Categories

Lesson 6

Blog Archive

Follower

Statistik

Get Gifs at CodemySpace.com

Macam - macam / jenis Sastra


RAGAM SASTRA
3.1      Pantun
Pantun merupakan salah satu jenis puisilama yang sangan luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Dalam bahas Jawa, misalnya dikenal parikan dan dalam bahasa sunda dikenal sebagai paparikan. Pantun terdiri atas empat larik (empat baris bila dituliskan), bersajak akhir dengan pola a-b-a-b (tidak boleh a-a-a-a). Pantun pada umumnya merupakan sastra lisan namun sekarang dijympai juga pantun tertulis. Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/dajak. Dua baris terahir adalah isi, yang merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut. Contoh:

                    Banyak orang pandei berkitab
                    Sedikit saja pandai bersyair
                    Banyak orang pandai berakap
                    Sedikit saja pandai berfikir

3.2      Puisi
Puisi (dari bahasa Yunani Kuno :                                                 ) adalah seni tertulis dimana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan. Penekanan pada segi estetik. Suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa. Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Menurut beberapa ahli modern mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literature tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas. Contoh puisi:
Aku
Chairil Anwar

Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bias kubawa lari
Berlari
Hingga hilang pedih perih
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hijdup seribu tahun lagi

3.3      Sajak
Sajak adalah persamaan bunyi. Persamaan yang terdapat pada kalimat atau perkataan, di awal, di tengah, dan di akhir perkataan. Walaupun sajak bukan menjadi syarat khusus bagi sesuatu puisi lama, tetapi pengaruhnya sangat mengikat kepada baentukdan pilihan kata dalam puisi itu. Sajak terbagi enam jenis;
a.       Sajak Awal
Ialah persamaan bunyi yang terdaspat pada awal kalimat, seperti pantun berikut:
Kalau tidak karena bulan
Tidaklah bintang meninggi hari
Kalau tidak karena tuan
Tidaklah saya sampai kemari
b.      Sajak Tengah
Persamaan yang terdapat di tengan kalimat, seperti:
Guruh petus penuba limbat
Ikan lumba berenang-renang
Tujuh ratus jadikan ubat
Badan berjumpa maka senang
                                                                          (Dr. mandahk)
c.       Sajak Akhir
Sajak yang terdapat pada akhir kalimat. Sajak ini terdapat hamper pada segala puisi lama dan puisi baru. Misalnya:
Berdiri aku di tepi pantai
Memandang lepas ke tengah laut
Ombak pulang peceh berderai
Keribaan pasar rindu berpaut
                                                                                (Amir Hamzah)
d.      Asonansi
Persamaan bunyi hujruf hidup (voksal) yang terdapat dalam perkataan atau kalimat. Misalnya:
Kini kami bertikai pangkai
Diantara dua mana mutiara
Jauhari ahli lalai menilai
Lengahlangsung melewat abad
e.       Sejak Sempurna
Dalam memilih perkataan untuk mencapai perasamaan bunyi, tiadalah selalu bunyi itu jatuh yang sempurna pada suara yang sama, ada yang mirip dan ada yang benar-benar tepat. Yang tepat disebut sajak sempurna:
Gabak hari awan pun mendung
Pandan terkulai menderita
Sejakmati ayah kandung
Makan berrhurai air mata
f.       Sajak Tak Sempurna
Hanya bunyinya saja yang hamper bersamaan, seperti:
Uncang buruk tak tertali
Kian kemari bergantung-gantung
Bujang buruk tak berbini
Kian kemari meraung-raung
3.4      Peribahasa
Peribahasa ialah bentuk pengucapan yang banyak dijumpaidalam kesusastraan lama. Peribahasa banyak digunakan dalam kehidupan seharian orang pada masa dulu. Bila diselidiki isi dan jiwa yang terkandung dalam peribahasa itu, banyak bahan yang diambil dari sejarah, social, dan peri kehidupan mereka di zaman lampau itu. Misalnya, sekali air bah, sekali tepian berubah. Selain itu pribahasa yang seing digunakan hingga kini ialah dimana bumi dipjak disitu langit dijunjung. Peribahasa masih hidup dalam pergaulan sehari-hari dan banyak terdapat buku dan roman-roman baru

3.5      Majas/Gaya Bahasa
Majas adalah gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang. Majas dibagi menjadi beberapa macam, yakni majas perulangan, pertentangan, perbandingan dan pertautan.

0 komentar:

Posting Komentar