipulasinya.
à terdapat
dua definisi operasional dapat diketahui adanya dua macam definisi yakni :
definisi operasional pengukuran dan definisi opersional eksperimental.
Contoh :
Definisi
konstitutif partisipaisi:
Partisipasi dalam penyusunan anggaran adalah seberapa jauh keterlibatan
manajer di dalam menyusun aanggarannya sendiri (Milani, 1975).
Definisi
operasional partisipasi:
Partisipasi penyusunan anggaran diukur dengan pemeringkatan diri
(self-rating) manajer pada skala pengukur tujuh point terhadap 6 unsur
partisipasi manajer dalam penyusunan
anggaran, revisi anggaran, diskusi dengan atasan atas inisiatif manajer, diskusi dengan atasan atas inisiatif atasan manajer, penyusunan anggaran final dan kontribusi manajer (Milani , 1975)
Definisi Operasional Eksperimental:
Definisi information asymetry oleh fisher et al (2002)
Fisher et al mendefinisikan variabel tersebut sebagai tahu tidaknya subyek
eksperimen (bertindak sebagai bawahan) atas usulan dan tanggapan usulan anggaran
bawahan lain, tanggapan anggaran supervisor (subyek ekspermen lain) kepada
bawahan lain, dan jumlah anggaran final bawahan lain dan kinerja selama sesi
negosiasi.
Fisher et al menguraikan rincian tindakan dalam memanipulasi variabel
tersebut dengan membagi subyek eksperimen ke dalam subyek yang memiliki
information asymetry rendah dan subyek yang memiliki information asymetry
tinggi.
Tingkat ukuran variabel
Terdapat 4 tingkat ukuran yaitu:
· Ukuran Nominal
· Ukuran Ordinal
· Ukuran Interval
· Ukuran Ratio
0 komentar:
Posting Komentar