Categories

Lesson 6

Blog Archive

Follower

Statistik

Get Gifs at CodemySpace.com

Unsur-Unsur Pendidikan Islam



Dalam implementasinya, fungsinya, pendidikan Islam sangat memperhatikan aspek yang mendukung atau unsur yang turut mendukung terhadap tercapainya tujuan dari pendidikan Islam. Adapun aspek atau unsur-unsur tersebut adalah :
1.    Tujuan Pendidikan Islam
Menurut Fadlil Aljamali yang dikutip oleh Abdul Halim Soebahar sebagai berikut: Pertama, mengenalkan manusia akan perannya diantara sesama (makhluk) dan tanggung jawab pribadinya.
Kedua, mengenalkan manusia akan interaksi sosial dan tanggung jawab dalam tata hidup bermasyarakat. Ketiga, mengenalkan manusia akan alam ini dan mengajak mereka untuk mengetahui hikmah diciptakannya serta memberi kemungkinan untuk mengambil manfaat dari alam tersebut. Keempat, mengenalkan manusia akan pencipta alam ini (Allah) dan memerintahkan beribadah kepada-Nya (2002: 19-20).
Tujuan pendidikan Islam adalah tercapainya pengajaran, pengalaman, pembiasaan, penghayatan dan keyakinan akan kebenarannya. Sedangkan menurut Zakiyah Dzarajat tujuan pendidikan Islam yaitu membentuk insan kamil dengan pola taqwa dapat mengalami perubahan, bertambah dan berkurang dalam perjalanan hidup seseorang. Oleh karena itulah tujuan pendidikan Islam itu berlaku selama hidup untuk menumbuhkan, memupuk, mengembangkan, memelihara dan mempertahankan (2000: 31).
Hal yang sama pula tujuan pendidikan Islam dapat dipahami dalam firman Allah :
يايهاالدين امنوا اتقوا الله حق تقاته ولاتموتن الا وانتم مسلمون
Arinya: “Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa; dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim (QS. 3 Ali-Imron: 102).
Sedangkan menurut Ahmad D Marimba yang dikutip oleh Halim Soebahar, menyatakan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah terbentuknya muslim. Dan menurutnya bahwa tujuan demikian identik dengan tujuan hidup setiap muslim. Adapun tujuan hidup seorang muslim adalah menghamba kepada Allah yang berkaitan dengan firman Allah Surat Dzariat 56 yang berbunyi :
وما خلقت الجن والانس الا ليعبدون
Artinya: “Dan aku (Allah) tidak menjadikan jin dan manusia melainkan untuk meyembah-Ku”.
Dan masih banyak beberapa deskripsi yang membahas tentang tujuan pendidikan Islam seperti konfrensi pendidikan di Islamabat tahun 1980, bahwa pendidikan harus merealisasikan cita-cita (idealitas) Islam yang mencakup pengembangan kepribadian muslim secara meyeluruh yang harmonis yang berdasarkan fisiologis dan psikologis maupun yang mengacu kepada keimanan dan sekaligus berilmu pengetahuan secara berkeseimbangan sehingga terbentuklah muslim yang paripurna, berjiwa tawakkal secara total kepada Allah sebagaimana firman Allah Surat Al-An’am Ayat 162:
قل ان صلاتي ونسكي ومحياي ومماتي لله رب العلمين
Artinya: “Katakanlah sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya bagi Allah, tuhan semesta alam”. Imam Al-Ghazali mengatakan tujuan penddikan Islam adalah untuk mencapai kesempurnaan manusia yang mendekatkan diri kepada Allah dan bertujuan meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat. (Langgulung, 1990: 9).
Maka dari pada itu, tujuan pendidikan Islam dirumuskan dalam nilai-nilai filosofis yang termuat dalam filsafat pendidikan Islam. Seperti halnya dasar pendidikannya, maka tujuan pendidikan Islam juga identik dengan tujuan Islam itu sendiri. Sedanagkan Muhammad Umar Altomi Al-Zaibani yang dikutip oleh Djalaluddin, mengatakan tujuan pendidikan Islam adalah untuk mempertinggi nilai-nilai akhlak hingga mencapai akhlak ul karimah. Tujuan ini sama dan sebangun dengan tujuan yang akan dicapai oleh misi kerasulann yaitu “membimbing manusia agar berakhlak mulia”. (2001: 90).
Maka dengan demikian tujuan pendidikan Islam yang berdasarkan deskripsi di atas ialah menanamkan makrifat (kesadaran) dalam diri manusia terhadap dirinya sendiri selaku hamba Allah, kesadaran selaku anggota masyarakat yang harus meiliki rasa tanggung jawab sosial terhadap pembinaan masyarakatnya, serta menanamkan kemampuan manusia untuk menolak, memanfaatkan alam sekitar sebagai ciptaan Allah bagi kepentingan kesejahteraan manusia, dan kegiatan ibadahnya kepada pencipta alam itu sendiri.
Telah kita ketahui, bahwa dasar tujuan pendidikan ditiap-tiap negara itu tidak selalu tetap sepanjang masa, melainkan sering mengalami perubahan atau pergantian, sesuai dengan perkembangan zaman. Perumbakan itu biasanya akibat dari pertentangan pendirian atau ideologi yang ada di dalam masyarakat itu. Hal ini kerap kali terjadi lebih-lebih di negara yang belum stabil kehidupan politiknya, karena mereka yang bertentangan itu sadar bahwa pendidikan memegang peranan penting sebagai generasi bangsa.
Sama halnya dengan tujuan pendidikan di Indonesia juga selalu berubah-rubah, dikarenakan kondisi dan situasi politiknya tidak stabil. Hal ini dibuktikan mulai tahun 1946 sampai pada saat sekarang. Dengan demikian tujuan pendidikan itu tidak berdiri sendiri, melainkan dirumuskan atas dasar hidup bangsa dan cita-cita negara dimana pendidikan itu dilaksanakan. Sikap hidup itu dilandasi oleh norma-norma yang berlaku bagi semua warga negara.
Oleh karena itu, sebelum seseorang melaksanakan tugas kependidikannya, terlebih dahulu harus memahami falsafah negara, supaya norma yang melandasi hidup bernegara itu tercermin dari tindakannya, agar pendidikan yang diarahkan kepada pembentukan sikap posisi pada peserta didik hendaknya diperhitungkan pula bahwa manusia muda (peserta didik) itu tidak hidup tersendiri di dunia ini. (Uhbiyati, dkk,2001:135-139)
Category: 0 komentar

0 komentar:

Posting Komentar