Categories

Lesson 6

Blog Archive

Follower

Statistik

Get Gifs at CodemySpace.com

Target Costing {Theory of Constraints, dan Life-Cycle Costing }


The Cost life cycle merupakan urutan aktivitas
dalam perusahaan mulai dari riset dan
pengembangan, kemudian desain, produksi
(atau penyediaan jasa), pemasaran/distribusi,
dan pelayanan kepada pelanggan.

The Sales life cycle merupakan urutan atau
fase-fase hidup produk dan jasa dipasar mulai
dari pengenalan produk atau jasa sampai pada
pertumbuhan dalam penjualan dan akhirnya
kematangan, penurunan dan penarikan dari
pasar.
Target biaya =Harga kompetitif – laba yang diharapkan.


   Perusahaan mempunyai dua pilihan untuk menurunkan biaya sampai pada level ‘target biaya/target cost’ :
    Dengan cara mengintegrasikan teknologi pemenufakturan baru, menggunakan teknik-teknik manajemen biaya yang canggih seperti ‘activity based costing’, dan mencari produktivitas yang lebih tinggi melalui perbaikan organisasi dan hubungan tenaga kerja, perusahaan akan dapat menurunkan biaya.
    Dengan melakukan desain ulang terhadap produk atau jasa perusahaan dapat menurunkan biaya sampai mencapai level ‘target biaya/target cost’
              Banyak perusahaan menggunakan kedua metode,
yaitu pengendalian operasional untuk meningkatkan
produktivitas dan ‘target costing’ untuk merancang
produk dengan biaya rendah.

Lima tahap pengimplementasian pendekatan ‘target
costing’ :
           Menetukan harga pasar
           Menetukan laba yang diharapkan
           Menghitung taget biaya (target cost) pada harga pasar dikurangi laba yang diharapkan
           Menggunakan rekayasa nilai (value) untuk mengidentifikasi cara yang dapat menurunkan biaya produk
           Menggunakan ‘kaizen costing’ dan pengendalian operasional untuk terus menurunkan biaya.

Rekayasa nilai (value) digunakan dalam target costing untuk menurunkan biaya produk dengan cara menganalisis ‘trade off’ antara (1) jenis dan level yang berbeda dalam fungsionalitas produk dan (2) biaya produk total.

Analisis fungsional adalah bentuk umum dari rekayasa nilai untuk pengkajian kinerja dan biaya dari masing-masing fungsi atau ciri utama produk

Analisis desain merupakan bentuk umum dari rekayasa nilai (value) untuk produk dalam kelompok kedua, yaitu produk-produk industri dan produk khusus.
       Tim desain menyiapkan beberapa desain produk yang mungkin, masing-masing mempunyai keistimewaan yang serupa yang mempunyai tampilan dan biaya yang berbeda.

       TEORI KENDALA (THEORY OF CONTSTRAINT)
         Kebalikan dari ‘target costing’ yang berfokus pada tahap awal dari ‘cost life cycle’, teori kendala (the theory of constraint) berfokus pada aktivitas produksi (pemanufakturan).
       Langkah-langkah dalam analisis teori kendala (theory of Constraint/TOC )
      
       Lima langkah dalam analisis TOC :
       1. Mengidentifikasi kendala yang mengikat
       2. Menetukan pemanfaatan yang paling  
      efisien untuk setiap kendala yang mengikat
       3. Mengelola aliran sepanjang kendala
      mengikat
  4. Menambah kapasitas pada kendala yang
           mengikat
       5. Merancang ulang proses pemanufakturan
           ke arah fleksibilitas dan ‘throughput’ yang
      cepat
      
ABC dan Teori Kendala (Theory of Constraint)

   Activity-based costing (ABC) biasanya digunakan dalam perusahaan yang menggunkan metode manajemen biaya seperti target costing dan teori kendala (theory of constraint). ABC digunakan untuk menilai profitabilitas produk, seperti TOC yang telah diilustrasikan sebelumnya. Perbedaannya adalah bahwa TOC menggunakan pendekatan jangka pendek dalam melakukan analisis profitabilitas, sementara ABC menggunakan analisis jangka panjang. Analisis TOC mempunyai fokus jangka pendek karena TOC hanya menekan pada biaya yang berkaitan dengan bahan, sementara ABC memasukkan semua biaya produk.
       LIFE CYCLE  COSTING
       Perbandingan Metode TOC dan ABC Costing
      
       Total biaya selama siklus hidup produk sering kali dipisahkan menjadi tiga komponen, yaitu biaya hulu, biaya produksi, dan biaya hilir.
  1. Biaya hulu
           riset dan pengembangan
           desain : membuat prototipe, pengujian, 
      teknis, dan pengembangan kualitas.
  2. Biaya produksi
      pembelian, biaya produksi langsung, biaya
      produksi tak langsung.
  3. Biaya hilir
           pemasaran dan distribusi, pengemasan,
      pengangkutan, contoh promosi, advertensi.
      pelayanan dan garansi, keluhan, pelayanan,
      pertanggungjawaban produk, dukungan
      kepada pelanggan.
Sementara metode manajemen biaya cenderung hanya memfokuskan pada biaya produksi, biaya hulu, dan biaya hilir bisa jadi mempunyai porsi yang signifikan dari ‘total life cycle cost’,khususnya untuk industri-industri tertentu :

  1. Industri dengan porsi biaya hulu dan biaya
      hilir yang tinggi :
      Farmasi dan produsen mobil
  2. Industri dengan porsi biaya hulu tinggi:
      Software komputer, peralatan medis dan
      industri khusus
  3. Industri dengan porsi biaya hilir yang
      tinggi:
      Eceran, parfum, kosmetik,dan perlengkapan
      toilet


       Pentingnya Desain
       faktor keberhasilan kritis (critical success facrors) pada tahap desain adalah :
       1. Menurunkan waktu peluncuran ke pasar
  2. Menurunkan biaya pelayanan yang
      diharapkan
  3. Mempermudah pembuatan
  4. Perencanaan dan perancangan proses

       Basic engineering merupakan metode dimana perancang produk bekerja secara terpisah dari pemasaran dan produksi untuk mengembangkan desain dari rencana dan spesifikasi khusus.
       Prototyping merupakan metode dimana model fungsional dikembangkan dan diuji coba oleh para tehnisi dan pemakaian yang dipilih untuk percobaan.

       MANAJEMEN BIAYA SELAMA SIKLUS PENJUALAN (SALES LIFE CYCLE)
  
Ø Fase 1 : Pengenalan Produk
Ø Fase 2 : Pertumbuhan
Ø Fase 3 : Kematangan
Ø Fase 4 : Penurunan

0 komentar:

Posting Komentar