Melihat Manfaat Hedging dalam Bursa Berjangka
Istilah hedging atau lindung nilai umumnya lebih dikenal dalam rangka transaksi yang terkait dengan
perbankan. Sebenarnya, hedging ini juga banyak dipakai pada transaksi perdagangan komoditas. Dalam
sejarahnya, CBOT (Chicago Board of Trade) itu dibentuk tahun 1848 oleh para pengusaha pertanian di Amerika
sebagai solusi atas fluktuasi harga komoditas biji-bijian (grains). Saat itu diperkenalkan transaksi forward
contract yang kemudian berkembang menjadi futures contract (kontrak berjangka).
Pengertian hedging di pasar komoditas adalah proteksi dari risiko kerugian akibat fluktuasi harga. Hedging ini
dapat dilaksanakan melalui bursa berjangka dengan membuka kontrak beli atau jual atas suatu komoditas
sejalan dengan perdagangan komoditas tersebut di pasar fisik.
Para pelaku hedging ini biasa disebut hedger, yang terdiri atas hedger pembeli (hedge long) dan hedger
penjual. Hedger Pembeli umumnya berencana akan membeli komoditas di pasar fisik di masa yang akan
datang. Untuk melindungi transaksinya dari fluktuasi, misalnya kenaikan harga di masa mendatang, hedger
membeli kontrak berjangka saat ini dengan posisi buy (beli). Buying Hedge demikian umumnya dilakukan
oleh kalangan eksportir, prosesor, pengguna bahan baku seperti pabrik, dan sebagainya. Fungsinya terutama
menjaga kestabilan harga dan kontinuitas pasokan.
Sebagai contoh, misalnya pengusaha pabrik sirop yang sangat bergantung dengan harga gula sebagai bahan
baku utama. Bila diperkirakan harga gula akan meningkat, maka untuk menjaga kestabilan anggaran biaya,
pengusaha tersebut dapat membuka kontrak beli komoditas gula berjangka sebagai bentuk hedging. Dengan
demikian ketika harga gula naik, kerugian dari transaksi fisik dapat ditutup dengan keuntungan dari pasar
berjangka.
Hal yang sama dapat dilakukan juga oleh, misalnya perusahaan maskapai penerbangan, dalam mengatasi
lonjakan harga bahan bakar avtur atau jet oil. Kepastian atas kestabilan harga komponen biaya utama ini --
melalui proses hedging--akan mempermudah dilaksanakannya manajemen dan proyeksi keuangan perusahaan.
Hedger Penjual atau hedge short adalah hedger yang akan menjual komoditas tertentu di pasar fisik di masa
yang akan datang. Untuk melindungi harga penjualan komoditasnya, hedger akan membuka kontrak berjangka
sekarang dengan posisi short (jual).
Selling hedge biasanya dilakukan oleh para produsen, terutama para petani, dengan tujuan untuk melindungi
dari kemungkinan penurunan harga komoditas pada waktu misalnya panen.
Heging jual ini dapat dimanfaatkan seyogyanya oleh para pengusaha pertanian atau koperasi-koperasi tani
sehingga petani tidak mengalami kerugian pada waktu musim panen akibat turunnya harga di pasar fisik.
Pelaku hedging ini, baik hedge long maupun hedge short, kemudian harus meng-offset (menutup) kontrak
yang telah diambil pada waktunya. Jika hedger tadi mengambil posisi beli di pasar berjangka, maka dia harus
menutup transaksi dengan menjualnya di bursa berjangka. Sedangkan hedger jual harus menutup kontrak
dengan posisi beli di pasar berjangka.
Banyak pihak di negara kita yang sebenarnya bisa memperoleh manfaat dari transaksi hedging ini, yakni para
produsen komoditas, petani, pengusaha, konsumen, investor, juga bursa berjangka –dalam hal ini Bursa
Berjangka Jakarta (BBJ)-- serta pialang berjangka bila jenis transaksi tersebut digiatkan. Indonesia sebagai
salah satu negara komoditas utama di dunia sangat berpotensi untuk mengembangkan lebih jauh pasar
berjangka dengan salah satu manfaatnya dilakukan transaksi lindung nilai fluktuasi harga komoditas.
Barangkali, Anda dapat ikut berperan di dalamnya.
Category:
Pengetahuan
0
komentar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar