Kata
“ligatur” berasal dari bahasa latin-ligatura yang berarti sesuatu yang
mengikat. Prof. Dr. Roland peanok, dalam bukunya
“Dmeocratic poltical theory” memberi makna ligatur sebagai “ikatan budaya” atau
“cultural bond”. Jadi, ligature merupakan ikatan budaya yang berkembang secara
alami dalam kehidupan masyarakat, bukan karena paksaan. Ikatan tersebut
dianggap perlu dan penting untuk menjaga keutuhan dan kesatuan masyarakat
misalnya, adanya kebiasaan membangun rumah dengan gotong-royong pada masyarakat
tertentu bertujuan untuk menunjukkan sikap kebersamaan dan meringankan beban
orang lain. Karena masayarakat menyadari, memahami dan menyakini tujuan
kebiasaan tersebut, maka selanjutnya mereka mau menerapkannya dalam kehdupan
sehari-hari dengan sukarela dan “legowo”.
Pancasila
disebut sebagai ligature bangsa Indonesia karena selama ini nilai-nilai
pancasila mampu memenuhi criteria:
a.
Memiliki
daya ikat bangsa yang mampu menciptakan suatu bangsa dan negara yang kokoh.
b.
Nilai-nilai
yang terkandung dalam pancasila telah dipahami dan diyakini oleh masyarakat
yang selanjutnya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari tanpa ada paksaan.
Dengan
demikian, nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila merupakna denominator
dari nilai-nilai yang berkembang dan dimiliki oleh masyarkat sehingga memiliki
daya rekat yang kuat, karena memang dirasa sebagai miliknya. Sebagai contoh,
sila ketuhaan yagn maha esa merupakan denominator dari berbagai agama dan
berbagai kepercayaan yang berkembang di Indonesia. Setiap anggota masyarakat
memiliki kewajiban untuk beriman dan bertakwa kepada-Ny sesuai dengan agama dan
kepercayaanya. Hal ini dapat diterima baik oleh masyarkat, sehingga sila
pertama pancasila memiliki daya perekat bangsa untuk kepentingan bersama dari
beragam agama dan kepercayaan yang tersebar diseluruh Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar