Proses pembelian diawali ketika seseorang mendapatkan
stimulasi yang mendorong pertimbangan pembelian barang atau jasa
tertentu. Stimulasi berupa :
Commercial cues, yaitu stimulasi berupa promosi perusahaan
Social cues, adalah stimulasi dari kelompok referensi yang dijadikan
panutan. Kelompok referensi diklasifikasikan ke dalam beberapa
kategori, yaitu :
♦ Frekuensi kontak ; kelompok primer dan kelompok skunder
♦ Sifat keanggotaan ; symbolic group dan membership group
♦ Tingkat formalitas ; kelompok informal dan kelompok formal
♦ Kebebasan memilih ; ascribed group dan choice group
Sementara itu, Sheth, et al. (1991) menegaskan bahwa prilaku konsumsi
setias individu dipengaruhi oleh lima kebutuhan utama di bawah ini.
1. Kebutuhan fungsional
Suatu barang/jasa bisa memuaskan kebutuhan ini melalui
tujuan/kegunaan fisik atau fungsionalnya. Misalnya sabun cuci
membersihkan kotoran.
2. Kebutuhan sosial.
Suatu barang/jasa dapat memuaskan kebutuhan sosial melalui
asosiasinya dengan segmen demografi, sosioekonomis, atau etnik
kultur masyarakat tertentu
3. Kebutuhan emosional
Kebutuhan ini terpuaskan melalui penciptaan emosi dan perasaan
yang tepat, misalnya rasa senang seseorang menerima kado.
4. kebutuhan episdemik
yaitu kebutuhan manusia untuk mengetahui atau mempelajari
suatu yang baru. Pemuasnya dapat direalisasikan dengan berbagai
cara, misalnya nonton TV.
5. kebutuhan situasional.
Produk-produk tertentu dapat memeuaskan kebutuhan yang
bersifat situasional atau tergantung pada waktu dan tempat.
Misalanya, kebutuhan akan reparasi mobil darurat selama
perjalanan ke luar kota.
Sementara itu, keinginan merupakan hasrat akan pemuasa
tertentu dari suatu kebutuhan. Keinginan lebih bersiafat contexs-driven
sehingga lebih mudah berubah dibandingkan kebutuhan. Orang biasa
saja memiliki kebutuhan yang sama, tetapi keinginan berbeda-beda.
Kehadiran dan pertumbuhan pasar electronic retailers telah
menghadirkan platform ritel alternatif yang menawarkan kenyamanan,
kemudahan, kecepatan, fleksibelitas dan pelayanan. Aspek hiburan
dalam dunia ritel ( entertailing ) mulai banyak diimplementasikan
sebagai alat bersaing utama. Sehubungan dengan pentingnya aspek
entertailing berbagai upaya telah dilakukan umntuk memahami motif –
motif hedonis yang mendororng konsumen untuk berbelanja. Studi
eksploratoris kualitatif dan kuantitatif yang dilakukan Arnold & Reynolds
( 2003 ) mengidentifikasikan enam faktor motivasi belanja hedonis :
1. Adventure shopping, yaitu belanja untuk petualangan
2. Social shopping, yaitu belanja untuk menikmati kebersamaan dan
berinteraksi dengan orang lain
3. Gratification shopping, yaitu berbelanja sebagai perlakuan khusus
bagi diri sendiri
4. Idea shopping, yaitu berbelanja untuk mengikuti tren dan inovasi
baru
5. Role shopping, kesenangan berbelanja untuk orang lain
6. Value shopping, yaitu berbelanja untuk mendapatkan harga khusus
Category:
Pengantar Bisnis
0
komentar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar