Categories

Lesson 6

Blog Archive

Follower

Statistik

Get Gifs at CodemySpace.com

Teori Animisme dan Teori Roh Dalam Al-qur’an



Teori animisme yang dikemukakan, mula-mula oleh Edward Burnett Tylor (1832-1917) didalam bukunya “Primitive Culture (1873), secara singkat adalah sebagai berikut :
Dengan adanya peristiwa-peristiwa seperti mimpi, sakit dan sebagainya yang dialami oleh orang-orang primitif, maka peristiwa-peristiwa tersebut membawa mereka kepada adanya pengertian tentang anima (roh). Dengan pengertian ini lalu mereka membuat kategori tentang pemisahan roh dan tubuh kasar, mereka lalu berpendapat bahwa terdapatlah roh pada setiap benda hidup dan juga benda mati.
Bila orang meninggal, rohnya hidup terus dan dari sanalah asal kepercayaan akan roh orang mati. Roh orang mati dapat mengunjungi manusia yang masih hidup di dalam mimpinya. Lama-kelamaan roh orang mati itu dipuja orang dan diangkat menjadi dewa-dewa.


Roh manusia yang telah mati menurut paham bangsa-bangsa premitif pindah ke tubuh binatang, hidup di gunung, di pohon kayu, di batu besar fetish dan sebagainya. Dan fetish ini bisa mempunyai bentuk apa saja seperti batu, kotak, gigi binatang dan sebagainya. 
Suatu fetish adalah suatu kepercayaan yang lebih disukai berdasarkan karya-karyanya. Karena fetish itu berkarya, maka barang-barang yang bersangkutan itu mempunyai jiwa atau roh. Roh itu adalah suatu kekuatan yang tampak, kekuatan yang dapat membawa pemiliknya terhindar dari bahaya. Pandangan fetish dapat  bersifat pemiliknya dapat berwujud manusia, orang-perorangan, ataupun kelompok, suatu keluarga ataupun seluruh rakyat. Fetish yang terdapat pada tentera Omaka (Indian) yang dapat berbuat luar biasa atau ajaib.
Teori roh sebagaimana dikemukan oleh Al-Qur’an pada hakikatnya dapat didefenisikan menjadi dua, yaitu :
1.      Suatu rahasia Tuhan yang dengan itulah hidupnya tumbuh bagaikan air yang meresap ke dalam pohon yang hidup.
2.      Suatu rahasia yang menjadi makanan hai, sehingga dengan demikian hiduplah hai manusia.
Berdasarkan arti ini dapatlah Al-Qur’an itu kita namakan roh sebab Al-Qur’an itu merupakan nur, cahaya dan tuntunan yang dapat menyembuhkan dan menghidupkan hati manusia. Dalam Al-Qur’an dikatakan :“Demikianlah kami wahyukan padamu Al-Qur’an dari perintah kami dan roh kami”. Jadi disini roh itu berarti Al-Qur’an, untuk makanan, untuk menghidupkan hati manusia dan demikian juga Jibril dinamakan roh, karena dialah yang membawa kebaikan dan rahasia-rahasia kerahmatan (Al-Qur’an) kepada nabi. Dalam Al-Qur’an disebutkan “Katakanlah wahai Muhammad, bahwa yang menurunkan Al-Qur’an itu adalah roh (Jibril) dari Tuhanmu”. Demikianlah sebabnya Al-Qur’an, Malaikat dan Rasul itu dinamakan roh. Dengan makna dan maksud bahwa semuanya itu memberi rahmat dan menghidupkan semua hati manusia di permukaan bumi.

Para menganut animisme ini adalah manusia yang tersesat yang belum menemukan jalan yang semestinya dilalui. Allah bukanlah roh sebagaimana anggapan mereka, bahkan Allah SWT yang menciptakan semua benda-benda, tumbuh-tumbuhan, binatang. Allah menciptakan dunia, pencipta manusia termasuk nenek moyang atau leluhur mereka, dan roh itu sendiri adalah termasuk salah satu ciptaan-Nya.
Memang masalah kehidupan sehari-hari mempunyai arti serta nilai religius. Hidup adalah keutuhan, karena itu masalah kepercayaan dipandang tidak terlepas dari hidupnya, namun terlepas sama sekali dari kebenaran agama yang sebenarnya dikarenakan oleh tidak adanya pengertian bahwa Allah telah mengutus Rasul-Nya yang terpilih untuk menyampaikan petunjuk-petunjuk-Nya kepada seluruh umat manusia di dunia ini. 
Category: 0 komentar

0 komentar:

Posting Komentar