Radioaktif iodin adalah salah satu isotop radioaktif. Jenis
isotop radioaktif iodin yang digunakan dalam bidang kedokteran adalah I-123 dan
I-131. Radioaktif iodin ini berkonsentrasi dalam kelenjar tiroid sama seperti
iodium pada umumnya sehingga dapat digunakan untuk diagnosis maupun pengobatan.
Untuk diagnosa digunakan I-123 sedangkan untuk pengobatan yang bertujuan untuk
menghancurkan kelenjar tiroid adalah I-131. Radioaktif iodin yang tidak berada
di dalam tiroid akan segera dieliminasi dari tubuh melalui kelenjar keringat
dan urine.
1. Sebagai
Alat Diagnosa
I-123 adalah isotop yang digunakan untuk dapat melihat
gambaran kelenjar tiroid. Cukup dengan menelan I-123 dalam dosis kecil, maka
dalam jangka waktu 3-6 jam sudah dapat diambil gambarannya. Kamera yang digunakan
serupa dengan X-ray atau CT scan. Isotop ini tidak mempunyai efek samping dan
tidak berbahaya bagi pemakainya.
2. Sebagai
Alat Terapi Hipertiroid Dan Post Operatif
I-131 digunakan sebagai terapi pengobatan untuk kondisi
tiroid yang over aktif atau kita sebut hipertiroid. I-131 ini sendiri adalah
suatu isotop yang terbuat dari iodin yang selalu memancarkan sinar radiasi.
Jika I-131 ini dimasukkan kedalam tubuh dalam dosis yang kecil, maka I-131 ini
akan masuk ke dalam pembuluh darah traktus gastrointestinalis. I-131 dan akan
melewati kelenjar tiroid yang kemudian akan menghancurkan sel-sel glandula
tersebut. Hal ini akan memperlambat aktifitas dari kelenjar tiroid dan dalam
beberapa kasus dapat merubah kondisi tiroid yang semula overactive menjadi underactive.
I-131 digunakan untuk terapi graves’ disease, goiter, tiroid
nodul, dan karsinoma tiroid. Seorang ahli bedah tiroid dapat mengeluarkan
seluruh bagian dari tiroid dengan komplikasi bedah yang paling minimal,
sedangkan I-131 digunakan untuk menghancurkan kelenjar yang masih tersisa.
Dalam keadaan ini, tidak diperkenankan menggunakan hormon pengganti selama
beberapa minggu setelah terapi dengan tujuan menurunkan level hormon tiroid
hingga dibawah normal. Dengan demikian, I-131 dapat bekerja secara maksimal
untuk menghancurkan tiroid yang tersisa. Pengobatan dengan cara ini dapat
secara signifikan menurunkan kemungkinan timbulnya kembali kanker tiroid dan
meningkatkan kemampuan dokter untuk mendeteksi dan mengobati kanker yang
mungkin berulang..
3. Sebagai
Terapi Definitif Untuk Karsinoma Tiroid Persisten.
Semua penderita kanker harus mendapatkan follow-up yang
reguler oleh ahli endokrinologi. Jika dari hasil follow up diketahui bahwa
masih ada kanker tiroid yang tersisa dan bersifat persisten atau rekuren, maka
ahli endokrinologi diperbolehkan untuk memberikan dosis tambahan I-131. Pasien
dengan kanker tiroid residual atau telah menyebar ke regio belakang leher,
dapat melakukan scanning menggunakan radioaktif.
4. Dosis
Yang Digunakan
Dosis yang digunakan adalah sebagai berikut:
·
Dosis kecil, yaitu sebesar 5-30 millicuries
(mCi) pada penderita hipertiroid
·
Dosis sedang yaitu 25-75 mCi digunakan untuk
mengecilkan ukuran tiroid yang membesar tetapi mempunyai fungsi yang normal.
·
Dosis besar yaitu 30-200mCi digunakan untuk
menghancurkan sel kanker tiroid.
Bila ahli radiologi akan memberikan dosis yang lebih tinggi,
maka penderita akan diminta untuk tinggal di dalam ruang yang terisolasi selama
24 jam untuk menghindari paparan dengan orang lain
5. Prosedur
Pelaksanaan
I-131 ditelan dalam bentuk dosis tunggal dengan bentuk kapsul
atau cair dan dengan cepat masuk ke dalam pembuluh darah traktus
gastrointestinalis, masuk ke dalam kelenjar tiroid dan mulai menghancurkan
kelenjar tiroidnya. Efeknya baru akan terlihat dalam jangka waktu satu sampai
tiga bulan dengan efek maksimal tiga sampai enam bulan setelah pengobatan.
6. Efek
Samping
Efek samping dari terapi ini pada umumnya adalah timbulnya
rasa nyeri setelah pengobatan dan pembengkakan kelenjar ludah. Untuk hal ini,
maka penderita boleh diberikan obat simptomatik seperti aspirin, ibuprofen atau
asetaminofen.
7. Pengawasan
Seseorang yang sedang dalam terapi I-131 ini sebenarnya
diperbolehkan pulang ke rumah, dengan catatan tidak boleh melakukan kontak yang
terlalu dekat dan lama dengan orang lain untuk beberapa hari terutama wanita
hamil dan anak-anak. I-131 akan keluar dari tubuh selama dua hari pertama
pengobatan, terutama melalui urin. Selain itu juga ada yang diekskresikan dalam
kelenjar liur, kelenjar keringat, kelenjar air mata, sekresi cairan vagina dan
feses. Akan lebih baik lagi, bila seseorang yang sedang menjalani terapi ini
beristirahat selama beberapa hari, terutama yang pekerjaan sehari-harinya
kontak dngan anak-anak dan wanita hamil.
Nuclear Regulatory Commission
merekomendasikan sebagai berikut:
·
Gunakan fasilitas toilet pribadi, jika ada, dan
cucilah dua kali lebih banyak setelah menggunakannya
·
Mandi setiap hari dan cucilah tangan sesering
mungkin
·
Minum cairan dalam jumlah yang normal
·
Gunakanlah alat makan yang disposabel atau
pisahkan dengan alat makan yang lain saat mencucinya
·
Cuci pakaian dan semua yang kontak dengan tubuh
tiap hari dan harus dipisah dari pakaian anggota keluarga yang lain. Tidak
diperlukan teknik pencucian yang khusus
·
Jangan menyiapkan makanan kepada orang lain jika
mengharuskan penderita kontak tangan lama dengan makanan tersebut
Ingat, bahwa I-131 yang diberikan selama periode kehamilan
akan berakibat rusaknya kelenjar tiroid pada bayi. I-131 dapat masuk ke dalam
tubuh bayi melalui air susu penderita. Karena itulah kebanyakan para ahli
menunda terapi pada wanita yang sedang dalam masa menyusui. Selain itu,
kehamilan sebisa mungkin ditunda paling tidak enam sampai 12 bulan setelah
terapi karena adanya paparan radiasi pada ovarium. Terapi ini memerlukan suatu
keahlian khusus, karena itulah mereka yang terlibat langsung dalam bagian
pengobatan ini adalah para ahli radiologi yang telah mendapat pelatihan khusus
di bidang kedokteran nuklir, termasuk juga para ahli endokrinologi, onkologi,
ahli bedah dan petugas lapangan.
0 komentar:
Posting Komentar