Dunia telah mengalami
polarisasi dari dua kekuatan sistem ekonomi, ditandai dengan adanya dua negara
adidaya sebagai representasi dari dua sistem ekonomi tersebut, Amerika dan
Sekutu Eropa Baratnya merupakan bagian kekuatan dari Sistem Ekonomi Kapitalis,
sedangkan Sistem Ekonomi Sosialis diwakili oleh Uni Soviet dan Eropa Timur
serta negara China dan Indochina seperti Vietnam dan Kamboja. Dua Sistem
Ekonomi ini lahir dari dua muara Ideologi yang berbeda sehingga Persaingan dua
Sistem Ekonomi tersebut, hakikatnya merupakan pertentangan dua ideologi politik
dan pembangunan ekonomi. Posisi negara Muslim setelah berakhirnya Perang Dunia
ke-2 menjadi objek tarik menarik dua kekuatan ideologi tersebut, hal ini
disebabkan tidak adanya Visi rekonstruksi pembangunan ekonomi yang dimiliki
para pemimpin negara muslim dari
sumber Islami orisinil pasca kemerdekaan
sebagai akibat dari pengaruh penjajahan dan kolonialisme barat.
Dalam perjalanannya dua Sistem Ekonomi tersebut jatuh bangun, Sistem Kapitalis - yang
berorientasi pada pasar - sempat hilang pamornya setelah terjadi Hyper
Inflation di Eropa tahun 1923 dan masa resesi 1929 – 1933 di Amerika Serikat
dan negara Eropa lainnya. Sistem Kapitalis dianggap gagal dalam menciptakn
kesejahteraan masyarakat dunia akibat dampak sistem yang di kembangkannya.
Momentum ini digunakan oleh Keynesian untuk
menerapkan Sistem Ekonomi Alternatif – yang telah berkembang ideologinya-
dipelopori oleh Karl mark, sistem ini berupaya menghilangkan perbedaan pemodal
dari kaum baruh dengan Sistem Ekonomi tersentral, dimana negara memiliki
otoritas penuh dalam menjalankan roda perekonomian, tetapi dalam perjalanannya
sistem ini pun tidak dapat mencarikan jalan keluar guna mensejahterakan
masyarakat dunia sehingga pada akhir dasawarsa 1980-an dan awal dekade 1990-an
hancurlah Sistem Ekonomi tersebut ditandai dengan runtuhnya tembok Berlin dan
terpecahnya Negara Uni Soviet menjadi beberapa bagian.
Awal tahun 1990-an dunia
seakan hanya memiliki satu Sistem Ekonomi yaitu Ekonomi Orientasi Pasar dengan
perangkat bunga sebagai penopang utama, negara-negara Sosialispun bergerak
searah dengan trend yang ada sehingga
muncullah istilah neososialis yang sesungguhnya adalah modifikasi Sistem
Sosialis dan perubahannya kearah sistem “Mekanisme Pasar”.
Tetapi walaupun modifikasi
Sistem Ekonomi Pasar dan Neososialis yang dijalankan pasca Perang Dunia ke-2
menuju kearah dualisme Sistem Ekonomi, tetap belum mampu untuk mencari solusi dari krisis dan
problematika ekonomi dunia[1]
diantaranya inflasi, krisis moneter Internasional,Problematika Pangan,
Problematika hutang negara berkembang dll. Disaat yang sama negara-negara dunia
ketiga mengalami masalah keterbelakangan dan ketertinggalan dalam seluruh
aspek, penyebab utamanya adalah negara tersebut memakai model pembangunan
negara barat yang tidak selalu sesuai dengan kondisi Ekonomi, Sosial dan
Politik negara dunia ketiga hingga tidak akan pernah dapat menyelesaikan
permasalahan yang ada.[2]
Bersama dengan problematik dunia tersebut, adanya suara nyaring untuk menemukan
Sistem Ekonomi dunia baru yang dapat mensejahterakan masyarakat dunia atas
dasar Keadilan,dan persamaan Hak.
0 komentar:
Posting Komentar