RAGAM
SASTRA
3.1
Pantun
Pantun merupakan salah satu jenis puisilama yang sangan luas dikenal
dalam bahasa-bahasa Nusantara. Dalam bahas Jawa, misalnya dikenal parikan dan
dalam bahasa sunda dikenal sebagai paparikan. Pantun terdiri atas empat larik
(empat baris bila dituliskan), bersajak akhir dengan pola a-b-a-b (tidak boleh
a-a-a-a). Pantun pada umumnya merupakan sastra lisan namun sekarang dijympai
juga pantun tertulis. Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian sampiran dan
isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam dan
biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain
untuk mengantarkan rima/dajak. Dua baris terahir adalah isi, yang merupakan
isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut. Contoh:
Banyak orang
pandei berkitab
Sedikit saja
pandai bersyair
Banyak orang
pandai berakap
Sedikit saja
pandai berfikir
3.2
Puisi
Puisi (dari bahasa Yunani Kuno : ) adalah seni tertulis dimana bahasa digunakan
untuk kualitas estetiknya untuk tambahan. Penekanan pada segi estetik. Suatu bahasa
dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi
dari prosa. Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Menurut beberapa ahli
modern mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literature tapi sebagai
perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas. Contoh
puisi:
Aku
Chairil
Anwar
Kalau
sampai waktuku
Ku
mau tak seorang kan
merayu
Tidak
juga kau
Tak
perlu sedu sedan itu
Aku
ini binatang jalang
Dari
kumpulannya terbuang
Biar
peluru menembus kulitku
Aku
tetap meradang menerjang
Luka
dan bias kubawa lari
Berlari
Hingga
hilang pedih perih
Dan
aku akan lebih tidak peduli
Aku
mau hijdup seribu tahun lagi
3.3
Sajak
Sajak adalah persamaan bunyi. Persamaan yang terdapat pada kalimat atau
perkataan, di awal, di tengah, dan di akhir perkataan. Walaupun sajak bukan
menjadi syarat khusus bagi sesuatu puisi lama, tetapi pengaruhnya sangat
mengikat kepada baentukdan pilihan kata dalam puisi itu. Sajak terbagi enam
jenis;
a. Sajak
Awal
Ialah persamaan bunyi yang terdaspat pada awal kalimat, seperti pantun
berikut:
Kalau tidak karena bulan
Tidaklah bintang meninggi hari
Kalau tidak karena tuan
Tidaklah saya sampai kemari
b. Sajak
Tengah
Persamaan yang terdapat di tengan kalimat, seperti:
Guruh petus penuba limbat
Ikan lumba berenang-renang
Tujuh ratus jadikan ubat
Badan berjumpa maka senang
(Dr.
mandahk)
c. Sajak
Akhir
Sajak yang terdapat pada akhir kalimat. Sajak ini
terdapat hamper pada segala puisi lama dan puisi baru. Misalnya:
Berdiri aku di tepi pantai
Memandang lepas ke tengah laut
Ombak pulang peceh berderai
Keribaan pasar rindu berpaut
(Amir
Hamzah)
d. Asonansi
Persamaan bunyi hujruf hidup (voksal) yang terdapat
dalam perkataan atau kalimat. Misalnya:
Kini kami bertikai pangkai
Diantara dua mana mutiara
Jauhari ahli lalai menilai
Lengahlangsung melewat abad
e. Sejak
Sempurna
Dalam memilih perkataan untuk mencapai perasamaan
bunyi, tiadalah selalu bunyi itu jatuh yang sempurna pada suara yang sama, ada
yang mirip dan ada yang benar-benar tepat. Yang tepat disebut sajak sempurna:
Gabak hari awan pun mendung
Pandan terkulai menderita
Sejakmati ayah kandung
Makan berrhurai air mata
f. Sajak
Tak Sempurna
Hanya bunyinya saja yang hamper bersamaan, seperti:
Uncang buruk tak tertali
Kian kemari bergantung-gantung
Bujang buruk tak berbini
Kian kemari meraung-raung
3.4
Peribahasa
Peribahasa ialah bentuk pengucapan yang banyak dijumpaidalam kesusastraan
lama. Peribahasa banyak digunakan dalam kehidupan seharian orang pada masa
dulu. Bila diselidiki isi dan jiwa yang terkandung dalam peribahasa itu, banyak
bahan yang diambil dari sejarah, social, dan peri kehidupan mereka di zaman
lampau itu. Misalnya, sekali air bah, sekali tepian berubah. Selain itu
pribahasa yang seing digunakan hingga kini ialah dimana bumi dipjak disitu
langit dijunjung. Peribahasa masih hidup dalam pergaulan sehari-hari dan banyak
terdapat buku dan roman-roman baru
3.5
Majas/Gaya Bahasa
Majas adalah gaya
bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang
bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang. Majas dibagi
menjadi beberapa macam, yakni majas perulangan, pertentangan, perbandingan dan
pertautan.
0 komentar:
Posting Komentar