Seiring dengan laju perkembangan masyarakat,
maka pendidikan pesantren baik tempat, bentuk hingga substansinya telah jauh
mengalami perubahan. Pesantren tidak lagi sesederhana seperti apa yang
digambarkan seseorang, akan tetapi pesantren dapat mengalami perubahan sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangan zaman.
Menurut Yacub yang dikutip oleh Khozin
mengatakan bahwasanya ada beberapa pembagian pondok pesantren dan tipologinya
yaitu :
1.
Pesantren Salafi, yaitu
pesantren yang tetap mempertahankan
pelajarannya dengan kitab-kitab klasik dan
tanpa diberikan pengetahuan umum. Model pengajarannyapun sebagaimana yang lazim
diterapkan dalam pesantren salaf, yaitu dengan metode sorogan dan weton.
2.
Pesantren Khalafi, yaitu
pesantren yang menerapkan sistem pengajaran klasikal (madrasi), memberikan ilmu
umum dan ilmu agama, serta juga memberikan pendidikan keterampilan.
3.
Pesantren Kilat, yaitu
pesantren yang berbentuk semacam training dalam waktu relatif singkat, dan
biasanya dilaksanakan pada waktu libur sekolah. Pesantren ini menitik beratkan
pada keterampilan ibdah dan kepemimpinan. Sedangkan santrinya terdiri dari
siswa sekolah yang dipandang perlu mengikuti kegiatan keagamaan dipesantren
kilat.
4.
Pesantren terintegrasi, yaitu
pesantren yang lebih menekankan pada pendidikan vocasional atau kejuruan,
sebagaimana balai latihan kerja di Departemen Tenaga Kerja, dengan program yang
terintegrasi. Sedangkan santrinya mayoritas berasal dari kalangan anak putus
sekolah atau para pencari kerja. (2006:101)
Sedangkan menurut Mas’ud dkk, ada beberapa
tipologi atau model pondok pesantren yaitu :
1.
Pesantren yang mempertahankan
kemurnian identitas aslinya sebagai tempat menalami ilmu-ilmu agama (tafaqquh
fi-I-din) bagi para santrinya. Semua materi yang diajarkan dipesantren ini
sepenuhnya bersifat keagamaan yang bersumber dari kitab-kitab berbahasa arab
(kitab kuning) yang ditulis oleh para ulama’ abad pertengahan. Pesantren model
ini masih banyak kita jumpai hingga sekarang, seperti pesantren Lirboyo di
Kediri Jawa Timur, beberapa pesantren di daeah Sarang Kabupaten Rembang, Jawa
tengah dan lain-lain.
2.
Pesantren yang memasukkan
materi-materi umum dalam pengajarannya, namun dengan kurikulum yang disusun
sendiri menurut kebutuhan dan tidak mengikuti kurikulum yang ditetapkan
pemerintah secara nasional sehingga ijazah yang dikeluarkan tidak mendapatkan
pengakuan dari pemerintah sebagai ijazah formal.
3.
Pesantren yang menyelenggarakan
pendidikan umum di dalamnya, baik berbentuk madrasah (sekolah umum berciri khas
Islam di dalam naungan DEPAG) maupun sekolah (sekolah umum di bawah DEPDIKNAS)
dalam berbagai jenjangnya, bahkan ada yang sampai Perguruan Tinggi yang tidak
hanya meliputi fakultas-fakultas keagamaan meliankan juga fakultas-fakultas
umum. Pesantren Tebu Ireng di Jombang Jawa Timur adalah contohnya.
Pesantren yang
merupakan asrama pelajar Islam dimana para santrinya belajar disekolah-sekolah
atau perguruan-perguruan tinggi diluarnya. Pendidikan agama dipesantren model
ini diberikan diluar jam-jam sekolah sehingga bisa diikuti oleh semua
santrinya. Diperkirakan pesantren model inilah yang terbanyak jumlahnya
0 komentar:
Posting Komentar