Dalam implementasinya, fungsinya, pendidikan
Islam sangat memperhatikan aspek yang mendukung atau unsur yang turut mendukung
terhadap tercapainya tujuan dari pendidikan Islam. Adapun aspek atau
unsur-unsur tersebut adalah :
1.
Tujuan Pendidikan Islam
Menurut Fadlil Aljamali yang dikutip oleh
Abdul Halim Soebahar sebagai berikut: Pertama,
mengenalkan manusia akan perannya diantara sesama (makhluk) dan tanggung jawab
pribadinya.
Kedua, mengenalkan
manusia akan interaksi sosial dan tanggung jawab dalam tata hidup
bermasyarakat. Ketiga, mengenalkan
manusia akan alam ini dan mengajak mereka untuk mengetahui hikmah diciptakannya
serta memberi kemungkinan untuk mengambil manfaat dari alam tersebut. Keempat, mengenalkan manusia akan
pencipta alam ini (Allah) dan memerintahkan beribadah kepada-Nya (2002: 19-20).
Tujuan pendidikan Islam adalah tercapainya
pengajaran, pengalaman, pembiasaan, penghayatan dan keyakinan akan
kebenarannya. Sedangkan menurut Zakiyah Dzarajat tujuan pendidikan Islam yaitu
membentuk insan kamil dengan pola taqwa dapat mengalami perubahan, bertambah
dan berkurang dalam perjalanan hidup seseorang. Oleh karena itulah tujuan
pendidikan Islam itu berlaku selama hidup untuk menumbuhkan, memupuk,
mengembangkan, memelihara dan mempertahankan (2000: 31).
Hal yang sama pula tujuan pendidikan Islam
dapat dipahami dalam firman Allah :
يايهاالدين امنوا اتقوا الله حق تقاته
ولاتموتن الا وانتم مسلمون
Arinya: “Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kamu
kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa; dan janganlah kamu mati kecuali
dalam keadaan muslim (QS. 3 Ali-Imron: 102).
Sedangkan menurut Ahmad D Marimba yang
dikutip oleh Halim Soebahar, menyatakan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah
terbentuknya muslim. Dan menurutnya bahwa tujuan demikian identik dengan tujuan
hidup setiap muslim. Adapun tujuan hidup seorang muslim adalah menghamba kepada
Allah yang berkaitan dengan firman Allah Surat Dzariat 56 yang berbunyi :
وما خلقت الجن والانس الا ليعبدون
Artinya: “Dan aku (Allah) tidak menjadikan jin dan
manusia melainkan untuk meyembah-Ku”.
Dan masih banyak beberapa deskripsi yang
membahas tentang tujuan pendidikan Islam seperti konfrensi pendidikan di
Islamabat tahun 1980, bahwa pendidikan harus merealisasikan cita-cita
(idealitas) Islam yang mencakup pengembangan kepribadian muslim secara
meyeluruh yang harmonis yang berdasarkan fisiologis dan psikologis maupun yang
mengacu kepada keimanan dan sekaligus berilmu pengetahuan secara
berkeseimbangan sehingga terbentuklah muslim yang paripurna, berjiwa tawakkal
secara total kepada Allah sebagaimana firman Allah Surat Al-An’am Ayat 162:
قل ان صلاتي ونسكي ومحياي ومماتي لله رب
العلمين
Artinya: “Katakanlah sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan
matiku hanya bagi Allah, tuhan semesta alam”. Imam Al-Ghazali mengatakan tujuan
penddikan Islam adalah untuk mencapai kesempurnaan manusia yang mendekatkan
diri kepada Allah dan bertujuan meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
(Langgulung, 1990: 9).
Maka dari pada itu, tujuan pendidikan Islam
dirumuskan dalam nilai-nilai filosofis yang termuat dalam filsafat pendidikan
Islam. Seperti halnya dasar pendidikannya, maka tujuan pendidikan Islam juga
identik dengan tujuan Islam itu sendiri. Sedanagkan Muhammad Umar Altomi Al-Zaibani
yang dikutip oleh Djalaluddin, mengatakan tujuan pendidikan Islam adalah untuk
mempertinggi nilai-nilai akhlak hingga mencapai akhlak ul karimah. Tujuan ini
sama dan sebangun dengan tujuan yang akan dicapai oleh misi kerasulann yaitu
“membimbing manusia agar berakhlak mulia”. (2001: 90).
Maka dengan demikian tujuan pendidikan Islam
yang berdasarkan deskripsi di atas ialah menanamkan makrifat (kesadaran) dalam
diri manusia terhadap dirinya sendiri selaku hamba Allah, kesadaran selaku
anggota masyarakat yang harus meiliki rasa tanggung jawab sosial terhadap
pembinaan masyarakatnya, serta menanamkan kemampuan manusia untuk menolak,
memanfaatkan alam sekitar sebagai ciptaan Allah bagi kepentingan kesejahteraan
manusia, dan kegiatan ibadahnya kepada pencipta alam itu sendiri.
Telah kita ketahui, bahwa dasar tujuan
pendidikan ditiap-tiap negara itu tidak selalu tetap sepanjang masa, melainkan
sering mengalami perubahan atau pergantian, sesuai dengan perkembangan zaman.
Perumbakan itu biasanya akibat dari pertentangan pendirian atau ideologi yang
ada di dalam masyarakat itu. Hal ini kerap kali terjadi lebih-lebih di negara
yang belum stabil kehidupan politiknya, karena mereka yang bertentangan itu
sadar bahwa pendidikan memegang peranan penting sebagai generasi bangsa.
Sama halnya dengan tujuan pendidikan di
Indonesia juga selalu berubah-rubah, dikarenakan kondisi dan situasi politiknya
tidak stabil. Hal ini dibuktikan mulai tahun 1946 sampai pada saat sekarang.
Dengan demikian tujuan pendidikan itu tidak berdiri sendiri, melainkan
dirumuskan atas dasar hidup bangsa dan cita-cita negara dimana pendidikan itu
dilaksanakan. Sikap hidup itu dilandasi oleh norma-norma yang berlaku bagi
semua warga negara.
Oleh karena itu, sebelum seseorang
melaksanakan tugas kependidikannya, terlebih dahulu harus memahami falsafah
negara, supaya norma yang melandasi hidup bernegara itu tercermin dari
tindakannya, agar pendidikan yang diarahkan kepada pembentukan sikap posisi
pada peserta didik hendaknya diperhitungkan pula bahwa manusia muda (peserta
didik) itu tidak hidup tersendiri di dunia ini. (Uhbiyati, dkk,2001:135-139)
0 komentar:
Posting Komentar