The Cost life cycle merupakan urutan aktivitas
dalam perusahaan mulai dari
riset dan
pengembangan, kemudian desain,
produksi
(atau penyediaan jasa),
pemasaran/distribusi,
dan pelayanan kepada
pelanggan.
The Sales life cycle merupakan urutan atau
fase-fase hidup produk dan
jasa dipasar mulai
dari pengenalan produk atau
jasa sampai pada
pertumbuhan dalam penjualan
dan akhirnya
kematangan, penurunan dan
penarikan dari
pasar. 
Target biaya =Harga kompetitif
– laba yang diharapkan.
   Perusahaan mempunyai dua pilihan untuk menurunkan biaya sampai
pada level ‘target biaya/target cost’ :
   
Dengan cara mengintegrasikan teknologi pemenufakturan
baru, menggunakan teknik-teknik manajemen biaya yang canggih seperti ‘activity
based costing’, dan mencari produktivitas yang lebih tinggi melalui perbaikan
organisasi dan hubungan tenaga kerja, perusahaan akan dapat menurunkan biaya.
   
Dengan melakukan desain ulang terhadap produk atau
jasa perusahaan dapat menurunkan biaya sampai mencapai level ‘target
biaya/target cost’
              Banyak perusahaan menggunakan kedua metode,
yaitu pengendalian operasional
untuk meningkatkan 
produktivitas dan ‘target
costing’ untuk merancang
produk dengan biaya rendah.
Lima tahap pengimplementasian
pendekatan ‘target
costing’ :
•          
Menetukan harga pasar
•          
Menetukan laba yang diharapkan
•          
Menghitung taget biaya (target cost) pada harga
pasar dikurangi laba yang diharapkan
•          
Menggunakan rekayasa nilai (value) untuk
mengidentifikasi cara yang dapat menurunkan biaya produk
•          
Menggunakan ‘kaizen costing’ dan pengendalian
operasional untuk terus menurunkan biaya.
Rekayasa nilai (value) digunakan dalam target
costing untuk menurunkan biaya produk dengan cara menganalisis ‘trade off’
antara (1) jenis dan level yang berbeda dalam fungsionalitas produk dan (2)
biaya produk total.
Analisis fungsional adalah bentuk umum dari
rekayasa nilai untuk pengkajian kinerja dan biaya dari masing-masing fungsi atau
ciri utama produk
Analisis desain merupakan bentuk umum dari
rekayasa nilai (value) untuk produk dalam kelompok kedua, yaitu
produk-produk industri dan produk khusus. 
       Tim desain menyiapkan beberapa desain produk yang mungkin,
masing-masing mempunyai keistimewaan yang serupa yang mempunyai tampilan dan
biaya yang berbeda.
       TEORI KENDALA (THEORY OF CONTSTRAINT)
         Kebalikan dari ‘target costing’ yang berfokus pada tahap
awal dari ‘cost life cycle’, teori kendala (the theory of constraint)
berfokus pada aktivitas produksi (pemanufakturan).
       Langkah-langkah dalam analisis teori kendala (theory of
Constraint/TOC ) 
       Lima langkah dalam analisis TOC :
       1. Mengidentifikasi kendala yang mengikat
       2. Menetukan pemanfaatan yang paling   
      efisien untuk setiap kendala yang
mengikat
       3. Mengelola aliran sepanjang kendala 
      mengikat
  4. Menambah kapasitas pada kendala yang 
           mengikat
       5. Merancang ulang proses pemanufakturan 
           ke arah
fleksibilitas dan ‘throughput’ yang 
      cepat 
ABC dan Teori Kendala (Theory
of Constraint)
   Activity-based costing (ABC)
biasanya digunakan dalam perusahaan yang menggunkan metode manajemen biaya
seperti target costing dan teori kendala (theory of constraint). ABC
digunakan untuk menilai profitabilitas produk, seperti TOC yang telah
diilustrasikan sebelumnya. Perbedaannya adalah bahwa TOC menggunakan pendekatan
jangka pendek dalam melakukan analisis profitabilitas, sementara ABC
menggunakan analisis jangka panjang. Analisis TOC mempunyai fokus jangka pendek
karena TOC hanya menekan pada biaya yang berkaitan dengan bahan, sementara ABC
memasukkan semua biaya produk.
       LIFE CYCLE  COSTING
       Perbandingan Metode TOC dan ABC Costing
       Total biaya selama siklus hidup produk sering kali dipisahkan
menjadi tiga komponen, yaitu biaya hulu, biaya produksi, dan biaya hilir.
  1. Biaya hulu
           riset dan
pengembangan
           desain : membuat
prototipe, pengujian,  
      teknis, dan pengembangan kualitas.
  2. Biaya produksi
      pembelian, biaya produksi langsung, biaya
      produksi tak langsung.
  3. Biaya hilir
           pemasaran dan
distribusi, pengemasan, 
      pengangkutan, contoh promosi, advertensi.
      pelayanan dan garansi, keluhan,
pelayanan, 
      pertanggungjawaban produk, dukungan 
      kepada pelanggan.
Sementara metode manajemen biaya cenderung hanya memfokuskan pada biaya
produksi, biaya hulu, dan biaya hilir bisa jadi mempunyai porsi yang signifikan
dari ‘total life cycle cost’,khususnya untuk industri-industri tertentu :
  1. Industri dengan porsi biaya
hulu dan biaya 
      hilir yang
tinggi :
      Farmasi dan produsen mobil
  2. Industri dengan porsi
biaya hulu tinggi:
      Software komputer, peralatan
medis dan 
      industri khusus
  3. Industri dengan porsi
biaya hilir yang 
      tinggi:
      Eceran, parfum, kosmetik,dan perlengkapan 
      toilet
       Pentingnya Desain
       faktor
keberhasilan kritis (critical success facrors) pada tahap desain adalah
:
       1. Menurunkan waktu peluncuran ke pasar
  2. Menurunkan biaya pelayanan yang 
      diharapkan
  3. Mempermudah pembuatan
  4. Perencanaan dan perancangan proses
       Basic engineering merupakan metode dimana perancang
produk bekerja secara terpisah dari pemasaran dan produksi untuk mengembangkan
desain dari rencana dan spesifikasi khusus.
       Prototyping merupakan metode dimana model fungsional
dikembangkan dan diuji coba oleh para tehnisi dan pemakaian yang dipilih untuk
percobaan.
       MANAJEMEN BIAYA SELAMA SIKLUS PENJUALAN (SALES LIFE
CYCLE)
Ø Fase 1 : Pengenalan Produk
Ø Fase 2 : Pertumbuhan
Ø Fase 3 : Kematangan
Ø Fase 4 : Penurunan


0 komentar:
Posting Komentar