4.1 Pujangga
Lama
Karya sastra yang dihasilkan sebelum abad ke-20. pada masa ini karya
sastra di Indonesia
di dominasi oleh syair, pantun, gurundam, dan hikayat.
Karya sastra pujangga lama;
-
Hikayat Abdulah
-
Hikayat Andekan Penurat
-
Hikayat Bayan Budiman
-
Hikayat Hang Tuah
-
Hikayat Kadirun
4.2 Sastra
Melayu Lama
Karya sastra Indonesia
yang dihasilkan antara tahun 1870 – 1942, yang berkembang di lingkungan
masyarakat sumata seperti “Langkat tapanui, Padang
dan daerah Sumatra lainnya”. Karya sastra
“Melayu Lama”:
-
Robinson Crusoe (terjemahan)
-
Lawan-lawan Merah
-
Mengelilingi Bumi dalam 80 hari (terjemahan)
-
Kisah Pelayaran ke Pulau Kalimantan
-
Cerita Nyai Sarikem
-
Nyai Dasima oleh G. Francid (Indo)
Dan masih ada sekitar 3000 judu arya sastra Melayu Lama lainnya.
4.3 Angkatan
Balai Pustaka
Karya sastra di Indonesia
sejak tahu 1920-1950, yang dipelopori oleh penerbit balai pustaka. Balai
pustaka di dirikan pada masa itu untuk mencegah pengaruh buruk dari bacaan
cabul dan liar yang dihasilkan oleh sastra Melayu Rendah yang banyak menyoroti
kehidupan cabul dan dianggap memiliki politis (liar)
Pengarang dan karya sastra angkatan Balai Pusataka:
·
Abdu Muis
Pertemuah Jodoh (1964)
Salah Asuhan
Surapati (1950)
·
Merari Siregar
Azab dan Sengsara:
kisah kehidupan seorang gadis (1921)
Binasa Kerna gadis
Priang! (1931)
·
Marah Rusli
Siti Nurbaya
Anak dan Kemenakan
·
Nur Sutan Iskandar
Katak hendak menjadi
lembu (1935)
Hulubalang Raja (1961)
·
Tulis Sutan Sati
Sengsara Membawa Nimat
(1928)
Memutuskan pertalian
(1978)
·
Sutan Takdir Aisjahbana
Dian yang tak kunjung
padam (1948)
Anak Perawan di Sarah
penjamuan (1963)
·
Hamka
Di bawah lindungan
ka’bah (1938)
Di dalam lembah
Kehidupan (1940)
·
Marius Ramis Dayoh
Pahlawan Minahasa (1957)
Putra Budiman:
Tjaritera Minahasa (1951)
4.4 Pujangga
Baru
Pujangga baru muncul sebagai reaksi atas banyaknya sensor yang dilakukan
oleh Balai Pustaka terhadsap karya tulis sastrawan pada masa tersebut, terutaa
terhadap karaya sastra yang menyangkut rasa nasinalisme dan kesadaran
kebangsaan. Sastra pujangga baruadalah sastra intelektual, nasionalitik dan
elitis menjadi “bapak” sastra modern Indonesia .
Penulis dan karya sastra pujangga baru:
·
Sutan Takdir Alisjahbana
Layer Terkembang
(1948)
Tebaran Mega (1963)
·
Armijn Pane
Belenggu (1954)
Jiwa Berjiwa
Djinaj-djinak Merpati
– Sandiwara (1950)
Kisah Antara Manusia –
Kumpulan cerpen (1953)
·
Tengku Amir Hamzah
Nyanyi Sunyi (1954)
Buah Rindu (1950)
Setanggi Timur (1939)
·
Sanusi Oane
Pancaran Cinta (1926)
Puspa Mega (1971)
Madah Kelana
(1931/1978)
Sandhyakala Ning
Majapahit (1971)
·
Muhammad Yamin
Kalau Dewi Tara Sudah
Berkata
Ken Arok dan Ken Dedes
(1951)
·
Roestam Efendi
Bebasari : Toneei
dalam 3 pertunjukkan (19530
·
Selasih
Kalau Ta’ Ountoeng
(1933)
Pengaruh Keadaan
(1957)
·
J. E. Talengkeng
Rindoe Dendam (1934)
4.5 Angkatan
‘45
Pengalaman hidup dan gejolak social-politik-budaya telah mewarnai karya
sastrawan Ankatan ’45. karya satra angkatan ini lebih relistik disbanding karya
angkatan Pujangga baru yang raomantik-idealistik.
Penulis dan karya sastra aangkatan ’45:
·
Chairil Anwar
Kerikil Tajam (1949)
Deru Tjampur Debu
(1949)
·
Asrul Sani, Rivai ApinChairil Anwar
Tiga Mneguak Takdir
(1950)
·
Idrus
Dari Ave Maria ke
Djalan lain ke Roma (1948)
Aki (1949)
Perempuan dan
kebangsaan
·
Pramudya Ananta Toer
Bukan Pasir Malam
(1951)
Di Tepi Kali Bekasi
(1951)
Keluarga Geriba (1951)
Mereka Jang
Dilumpuhkan (1951)
Peburuan (1950)
·
Mochtar Lubis
Tidak Ada Esok (1982)
Djalan Tak Ada Ujoung (1958)
Si Jamal (1964)
Harimau-Harimau!
(1977)
·
Achdiat K. Mihardja
Atheis - 1958
·
Trisno Sumardjo
Kata Hati dan
Perbuatan (1952)
·
M. Balfas
Lingkaran-lingkaran
Retak, Kumpulan Cerpen (1978)
·
Utuy Tatang Sontani
Suling (1948)
Tambera (19520
Awal dan Mira- Drama
satu babak (1962)
4.6 Angkatan
50-an
Angkatan 50-an ditandai dengan terbitnya majalah sastra kisah asuhan H.B.
Jassin. Cirri angkatan ini adalah karya sastra yang didominasi dengan cerita
pendek dan kumpulan puisi. Pada angkatan ini muncul gerakan komunis dikalangan
sastrawan. Timbulah perpecahan dan polemic yang berkepanjangan diantara
kalangan sastawan di Indonesia
pada awal tahu 1960; menyebabkan mandegnya perkembangan sastra karena masuk ke
dalam politik praktis dab berakhi pada tahun1965 dengan pecahnya G30S di
Indonesia.
Penulis dan karya sastra angkatan 50-an
·
Ajip Rosidi
Cari muatan
Di tengah keluarga
(1956)
Pertemuan kembali
(1960)
Tahun-tahun kematian
(1955)
·
Ali Akbar Navis
Biang lala: kumpulan
cerita pendek (1963)
Hujan panas (1963)
·
Bokor Huta Suhu
Datang amaam (1963)
·
Enday Rasidin
·
NH. Dini
Dua Dunia (1950)
Hati Yang Damai (1960)
·
Nugroho Noto Susanto
Hujan Kepagian (1958)
Rasa Sajange (1961)
Tiga kota (1956)
·
Sitor Situ Morang
Dalam sadjak (1950)
Djalan Mutiara
kumpulan tiga sandiwara (1954)
Pertempuran dan saldju
di paris(1956)
Wadjah tak bernama:
Kumpulan sadjak (1955)
·
Subagio sastro wardojo
Simphoni (1957)
·
Titis basino
Pelabuhan hati (1978)
Dia, Hotel, Surat keputusan (cerpen)
(1963)
Lesbian (1976)
Bukan Rumahku (1976)
Di
bumi aku bersua di langit aku bertemu (1983)
·
Trisno Juwono
Angina laut (1958)
Di medan perang(1962)
Laki-laki dan mediu
(1951)
·
W. S. Rendra
Balada orang-0orang
tercinta ( 1957)
Empat kumpulan sajak
(1961)
Ia sudah bertualang
dan tjerita-tjerita pendek lainnya (1963)
4.7 Angkatan
66 – 70-an
Angkatan ini ditandai dengan terbitnya majalah sastra horizon. Semangat
avant-garde sangat menonjol pada angkatan ini. Banyak karya sastra pada
angkatan ini yang sangat beragam dalamaliran sasta, munculnya karya sastra
beraliran surrealistic, arus kesadaran, arkeup, absurd.
Karya sastra angkatan ‘66
·
Sutardji Calzoum bachri
O
Amuk
Kapak
·
Abdul Hadi WM
Laut belum pasang –
(kumpulan puisi)
Meditasi – (kumpulan
puisi)
Potret panjang seorang
pengunjung pantai sanur – (kumpulan puisi)
Tergantung pada angina
– (kumpulan puisi)
Anak laut anak angin –
(kumpulan puisi)
·
Supardi Djoko Damono
Dukamu abadi –
(kumpulan puisi)
Mata pisau dan
akuarium – (kumpulan puisi)
Perahu kertas –( kumpulan
puisi)
Sihi Hujan – (kumpulan
puisi)
Ayat-ayat Api –( kumpulan
puisi)
·
Goenawan Mohamad
Interlude
Parikesit
Potret
seorang Penyair muda sebagai si malin kundang – (kumpulan esai)
Misalkan kita di Sara
Jevo
·
Umar Kayam
Seribu kunang-kunang
di manhattan
Sri Sumarah dan Bawuk
– (kumpulan cerita pendek)
Pada suatu saat di Bandar Sanggih
Kelir Tanpa Batas
Jalan menikung
·
Danarto
Godlob
Adam Makrifat
Berhala
·
Putu Wijaya
Telegram
Stasiun
Pabrik
Gres
Bom
Aduh (Drama)
Edan (Drama)
4.8 Dasawarsa
80-an
Sastra di Indonesia pada kurun waktu setelah tahun 1980, ditandai dengan
banyaknya roman percintaan, dengan sastrawan wanita yang menonjol pada masa
tersebut yaitu Marga T. Majalah Horison tidak ada lagi, karya sasta Indonesia
pada masa angkatan ini tersebar luas di berbaaimajalah dan penerbitan umum.
Karya sastra angkatan Dasawarsa 80-an
Badai pasti berlalu
Cintaku di kampus biru
Sajak sikat gigi
Arjuna mencari cinta
Manusia kamar
Karmila
Namun yang tidak boleh dilupakan, pada era 80-an ini juga tumbuh sastra
yang beraliran pop 9tetai tetap sah disebut sastra, jika sastra dianggap
sebagai salah satu alat komunikasi). Yaitu lahirnya sejumlah novel pouler yang
dipelopori oleh Hilman dengan serial Lupus-nya.
0 komentar:
Posting Komentar