-
Metode
pengamatan
-
Metode
Metode test
-
Metode
Pertanyaan
Kriteria pertanyaan yang efektif menurut fox yang dikutip Sevilla (1988) terdiri atas:
a. Kejelasan bahasa yang digunakan
b. Ketegasan isi dan periode waktu
c. Bertujuan tunggal
d. Bebas dari asumsi
e. Bebas dari saran
f.
Kesempurnaan dan konsistensi
tata bahasa
4. Teknik membuat skala
·
Skala likert
Skala likert berhubungan dengan pernyataan tentang
sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju - tidak setuju, senang -
tidak senang, dan baik - tidak baik. Responden diminta mengisi pernyataan dalam
skala ordinal berbentuk verbal dalam jumlah kategori tertentu bisa 3,5,7 (agar
dapat menampung kategori yang netral) atau memasukkan kategori “tidak tahu”.
Langkah-langkah penyusunan skala likert:
a.
Kumpulkan sejumlah pernyataan yang sesuai dengan sikap
yang akan diukur dan dapat diidentifikasikan dengan jelas (positif atau
tidak positif).
b.
Berikan pernyataan-pernyataan di atas kepada
sekelompok responden untuk diisi dengan benar.
c.
Respons dari tiap pernyataan dihitung dengan cara
menjumlahkan angka-angka dari setiap pernyataan sedemikian rupa sehingga respon
yang berada pada posisi yang sama akan menerima secara konsisiten nilai angka
yang selalu sama.
d.
Selanjutnya, mencari pernyataan-pernyataan yang tidak
dapat dipakai dalam penelitian, patokannya adalah : Pernyataan yang tidak diisi
lengkap oleh responden dan pernyataan responden yang secara total tidak menunjukkan korelasi yang substansial dengan
nilai totalnya.
e.
Pernyataan – pernyataan hasil saringan akhir akan
membentuk skala likert yang dapat dipakai untuk mengukur skala sikap serta
menjadi kuesioner baru untuk pengumpulan data berikutnya.
·
Skala Guttman
Skala Guttman hanya
mengukur satu dimensi dari suatu variabel yang memiliki beberapa dimensi,
selain itu skala inipun merupakan bentuk skala yang kumulatif.
Skala Guttman
mengatakan bahwa suatu atribut universal mempunyai dimensi satu jika atribut
ini menghasilkan suatu skala kumulatif yang paling tidak mendekati perfek,
yaitu jika semua respon dapat diatur sama seperti pola berikut ini
setuju
|
|
Tidak setuju
|
||||||||
Skor
|
4
|
3
|
2
|
1
|
|
Skor
|
4
|
3
|
2
|
1
|
4
|
x
|
x
|
x
|
x
|
|
0
|
x
|
x
|
x
|
x
|
3
|
|
x
|
x
|
x
|
|
1
|
|
x
|
x
|
x
|
2
|
|
|
x
|
x
|
|
2
|
|
|
x
|
x
|
1
|
|
|
|
x
|
|
3
|
|
|
|
x
|
0
|
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
Dalam skala guttman terdapat indikator untuk menujukkan apakah skala ini
dapat digunakan atau tidak. Indikator adalah tersebut adalah Koefisien
Reprodusibilitas dan Koefisien skalabilitas.
Koefisien reprodusibilitas adalah suatu besaran yang mengukur
derajat ketepatan alat ukur yang dibuat (daftar pertanyaan) Skalan Guttman
menghendaki nilai koefisien reprodusibilitas > 0.90
Koefisien skalabilitas merupakan skala yang mengukur apakah
penyimpangan pada skala reprodusibilitas masih dalam batas yang dapat
ditaoleli. Skalan Guttman menghendaki nilai koefisien Skalabilitans > 0.60
Rumus koef. reprodusibilitas
Kr = 1 – (e/n)
Kr = koefisien reprodusibilitas
e =
jumlah error
n = total kemungkinan jawaban
|
Rumus koef skalabilitas
Ks = 1 – (e/p)
Ks = koefisien skalabilitas
e =
jumlah error
p =
jumlak kesalahan terjadi
|
Contoh Kasus:
1.
Susunan pertanyaan:
a.
Apakah kebutuhan sosialisasi anda terpenuhi
b.
Apakah kebutuhan sandang, pangan, papan anda terpenuhi
c.
Apakah kebutuhan
aktualisasi anda terpenuhi
d.
Apakah kebutuhan akan rasa aman anda terpenuhi
e.
Apakah kebutuhan akan penghargaan anda terpenuhi
2.
Kumpulan jawaban dan
susun dalam skala guttman
Responden
|
Pertanyaan
|
|||||
5
|
4
|
2
|
3
|
1
|
Total
|
|
A1
|
X
|
X
|
|
|
|
|
A2
|
|
X
|
X
|
|
|
|
A3
|
X
|
|
X
|
|
|
|
X
|
|
|||||
A5
|
X
|
|
||||
X
|
|
|||||
A7
|
X
|
|
||||
X
|
|
|||||
A9
|
X
|
|
||||
X
|
|
|||||
Total ”ya”
|
9
|
8
|
7
|
7
|
6
|
37
|
Total error
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
3
|
Kr = 0,94 (skala guttman dapat digunakan krn kr > 0.90)
Ks = 0,64 (skala gutman tidak dapat digunakan krn ks <
0.60)
Cara membuat kuesioner
·
Komponen
inti kuesioner, Emory (1995):
a.
Subyek
b.
Adanya
ajakan
c.
Adanya
petunjuk pengisian kuesioner
d. Adanya pertanyaan
maupun pernyataan beserta tempat mengisi jawaban, baik secara tertutup, semi
tertutup ataupun terbuka.
·
Kuesioner
sebagai kertas kerja (lihat buku riset akuntansi Husein Umar, 2001, hal 99)
2.
Simbol-simbol desain
·
Simbol
dalam sistem informasi akuntansi (liht referensi buku SIA)
3.
Formulir
·
Formulir merupakan secarik
kertas yang memiliki ruang untuk diisi, berupa blangko-blangko untuk mencatat
suatu transaksi. Formulir yang telah diisi dan dijadikan arsip dinamakan
dokumen.
·
Formulir dapat digolongkan
berdasarkan tujuan penggunaannya, misalnya minta dilakukannya tindakan, bukti
permintaan, penawaran dll.
·
Beberapa
dasar merancang formulir (lihat buku riset akuntansi Husein Umar, 2001, hal
104)
·
Kapan formulir diperlukan
a. Jika kejadian harus dicatat
b.
Jika
informasi tertentu harus dicatat berulang kali
c.
Jika
berbagai informasi yang saling berhubungan perlu disatukan dalam tempat yang
sama
d.
Jika
dibutuhkan untuk menetapkan tanggung jawab terjadinya transaksi.
·
Faktor dalam merancang
formulir.
a.
siapa
yang membutuhkan atau yang mendapatkan informasi dlm formulir
b.
adakah
formulir lain yang sekarang digunakan memiliki informasi yang sama
c.
elemen
apa yang hrs dicantumkan dlm formulir
d.
apakah
formulir tsb memerlukan tulisan tangan atau pemrosean mesin
e.
apakah
formulir tersebut diisi dengan pinsil, tinta, mesin ketik dll
f.
apakah
formulir akan diarsip
0 komentar:
Posting Komentar