KHALIFAH ISLAM
Sejarah KeKhalifahan
Islam
Rasulullah SAW telah memerintahkan kepada kaum
muslimin agar mereka mengangkat seorang khalifah setelah beliau SAW wafat, yang
dibai'at dengan bai'at syar'iy untuk memerintahkan kaum muslimin berdasarkan Kitabullah
dan Sunnah Rasulullah SAW. Menegakkan syari'at Allah, dan berjihad bersama kaum
muslimin melawan musuh-musuh Allah.
Rasulullah SAW bersabda : "Sesungguhnya
tidak ada Nabi setelah aku, dan akan ada para khalifah, dan banyak
(jumlahnya)." para sahabat bertanya, "Apa yang engkau perintahkan
kepada kami? Nabi SAW menjawab, "penuhilah bai'at yang pertama, dan yang
pertama. Dan Allah akan bertanya kepada mereka apa-apa yang mereka
pimpin." (HR. MUSLIM) Rasulullah SAW berwasiat kepada kaum muslimin, agar
jangan sampai ada masa tanpa adanya khalifah (yang memimpin kaum muslimin).
Jika hal ini terjadi, dengan tiadanya seorang khalifah, maka wajib bagi kaum
muslimin berupaya mengangkat khalifah yang baru, meskipun hal itu berakibat
pada kematian.
Sabda Rasulullah SAW : "Barang siapa mati
dan dipundaknya tidak membai'at Seorang imam (khalifah), maka matinya (seperti)
mati (dalam keadaan) jahiliyyah."
Rasulullah SAW juga bersabda : "Jika
kalian menyaksikan seorang khalifah, hendaklah kalian taat, walaupun (ia)
memukul punggungmu. Sesungguhnya jika tidak ada khalifah, maka akan terjadi
Kekacauan." (HR. THABARANI)
sesungguhnya Allah SWT telah memerintahkan
(kepada kita) untuk taat kepada khalifah. Allah berfirman : "Hai
orang-orang yang berfirman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(Nya), dan ulil
amri diantara kamu." (AN NISA :59)
Kaum muslimin telah menjaga wasiat Rasulullah
SAW tersebut sepanjang 13 abad. Selama interval waktu itu, kaum muslimin tidak
pernah menyaksikan suatu kehidupan tanpa ada (dipimpin) seorang khalifah yang
mengatur urusan-urusan mereka. Ketika seorang khalifah meninggal atau diganti,
ahlul halli wal 'aqdi segera mencari, memilih, dan menentukan pengganti
khalifah terdahulu. Hal ini terus berlangsung pada masa-masa islam (saat itu).
Setiap masa, kaum muslimin senantiasa menyaksikan bai'at kepada khalifah atas
dasar taat. Ini dimulai sejak masa Khulafaur Rasyidin hingga periode para
Khalifah dari Dinasti 'Utsmaniyyah.
Kaum muslimin mengetahui bahwa khalifah
pertama dalam sejarah Islam adalah Abu Bakar ra, akan tetapi mayoritas kaum
muslimin saat ini, tidak mengetaui bahwa Sultan 'Abdul Majid II adalah khalifah
terakhir yang dimiliki oleh umat Islam, pada masa lenyapnya Daulah Khilafah
Islamiyyah akibat ulah Musthafa Kamal yang menghancurkan sistem kilafah dan
meruntuhnya Dinasti 'Utsmaniyyah. Fenomena initerjadi pada tanggal 27 Rajab
1342 H.
Dalam sejarah kaum muslimin hingga hari ini,
pemerintah Islam di bawah institusi Khilafah Islamiah pernah dipimpin oleh 104
khalifah. Mereka (para khalifah) terdiri dari 5 orang khalifah dari khulafaur
raasyidin, 14 khalifah dari dinasti Umayyah, 18 khalifah dari dinasti
'Abbasiyyah, diikuti dari Bani Buwaih 8 orang khalifah, dan dari Bani Saljuk 11
orang khalifah. Dari sini pusat pemerintahan dipindahkan ke kairo, yang
dilanjutkan oleh 18 orang khalifah. Setelah itu khalifah berpindah kepada Bani
'Utsman. Dari Bani ini terdapat 30 orang khalifah. Umat masih mengetahui
nama-nama para khulafaur rasyidin dibandingkan dengan yang lain. Walaupun
mereka juga tidak lupa dengan Khalifah 'Umar bin 'Abd al-'Aziz, Harun
al-rasyid, Sultan 'Abdul Majid, serta khalifah-khalifah yang masyur dikenal
dalam sejarah.
Masa khulafaur
Rasyidin
1.Abu Bakar ash-Shiddiq ra (tahun
11-13 H/632-634 M)
2.Umar bin khaththab ra (tahun 13-23 H/634-644 M)
3.Utsman bin 'Affan ra (tahun 23-35 H/644-656 M)
4.Ali bin Abi Thalib ra (tahun 35-40 H/656-661 M)
5.Al-Hasan bin Ali ra (tahun 40 H/661 M)
2.Umar bin khaththab ra (tahun 13-23 H/634-644 M)
3.Utsman bin 'Affan ra (tahun 23-35 H/644-656 M)
4.Ali bin Abi Thalib ra (tahun 35-40 H/656-661 M)
5.Al-Hasan bin Ali ra (tahun 40 H/661 M)
Setelah mereka, khalifah berpindah ke tangan Bani Umayyah yang berlangsung lebih dari 89 tahun. Khalifah pertama adalah Mu'awiyyah. Sedangkan khalifah terakhir adalah Marwan bin Muhammad bin Marwan bin Hakam. Masa kekuasaan mereka sebagai berikut:
1.Mu'awiyah bin Abi Sufyan (tahun 40-64 H/661-680 M)
2.Yazid bin Mu'awiyah (tahun 61-64 H/680-683 M)
3.Mu'awiyah bin Yazid (tahun 64-68 H/683-684 M)
4.Marwan bin Hakam (tahun 65-66 H/684-685 M)
5.'Abdul Malik bin Marwan (tahun 66-68 H/685-705 M)
6.Walid bin 'Abdul Malik (tahun 86-97 H/705-715 M)
7.Sulaiman bin 'Abdul Malik (tahun 97-99 H/715-717 M)
8.'Umar bin 'Abdul 'Aziz (tahun 99-102 H/717-720 M)
9.Yazid bin 'Abdul Malik (tahun 102-106 H/720-724 M)
10.Hisyam bin Abdul Malik (tahun 106-126 H/724-743 M)
11.Walid bin Yazid (tahun 126 H/744 M)
12.Yazid bin Walid (tahun 127 H/744 M)
13.Ibrahim bin Walid (tahun 127 H/744 M)
14.Marwan bin Muhammad (tahun 127-133 H/744-750 M)
2.Yazid bin Mu'awiyah (tahun 61-64 H/680-683 M)
3.Mu'awiyah bin Yazid (tahun 64-68 H/683-684 M)
4.Marwan bin Hakam (tahun 65-66 H/684-685 M)
5.'Abdul Malik bin Marwan (tahun 66-68 H/685-705 M)
6.Walid bin 'Abdul Malik (tahun 86-97 H/705-715 M)
7.Sulaiman bin 'Abdul Malik (tahun 97-99 H/715-717 M)
8.'Umar bin 'Abdul 'Aziz (tahun 99-102 H/717-720 M)
9.Yazid bin 'Abdul Malik (tahun 102-106 H/720-724 M)
10.Hisyam bin Abdul Malik (tahun 106-126 H/724-743 M)
11.Walid bin Yazid (tahun 126 H/744 M)
12.Yazid bin Walid (tahun 127 H/744 M)
13.Ibrahim bin Walid (tahun 127 H/744 M)
14.Marwan bin Muhammad (tahun 127-133 H/744-750 M)
Setelah mereka, khalifah berpindah ke tangan Bani Umayyah yang berlangsung lebih dari 89 tahun. Khalifah pertama adalah Mu'awiyyah. Sedangkan khalifah terakhir adalah Marwan bin Muhammad bin Marwan bin Hakam. Masa kekuasaan mereka sebagai berikut:
I. Dari Bani 'Abbas
1. Abul 'Abbas al-Safaah (tahun 133-137
H/750-754 M)
2. Abu Ja'far al-Mansyur (tahun 137-159
H/754-775 M)
3. Al-Mahdi (tahun 159-169 H/775-785 M)
4. Al-Hadi (tahun 169-170 H/785-786 M)
5. Harun al-Rasyid (tahun 170-194
H/786-809 M)
6. Al-Amiin (tahun 194-198 H/809-813 M)
8. Al-Mu'tashim Billah (tahun 218-228
H/833-842 M)
9. Al-Watsiq Billah (tahun 228-232
H/842-847 M)
10. Al-Mutawakil 'Ala al-Allah (tahun
232-247 H/847-861 M)
11. Al-Muntashir Billah (tahun 247-248
H/861-862 M)
12. Al-Musta'in Billah (tahun 248-252
H/862-866 M)
13. Al-Mu'taz Billah (tahun 252-256
H/866-869 M)
14. Al-Muhtadi Billah (tahun 256-257
H/869-870 M)
15. Al-Mu'tamad 'Ala al-Allah (tahun
257-279 H/870-892 M)
16. Al-Mu'tadla Billah (tahun 279-290
H/892-902 M)
17. Al-Muktafi Billah (tahun 290-296
H/902-908 M)
18. .Al-Muqtadir Billah (tahun 296-320
H/908-932 M)
II. Dari Bani Buwaih 19.Al-Qahir Billah (tahun 320-323 H/932-934 M)
1. Al-Radli Billah (tahun 323-329
H/934-940 M)
2. Al-Muttaqi Lillah (tahun 329-333
H/940-944 M)
3. Al-Musaktafi al-Allah (tahun 333-335
H/944-946 M)
4. Al-Muthi' Lillah (tahun 335-364
H/946-974 M)
5. Al-Thai'i Lillah (tahun 364-381 H/974-991
M)
6. Al-Qadir Billah (tahun 381-423
H/991-1031 M)
7. Al-Qa'im Bi Amrillah (tahun 423-468
H/1031-1075 M)
III. Dari Bani Saljuk
1. Al Mu'tadi Biamrillah (tahun 468-487
H/1075-1094 M)
2. Al Mustadhhir Billah (tahun 487-512
H/1094-1118 M)
3. Al Mustarsyid Billah (tahun 512-530
H/1118-1135 M)
4. Al-Rasyid Billah (tahun 530-531
H/1135-1136 M)
5. Al Muqtafi Liamrillah (tahun 531-555
H/1136-1160)
6. Al Mustanjid Billah (tahun 555-566
H/1160-1170 M)
7. Al Mustadhi'u Biamrillah (tahun
566-576 H/1170-1180 M)
8. An Naashir Liddiinillah (tahun
576-622 H/1180-1225 M)
9. Adh Dhahir Biamrillah (tahun 622-623
H/1225-1226 M)
10. Al Mustanshir Billah (tahun 623-640
H/1226-1242 M)
11. Al Mu'tashim Billah
( tahun 640-656 H/1242-1258 M)
Setelah itu kaum muslimin hidup selama 3,5
tahun tanpa seorang khalifah pun. Ini terjadi karena serangan orang-orang
Tartar ke negeri-negeri Islam dan pusat kekhalifahan di Baghdad. Namun
demikian, kaum muslimin di Mesir, pada masa dinasti Mamaluk tidak tinggal diam,
dan berusaha mengembalikan kembali kekhilafahan. kemudian mereka membai'at Al
Muntashir dari Bani Abbas. Ia adalah putra Khalifah al-Abbas al-Dhahir
Biamrillah dan saudara laki-laki khalifah Al Mustanshir Billah, paman dari
khalifah Al Mu'tashim Billah. Pusat pemerintahan dipindahkan lagi ke Mesir.
Khalifah yang diangkat dari mereka ada 18 orang yaitu :
1. Al Mustanshir billah II (taun 660-661 H/1261-1262 M)
2. Al Haakim Biamrillah I ( tahun 661-701 H/1262-1302 M)
3. Al Mustakfi Billah I (tahun 701-732 H/1302-1334 M)
4. Al Watsiq Billah I (tahun 732-742 H/1334-1354 M)
5. Al Haakim Biamrillah II (tahun 742-753 H/1343-1354 M)
6. al Mu'tadlid Billah I (tahun 753-763 H/1354-1364 M)
7. Al Mutawakkil 'Alallah I (tahun 763-785 H/1363-1386 M)
8. Al Watsir Billah II (tahun 785-788 H/1386-1389 M)
9. Al Mu'tashim (tahun 788-791 H/1389-1392 M)
10. Al Mutawakkil 'Alallah II (tahun 791-808 H/1392-14-9 M)
11. Al Musta'in Billah (tahun 808-815 H/ 1409-1426 M)
12. Al Mu'tadlid Billah II (tahun 815-845 H/1416-1446 M)
13. Al Mustakfi Billah II (tahun 845-854 H/1446-1455 M)
14. Al Qa'im Biamrillah (tahun 754-859 H/1455-1460 M)
15. Al Mustanjid Billah (tahun 859-884 H/1460-1485 M)
16. Al Mutawakkil 'Alallah (tahun 884-893 H/1485-1494 M)
17. al Mutamasik Billah (tahun 893-914 H/1494-1515 M)
18. Al Mutawakkil 'Alallah OV (tahun 914-918 H/1515-1517 M)
2. Al Haakim Biamrillah I ( tahun 661-701 H/1262-1302 M)
3. Al Mustakfi Billah I (tahun 701-732 H/1302-1334 M)
4. Al Watsiq Billah I (tahun 732-742 H/1334-1354 M)
5. Al Haakim Biamrillah II (tahun 742-753 H/1343-1354 M)
6. al Mu'tadlid Billah I (tahun 753-763 H/1354-1364 M)
7. Al Mutawakkil 'Alallah I (tahun 763-785 H/1363-1386 M)
8. Al Watsir Billah II (tahun 785-788 H/1386-1389 M)
9. Al Mu'tashim (tahun 788-791 H/1389-1392 M)
10. Al Mutawakkil 'Alallah II (tahun 791-808 H/1392-14-9 M)
11. Al Musta'in Billah (tahun 808-815 H/ 1409-1426 M)
12. Al Mu'tadlid Billah II (tahun 815-845 H/1416-1446 M)
13. Al Mustakfi Billah II (tahun 845-854 H/1446-1455 M)
14. Al Qa'im Biamrillah (tahun 754-859 H/1455-1460 M)
15. Al Mustanjid Billah (tahun 859-884 H/1460-1485 M)
16. Al Mutawakkil 'Alallah (tahun 884-893 H/1485-1494 M)
17. al Mutamasik Billah (tahun 893-914 H/1494-1515 M)
18. Al Mutawakkil 'Alallah OV (tahun 914-918 H/1515-1517 M)
Ketika daulah Islamiyah Bani Saljuk berakhir
di anatolia, Kemudian muncul kekuasaan yang berasal dari Bani Utsman dengan
pemimpinnya "Utsman bin Arthagherl sebagai khalifah pertama Bani Utsman,
dan berakhir pada masa khalifah Bayazid II (918 H/1500 M) yang diganti oleh
putranya Sultan Salim I. Kemuadian khalifah dinasti Abbasiyyah, yakni Al
Mutawakkil "alallah diganti oleh Sultan Salim. Ia berhasil menyelamatkan
kunci-kunci al-Haramain al-Syarifah. Dari dinasti Utsmaniyah ini telah berkuasa
sebanyah 30 orang khalifah, yang berlangsung mulai dari abad keenam belas
Masehi. nama-nama mereka adalah sebagai berikut:
1. Salim I (tahun 918-926 H/1517-1520 M)
2. Sulaiman al-Qanuni (tahun 916-974 H/1520-1566 M)
3. salim II (tahun 974-982 H/1566-1574 M)
4. Murad III (tahun 982-1003 H/1574-1595 M)
5. Muhammad III (tahun 1003-1012 H/1595-1603 M)
6. Ahmad I (tahun 1012-1026 H/1603-1617 M)
7. Musthafa I (tahun 1026-1027 H/1617-1618 M)
8. 'Utsman II (tahun 1027-1031 H/1618-1622 M)
9. Musthafa I (tahun 1031-1032 H/1622-1623 M)
10. Murad IV (tahun 1032-1049 H/1623-1640 M)
11. Ibrahim I (tahun 1049-1058 H/1640-1648 M)
12. Mohammad IV (1058-1099 H/1648-1687 M)
13. Sulaiman II (tahun 1099-1102 H/1687-1691M)
14. Ahmad II (tahun 1102-1106 H/1691-1695 M)
15. Musthafa II (tahun 1106-1115 H/1695-1703 M)
16. Ahmad II (tahun 1115-1143 H/1703-1730 M)
17. Mahmud I (tahun 1143-1168/1730-1754 M)
18. "Utsman IlI (tahun 1168-1171 H/1754-1757 M)
19. Musthafa II (tahun 1171-1187H/1757-1774 M)
20. 'Abdul Hamid (tahun 1187-1203 H/1774-1789 M)
21. Salim III (tahun 1203-1222 H/1789-1807 M)
22. Musthafa IV (tahun 1222-1223 H/1807-1808 M)
23. Mahmud II (tahun 1223-1255 H/1808-1839 M)
24. 'Abdul Majid I (tahun 1255-1277 H/1839-1861 M)
25. "Abdul 'Aziz I (tahun 1277-1293 H/1861-1876 M)
26. Murad V (tahun 1293-1293 H/1876-1876 M)
27. Abdul Hamid II (tahun 1293-1328 H/1876-1909 M)
28. Muhammad Risyad V (tahun 1328-1339 H/1909-1918 M)
29. Muhammad Wahiddin II (tahun 1338-1340 H/1918-1922 M)
30. 'Abdul Majid II (tahun 1340-1342 H/1922-1924 M)
2. Sulaiman al-Qanuni (tahun 916-974 H/1520-1566 M)
3. salim II (tahun 974-982 H/1566-1574 M)
4. Murad III (tahun 982-1003 H/1574-1595 M)
5. Muhammad III (tahun 1003-1012 H/1595-1603 M)
6. Ahmad I (tahun 1012-1026 H/1603-1617 M)
7. Musthafa I (tahun 1026-1027 H/1617-1618 M)
8. 'Utsman II (tahun 1027-1031 H/1618-1622 M)
9. Musthafa I (tahun 1031-1032 H/1622-1623 M)
10. Murad IV (tahun 1032-1049 H/1623-1640 M)
11. Ibrahim I (tahun 1049-1058 H/1640-1648 M)
12. Mohammad IV (1058-1099 H/1648-1687 M)
13. Sulaiman II (tahun 1099-1102 H/1687-1691M)
14. Ahmad II (tahun 1102-1106 H/1691-1695 M)
15. Musthafa II (tahun 1106-1115 H/1695-1703 M)
16. Ahmad II (tahun 1115-1143 H/1703-1730 M)
17. Mahmud I (tahun 1143-1168/1730-1754 M)
18. "Utsman IlI (tahun 1168-1171 H/1754-1757 M)
19. Musthafa II (tahun 1171-1187H/1757-1774 M)
20. 'Abdul Hamid (tahun 1187-1203 H/1774-1789 M)
21. Salim III (tahun 1203-1222 H/1789-1807 M)
22. Musthafa IV (tahun 1222-1223 H/1807-1808 M)
23. Mahmud II (tahun 1223-1255 H/1808-1839 M)
24. 'Abdul Majid I (tahun 1255-1277 H/1839-1861 M)
25. "Abdul 'Aziz I (tahun 1277-1293 H/1861-1876 M)
26. Murad V (tahun 1293-1293 H/1876-1876 M)
27. Abdul Hamid II (tahun 1293-1328 H/1876-1909 M)
28. Muhammad Risyad V (tahun 1328-1339 H/1909-1918 M)
29. Muhammad Wahiddin II (tahun 1338-1340 H/1918-1922 M)
30. 'Abdul Majid II (tahun 1340-1342 H/1922-1924 M)
Sekali lagi terjadi dalam sejarah kaum
muslimin, hilangnya kekhalifahan. Sayangnya, kaum muslimin saat ini tidak terpengaruh,
bahkan tidak peduli dengan runtuhnya kekhilafahan. Padahal menjaga kekhilafahan
tergolong kewajiban yang sangat penting. Dengan lenyapnya institusi
kekhilafahan, mengakibatkan goncangnya dunia Islam, dan memicu instabilitas di
seluruh negeri Islam. Namun sangat disayangkan, tidak ada (pengaruh) apapun
dalam diri umat, kecuali sebagian kecil saja.
Jika kaum muslimin pada saat terjadinya
serangan pasukan Tartar ke negeri mereka, mereka sempat hidup selama 3,5 tahun
tanpa ada khalifah, maka umat Islam saat ini, telah hidup selama lebih dari 75
tahun tanpa keberadaan seorang khalifah. Seandainya negara-negara Barat tidak
menjajah dunia Islam, dan seandainya tidak ada penguasa-penguasa muslim
bayaran, seandainya tidak ada pengaruh tsaqofah, peradaban, dan berbagai
persepsi kehidupan yang dipaksakan oleh Barat terhadap kaum muslimin, sungguh
kembalinya kekhilafahan itu akan jauh lebih mudah. Akan tetapi kehendak Allah
berlaku bagi ciptaanNya dan menetapkan umat ini hidup pada masa yang cukup
lama.
Umat Islam saat ini hendaknya mulai rindu
dengan kehidupan mulia di bawah naungan Daulah Khilafah Islamiyah. Dan Insya
Allah Daulah Khilafah itu akan berdiri. Sebagaimana sabda Rasulullah
"...kemudian akan tegak Khilafah Rasyidah yang sesuai dengan manhaj Nabi".
Kami dalam hal ini tidak hanya yakin bahwa kekhilafahan akan tegak, lebih dari
itu, kota Roma (sebagai pusat agama Nashrani) dapat ditaklukkan oleh kaum
muslimin setelah dikalahkannya Konstantinopel yang sekarang menjadi Istambul.
Begitu pula daratan Eropa, Amerika, dan Rusia akan dikalahkan. Kemudian Daulah
Khilafah Islamiyah akan menguasai seluruh dunia setelah berdirinya pusat Daulah
Khilafah. Sungguh hal ini dapat terwujud dengan Izin Allah. Kita akan
menyaksikannya dalam waktu yang sangat dekat. sumber Islamuda.com
2.
SEJARAH PERADABAN ISLAM PADA MASA KHALIFAH
BAB I
PENDAHULUAN
Sejarah kebudayaan
dalam islam tidak bias lepas dari peranan budaya di masa lalu yang
membutuhkannya hingga seperti sekarang ini. Budaya-budaya tersebut diwariskan
secara turun-temurun dikalangan umat Islam sendiri yang kemudian dalam
prakteknya seakan sudah menjadi sebuah tradisi yang beradabtasi atau diambil
dari kebiasaan para sahabat rasul dimasa lalu. Dalam pembahasan berikut penulis
berupaya untuk menjelaskan tentang peranan para sahabat dalam membentuk suatu
kebiasaan yang kemudian selanjutnya menjadi sebuah tradisi yang tidak bias
lepas dan secara tidak langsung menjadi salah satu “produk budaya dalam agama
islam itu sendiri”.
RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini agar
lebih mudah untuk dipahami maka penulis berupaya untuk memberikan batasan
hingga dapat dimengerti dengan jelas isi makalah ini sendiri secara baik dengan
rumusan sebagai berikut:
1. Siapa
sahabat-sahabat yang menjadi contoh utama dan sumber budaya setelah rasul
wafat?
2. Kebiasaan-kebiasaan
sahabat apa saja kah yang kemudian menjadi sebuah tradisi dalam islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Khalifah Abu Bakar
Bicara
mengenai budaya, maka budaya adalah suatu kebiasaan dimasyarakat yang mana
dijalankan menjadi sebuah tradisi secara turun temurun yang terbentuk pola
kebiasaan tertentu atau berupa peraturan tidak tertulis namun sebagai mana
dapat kita pahami bersama bahwa hal demikian sangat di pegang teguh dan kuat
oleh masyarakat yang menjaga tradisi tersebut. Demikian pula dalam Islam adanya
warisan tradisi yang dipegang teguh umat islam yang menjaga tradisi tersebut.
Demikian pula dalam islam adanya warisan tradisi yang dipegang teguh oleh umat
Islam yang mana tidak lain berasal dari kebiasaan-kebiasaan dimasa lalu oleh
kalangan sahabat yang selanjutnya menjadi budaya dikemudian hari dalam
masyarakat islam dalam perkembangannya sampai saat ini.
Salah
satu dari tradisi Islam itu sendiri adalah tidak lain dengan berdakwah sambil
berdagang. Indonesia sendiri memaklumi hal tersebut melalui perdagangan yang
mana Islam dibawa dan disiarkan oleh pedagang dari Gujarat India. Sejarah
mencatat bahwa rasul sendiri adalah seorang pedagang dan dimasa jahiliyah pun
salah seorang sahabat yakni Abu Bakar Ash Shiddiq berniaga guna mencukupi
kebutuhan hidup sembari menyebar luaskan agama Islam setelah beliau masuk Islam[1].
Di
masa Jahiliah beliau terkenal sebagai seorang yang jujur dan berhati suci.
Tatkala agama Islam dating segeralah dianutnya. Dalam mengembangkan dan
menyiarkan agama Islam beliau mendapat hasil yang baik. Banyak
pahlawan-pahlawan Islam menganut agama Islam atas usaha dan seruan beliau Abu
Bakar.[2]
1. Pembai’atan
Abu Bakar
Pada tahun 632 M Abu Bakar akhirnya dibaiat atau di lantik sebagai
khalifah pertama setelah wafat Nabi Muhammad saw. Abu Bakar sangat dikenal
sebagai pemimpin yang sederhana, sebagai amirul mu’minin misalnya: Beliau masih
tinggal di sebuah rumah di luar kota yang amat sederhana dan selama enam bulan
mondar mandir ke tempat kerjanya di Madinah untuk melaksanakan tugas.[3]
Namun sebelumnya sempat terjadi perselisihan tentang siapa pemimpin yang
meneruskan kepemimpinan rasul Ali bin Abi Thalib menginginkan kedudukan beliau
dalam Islam. Tetapi bahagian terbanyak dari kaum muslimin menghendaki Abu Bakar
maka dipilihlah beliau menjadi khalifah.[4]
Hal ini juga tidak luput dari upaya sahabat lainnya yang lebih berhasil
meyakinkah kaum elite Islam: yaitu Umar bin Khatab yang dengan kepandaiannya
mampu menyatukan umat degnan satu suara mengangkat Abu Bakar sebagai khalifah
pengganti kepimpinan rasul.[5]
Sesudah Abu Bakar diangkat menjadi khalifah beliau berpidato. Dalam
pidatonya itu dijelaskannya siasat pemerintahan yang akan beliau jelaskan.[6]
Hanya dua tahun Abu Bakar memangku jabatan sebagai khalifah pertama
Islam, jadi tidak mengalami masa jatuhnya Siria. Pengabdiannya itu terpaksa
diakhiri karena maut telah dating tanpa sedapat dicegah. Sejarah mencatat
selama masa jabatannya itu Abu Bakar telah berhasil mengangerahkan sejumlah sukses.
Permtama, di bawah masa kepemimpinannya Islam telah tersebar di Mesopatimia.
Kedua, dalam waktu bersamaan dua tokoh Nabi palus telah berhasil dilenyapkan
yaitu Tulaihah dan Musaelamah al Kadzab. Ketiga, di samping itu gagasannya
untuk melakukan kodifikasi Qur’an telah mewujudkan hasil awal yaitu
mengumpulkan naskah-naskah yang sebelumnya masih terserak.[7]
Dalam masa pemerintahan beliau tidak dapat dipungkiri ada beberapa
masalah mencuat dikalangan muslim di antaranya munculnya para Nabi-nabi palsu
hingga banyaknya syuhada yang hafiz Alquran sehingga mendorong kodifikasi
Alquran itu sendiri sampai masalah pemberontakan suku-suku yang tadinya mengaku
beriman menjadi murtad dan berbalik berhianat.
Di dalam kesulitan yang memuncak inilah kelihatannya kebesaran jiwa dan
ketabahan hati Abu Bakar. Dengan tegas dinyatakannya seraya bersumpah, bahwa
beliau akan memerangi semua golongan yang telah menyeleweng dari kebenaran,
biar yang murtad, maupun mengaku jadi Nabi, ataupun yang tidak mau membayarkan
zakat, sehingga semuanya kembali kepada kebenaran atau beliau gugur sebagai
syahid dalam memperjuangkan kemuliaan agama Allah.[8]
Ketegasan Abu Bakar ini disambut dan didukung kuat oleh golongan terbesar
dari kaum muslimin atau oleh seluruh kaum muslimin[9]
walaupun sikap damai, karena huru-hara yang melandan hampir meliputi seluruh
tanah Arab.
B. Umar Bin Khatab
Sebagai
pengganti dan penerus kepemimpinan Islam, Umar bin Khattab lebih menyukai sebutan
amirul mukminin atau pemimpin mereka yang beriman ketimbang sebutan khalifah.
Bagaimanapun dia tetap di anggap sebagai khalifah kedua dari kelompok
khulafaurrasyidin atau khalifah yang mendapat petunjuk.
Pengangkatan,
itu sebagai hasil penunjukan Abu Bakar sebelum wafat, meskipun setelah itu
harus mendapatkan persetujuan para sahabat senior. Ditentukan bahwa meskipun
dia mendapatkan kekuasaan atas penunjukkan Abu Bakar, untuk selanjutnya dia
tidak akan melakukan hal yang sama. Dia akan menyerahkan pemilihan kepada
majelis pemilihan yang lebih bebas. Bahkan dalam kesempatan itu dia minta
dikoreksi dan ditegur manakala melanggar janji.
Janjinya
itu memang ditepati, sehingga kepemimpinannya di kenal sangat tegas, jujur, dan
adil, meskipun tetap rendah hati dalam penampilannya. Tokoh itu banyak
diceritakan sebagai orang yang sangat sederhana.[10]
1. Ekspedisi
ke Timur
Ekspedisi ini dipimpin oleh Khalid bin Walid. Dimasa Umar lah kemenangan
Khalid dipresembahkan dengan menduduki Damaskus (Damsyik), ibu koa Siria atau
Suriah pada tahun 641. Pada tahun 637 M mereka menaklukkan Persia.
2. Ekspedisi
kekawasan Magribi
Dalam ekspedisi ini dipimpin oleh Amr bin As. Langkah selanjutnya yang
dilakukan Khalid bin Walid adalah menjadikan kota Heliopolis sebagai ibu Kota
Islam di Mesir. Dalam perkembangan selanjutnya kota itu kelak dikenal sebagai
Kairo lama yang kelak menjadi ibu kota Mesir. Tentu saja semua kesuksesan itu
dilaporkan kepada khalifah Umar di Madinah.
Setelah mendapatkan izin dan restu khalifah pasukan Amr bin As meneruskan
ekspedisi mereka kekawasan-kawasan matahari tenggelam di jalur utara Afrika.
Dalam ungkapan bahasa Arab kawasan itu disebut Magribi, yang berasal dari
kosakata Ghurubi Syamsi yang berarti tenggelam matahari.[11]
3. Peta
administrasi pemerintahan
Setelah hampir semua kawasan Magribi takluk dibawah kendali Islam, maka
lengkaplah sudah kawasan Islam terbentang dari Magribi di barat sampai India
disebelah timur. Ternyata kawasan seluas itu menimbulkan konsekuensi yang tidak
mudah dalam bidang pengaturan administrasi pemerintahan. Hal itulah yang
dihadapi khalifah Umar yang dikenal sebagai L’organisateur de la victoire[12]
C. Usman Ibnu Affan
Siapa Usman Ibnu Affan?
Beliau adalah Usman ibnu Affan. Ibnu Abil Ash ibnu
Umaaiyah. Dilahirkan diwaktu Rasulullah berusia 5 tahun dan masuk Islam atas
seruan Abu Bakar Ash Shiddiq.
1. Usman
di angkat jadi khalifah.
Di waktu Umar kena tikam beliau tiada bermaksud hendak mengangkat
penggantinya. Tetapi kaum muslimin khawatir kalau-kalau terjadi perpecahan
sesudah Umar meninggal dunia, karena itu mereka mengusulkan agar Umar menunjuk
siapa yang akan menjadi pengganti beliau. Beliau mencalonkan enam orang sahabat
Rasulullah yang telah diberi kabar gembira oleh Rasulullah akan masuk surge,
mereka adalah orang-orang yang paling baik. Orang yang berenam itu aalah.
Usman, Ali ibnu Abi Thalib, Thalhah, Zubair ibnu Awwam, Sa’ad ibnu Abi Waqqash
dan Abdur Rahman Ibn Auf.
Umar berpulang ke rahmatullah, maka sahabat-sahabat yang berenam itu
berkumpul untuk bermusyawarat. Maka, bermusyawarahlah segenap lapisan kaum
muslimin, begitu juga dengan para calon (sahabat-sahabat yang ditunjuk oleh
Umar). Dari permusyawarahan itu dapatlah dia mengambil kesimpulan bahwa
pendapat tertuju kepada Usman dan Ali. Maka dipilihnyalah Usman, karena Usman
lebih tua dari Ali dan prilakunya lunak.[13]
2. Perluasan
Islam di Masa Usman
Perluasan
Islam di masa Usman dapat disimpulkan pada 2 bidang:
a. Menumpas
pendurhakaan dan pemberontakan yang terjadi di beberapa negeri yang telah masuk
ke bawah kekuasaan Islam di zaman Umar.
b. Melanjutkan
perluasan Islam ke daerah: yang sampai di sana telah terhenti perluasan Islam
di masa Umar.
1) Penumpasan
pendurhakaan dan pemberontakan
Daerah-daerah
yang mendurhaka itu terutama ialah khurasan dan Iskandariah. Usman mengirimkan
pasukan ke Khurasan dan Iskandariah tentara yang besar jumlahnya dengan
perlengkapan yang cukup. Bala tentara ini dapat menghancurkan kaum pemberontak,
serta dapat mengembalikan keamanan dan ketentraman dalam daerah tersebut.
2) Perluasan
Islam
Dengan
mempergunakan angkutan laut yang dimpimpin oleh muawiyah Ibnu Abi Sufyan tahun
28 H, pula Cyprus dapat pula dimasukkan ke dalam wilayah Islam dan salah satu
pertempuran paling penting yaitu pertempuran “Dzatis Sawari” (pertempuran tiang
kapal).[14]
D. Ali Ibnu Abi Thalib
1. Riwayat hidup Ali Ibnu Abi
Thalib
Ali
Ibnu Abi Thalib Ibnu Abdil Mutthalib, putera dari paman Rasullah dan suami dari
puteri beliau Fatimah. Ali semenjak kecil sudah dididik dengan adab dan budi
pekerti Islam. Lidahnya amat fasih berbicara. Pengetahuannya dalam agama Islam
amat luas. Hamper pada setiap peperangan yang di pimpin oleh Rasulullah, Ali
tetap ada di dalamnya. Sering Ali dapat merebut kemenangan bagi kaum Muslimin
dengan mata pedangnya yang tajam.[15]
2. Pembai’atan Ali
Pembai’atan
Ali adalah pembai’atan dari rakyat terbanyak, yakni orang-orang yang telah
menjatuhkan Usman. Tak ada diantara sahabat-sahabat terkemuka yang dapat
menolak untuk membai’atan Ali, karena tidak seorang, juga diantara mereka yang
sanggup menghadapi pancaroba. Oleh karena itu mau tak mau mereka memai’at
membai’at Ali, Kemudian banyak para Muhajirin dan Anshar yang mengikuti
tindakan mereka. Ali di bai’ah oleh rakyat terbanyak.
Dengan
memperhatikan suasana pembai’atan Ali, dapat diambil kesimpulan bahwa
pembai’atan itu bukanlah dengan sepenuh hati kaum muslimin. Terutama Bani Umaiyah,
mereka yang mempelopori orang-orang yang tidak menyetujui Ali.[16]
3. Politik Ali dalam Pemerintahan
Sesudah
beliau dibai’ah menjadi khalifah, dikeluarkannya dua buah ketetapan:
a. Memecat kepala-kepala daerah
angkatan Usman
b. Mengambil kembali tanah-tanah
yang dibagi-bagikan Usman kepada famili-famili dan kaum kerabatnya tanpa jalan
yang sah. Demikian juga hibah atau pemberian Usman kepada siapapun yang tiada
beralasan, diambil Ali kembali.[17]
Banyak
peperangan yang mencetus di masa pemerintahan Ali, dan yang terpenting adalah
dua buah, yaitu:
4. Peperangan Jamal
Dinamakan
peperangan Jamal (Unta) karena siti Aisyah istri Rasulullah dan puteri Abu
Bakar As Shiddiq ikut dalam peperangan ini dengan mengendarai Unta.i[18]
5. Perpangan Shiffin
Peperangan
shiffin adalah peperangan antara Ali dan Mu’awiyah.[19]
6. Bertahkim
Akhirnya
kedua golongan bersepakat bahwa masing-masingnya memilih seorang hakim. Orang
syam memilih Amr ibnul Ash dengan suara bulat. Tetapi dalam golongan Ali
terjadi pertikaian pendapat suara terbanyak memilih Abu Musa al-Asy’ari.[20]
7. Sesudah peristiwa tahkim
Peristiwa
tahkim telah menguntungkan Mu’awiah, tetapi keuntungan itu bukanlah diumumkan
pemberhentian Ali, dan penetapan Mu’awiha, melainkan karena peristiwa tahkim
itu telah menimbulkan perpecahan pada lasykar Ali.
Kaum
khawarij mulailah memberontak dan meninggalkan Ali. Malahan berani pula
mengerjakan perbuatan-perbuatan dosa, dan melakukan penganiayaan-penganiayaan
dan pelanggaran-pelanggaran di Irak.
Dalam
pada itu, keadaan Mu’awiyah di Syam telah stabil. Maka para sahabat yang
besar-besar seperti Sa’ad Ibnu Abi Waqqash, dan Abdullah Ibnu Umar mulailah
berdatangan kesana menggabungkan diri dengan Mu’awiyah.
Mua’wiyah
pun telah berhasil menggabungkan negeri Mesir ke dalam wilayah kekuasaannya.
Demikianlah kekuasaan Ali makin lama makin berkurang, sebaliknya kekuasaan
Mu’awiyah terus menerus bertambah naik’.[21]
8. akhhir-akhir Riwayat Ali
diwaktu
beliau bersiap-siap hendak mengirim balatentara sekali lagi untuk memerangi
Mu’awiyah, terjadilah suatu komplotan untuk mengakhiri hidup masing-masing dari
Ali, Mu’awiyah dan (Amr ibnu Ash).
Tetapi
diantara ketiga orang itu hanyaolah Ibnu Muljam yang dapat membunuh Ali. Ibnu
Muljam menusuk Ali dengan pedang, waktu beliau sedang memanggil orang untuk
bersembahyang.
Dengan
demikian berakhirlah riwayat Ali. Dengan berpulang nya Ali kerahmatullah
habislah masa pemerintahan al-Khulafaur Rasyidin.[22]
BAB III
PENUTUP
Dari pembahasan di atas
dapat diambil kesimpulan: Dapat kita ketahui bahwa khulafaur Rasyidin itu ada 4
orang yaitu: Abu Bakar Ash Shhiddiq, Umar bin AL Khattab, Usman bin Affan dan
Ali bin mereka adalah para khalifah pengganti Rasulullah. Dan banyak sekali
jasa-jasa yang telah mereka lakukan untuk islam, mulai dari
penaklukan-penaklukan dan perluasan daerah, pemeliharaan Alquran, mempersatukan
banyak Negara menjadi satu Negara yaitu Negara Islam dan ini sudah dilakukan
sejak zaman Rasulullah, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Su’ud,
Abu, Islamologi Sejarah, Ajaran dan Peranannya dalam Peradaban Umat
Manusia, Jakarta. PT Rineka Cipta, 2003.
Al-Kandahlawy,
Muhammad Yusuf, Sirah Sahabat, Keteladanan orang-orang di Sekitar Nabi,
Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1998.
Syalabi,
A. Sejarah Kebudayaan Islam 1, Jakarta, PT. Pustaka al-Husna Baru, 2007.
3.
Daulah Bani Umayyah
KATA
PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis
persembahkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat dan salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang diutus untuk
menjadi rahamat sekalian alam. Seiring dengan itu ,tidak lupa penulis ucapkan
terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan motivasi dalam
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini menjelaskan tentang
sejarah Daulah Umayyah I. Mulai dari latar belakang berdirinya hingga
kehancurannya. Penulis menyadari akan kekurangan dari makalah ini. Karena “Tak
ada gading yang tak retak”. Oleh karenaitu,saran dan masukan dari berbagai
pihak sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah ini dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat berguna bagi pembaca.
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sepenimggalnya Khalifah Ali bin Abi
Thalib,kekhalifahan islam dipegang oleh Muawiyah bin Abu Sufyan. Seorang tokoh
yang kecewa atas kebijaksanaan yang diambil oleh Ali bin Abi Thalib dalam
mengambil keputusan terhadap kasus pembunuhan Khalifah Ustman bin Affan. Beliau
juga merupakan pendiri Daulah Umayyah.
Dalam makalah ini akan dibahas
tentang Islam pada masa Daulah Umayyah I atau tepatnya di daerah Damaskus,
Suriah. Dan untuk lebih detailnya, perkembangan islam di Damaskus ini akan
diuraikan pada bab Pembahasan.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun yang menjadi rumusan masalah
dalam makalah ini adalah:
- Bagaimana latar belakang berdirinya Daulah Umayyah I di
Damaskus
- Siapa saja khalifah yang terkenal
- Apa saja kebijakan dan karakteristik Daulah
- Apa saja penyebab kemajuan, kemunduran dan kehancuran
Daulah Umayyah I di Damaskus.
Demikianlah mengenai sedikit isi
makalah ini yang dapat tim penulis selesaikan.
BAB
II
PEMBAHASAN
DAULAH
UMAYYAH
Bani Umayyah merupakan masa
kekhalifahan atau pemerintahan islam yang pertama setelah berakhirnya masa
pemerintahan Khulafaur Rasyidin.
A. Latar Belakang Berdirinya Daulah
Umayyah
Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.
Kekhalifahan islam dipegang oleh Abu Bakar as-Sidiq dan Bani Umayyah merasa
bahwa kelas mereka di bawah kelas kaum Anshar dan Muhajirin. Mereka harus
menunjukkan perjuangan mereka dalam membela islam ,untuk memiliki kelas yang
setingkat. Ketika Umar bin Khattab menjadi khalifah,mereka dikirim ke Suriah
untuk berperang melawan Bizantium. Atas jasanya,Yazid bin Abu Sufyan diangkat
menjadi gubernur disana.
Pada masa pemerintahan Usamn bin
Affan,Muawiyah bin Abu Sufyan diangkat menjadi gubernur di Suriah menggantikan
saudaranya. Selain itu,Bani Umayyah menjadi penguasa disana.
Pada masa pemerintahan Ali bin Abi
Thalib merupakan awal dari kehancuran umat islam. Hal ini dikarenakan Muawiyah
bin Abu Sufyan merasa tidak puas dengan kebijaksanaan Khalifah Ali bin Abi
Thalib ketika menangani kasus pembunuhan Usman bin Affan. Golongan ini merasa
sangat kecewa dengan pengangkatan Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah.Akhirnya
perselisihan ini memuncak menjadi Perang Jamal. Pereselisihan antara
pihak Ali bin Abi Thalib dengan pihak Muawiyah tidak berakhir sampai
disitu,akan tetapi perselisihan ini memuncak menjadi Perang Shiffin. Dalam
perang itu terjadi peristiwa Tahkim atau Arbitrase.akan tetapi peristiwa ini
memunculkan satu golongan yang disebut dengan golongan Khawarij. Golongan ini adalah
orang-orang yang kecewa dengan peristiwa Tahkim tersebut dari pihak Ali bin Abi
Thalib.
Ali bin Abi Thalib pun dibunuh oleh
salah seorang dari kelompok Khawarij tersebut pada tahun 661 M. Meninggalnya
Ali bin Abi Thalib membuat Muawiyah mengumumkan dirinya sebagai khalifah yang
baru dengan berpusat di Damaskus,Suriah. Akan tetapi,Hasan bin Ali,putra Ali
bin Abin Abi Thalib,tidak mau mengakuinya. Hal ini mulai menyulut pertentangan
dikalangan umat islam.Akhirnya Hasan bin Ali membuat perjanjian damai dengan
Muawiyah bin Abu Sufyan. Peristiwa ini dikenal dengan Aumul Jama'ah dan terjadi
pada tahun 41 atau 661 M.
Perjanjian itu dapat mempersatukan
kembali umat Islam dalam suatu kepemimpinan politik,dibawah Muawiyah bin Abu
Sufyan. Di sisi lain perjanjian itu menyebabkan Muawiyah menjadi penguasa
absolute dalam islam. Dinasti Umayyah berkuasa hampir satu abad,teoatnya selama
90 tahun,dengan empat belas khalifah.
B. I. Khalifah-khalifah Daulah
Umayyah
1.Muawiyah ibn Abi Sufyan {661-681
M}
Muawiyah ibn Abi Sufyan adalah
pendiri Daulah Bani Umayyah dan menjabat sebagai Khalifah pertama. Ia
memindahkan ibu kota dari Madinah al Munawarah kekota Damaskus dalam wilayah
Suriah.
2.Yazid ibn Muawiyah {681-683 M}
Lahir pada tahun 22 H/643 M. Pada
tahun 679 M,Muawiyah mencalonkan anaknya, Yazid, untuk menggantikannya. Yazid
menjabat sebagai khalifah dalam usia 34 tahun pada tahun 681 M. Ketika Yazid
naik tahta, sejumlah tokoh di Madinah tidak mau menyatakan setia kepadanya.
Pada tahun 680 M, ia pindah ke Kufah atas permintaan golongan Syi'ah yang ada
di Irak.
3.Muawiyah ibn Yazid {683-684 M}
Muawiyah ibn Yazid menjabat sebagai
khalifah pada tahun 683-684 M dalam usia 23 tahun.
4. Marwan ibn Al-Hakam {684-685 M}
Ia pernah menjabat sebagai penasihat
Khalifah Ustman bin Affan. Untuk mengukuhkan jabatannya,maka ia sengaja
mengawini janda Khalifah Yazid, Ummu Khalid.
5. Abdul Malik ibn Marwan {685-705
M}
Abdul Malik ibn Marwan dilantik
sebagai khalifah setelah kematian ayahnya,pada tahun 685 M.
6.Al-Walid ibn Abdul Malik {705-715
M}
Masa pemerintahan Walid ibn Malik
adalah masa ketentraman,kemakmuran dan ketetertiban.
7. Sulaiman ibn Abdul Malik (715-717
M)
Menjadi khalifah pada usia 42 tahun.
Masa pemerintahannya berlangsung selama 2 tahun, 8 bulan. Ia tidak memiliki
kepribadian yang kuat, sehingga mudah dipengaruhi penasihat-penasihat di
sekitar dirinya.
8. Umar ibn Abdul Aziz (717-720 M)
Menjabat sebagai khalifah pada usia
37 tahun. Ia terkenal adil dan sederhana.
9. Yazid ibn Abdul Malik (720-724 M)
Masa pemerintahannya berlangsung
selama 4 tahun, 1 bulan. Ia adalah seorang penguasa yang sangat gandrung
terhadap kekuasaan.
10. Hisyan ibn Abdul Malik (724-743
M)
Menjabat sebagai khalifah pada usia
yang ke 35 tahun. Ia terkenal sebagai seorang nearawan yangcakap dan ahli
militer.
11. Walid ibn Yazid (743-744 M)
Masa pemerintahannya selama 1 tahun,
2 bulan. Ia adalah salah seorang khalifah yang berkelakuan buruk.
12. Yazid ibn Walid (Yazid II) (744
M)
Masa pemerintahannya berlangsung
selama 16 bulan dan dia wafat pada usia 46 tahun. Selain itu, masa
pemerintahannya penuh kemelut dan kekacauan.
13. Ibrahim ibn Malik (744 M)
Pada masa pemerintahannya keadaan
negara semkin kacau dan dia memerintah selama 3 bulan dan wafat pada tahun 132
H.
14. Marwan ibn Muhammad (745-750M)
Beliau seorang ahli negar yang
bijaksana dan seorang pahlawan. Beberapa pemberontak berhasil ditumpasnya ,
tetapi dia tidak mampu menghadapi gerakan Bani Abbasiyah yang telah kuat
pendukungnya.
B. II. Kalifah Yang Terkenal
Khalifah-khalifah yang terkenal
diantara ke 14 khalifah tersebut adalah:
1. Muawiyah bin Abu Sufyan
Muawiyah bin Abu Sufyan adalah
pendiri Kekhalifahan Bani Umayyah. Ia memerintah selama sembilan belas tahun.
Pada masa pemerintahannya islam menyebar kearah barat dan timur.
2. Abdul Malik bin Marwan
Pada masa pemerintaha Abdul Malik
bin Marwan,pemberontakan-pemberontakan kaum Syi'ah masih berlanjut. Yang
termasyhur di antaranya adalah pemberontakan Mukhtar di Kufah pada tahun 685 -
687 M. Mukhtar mendapat banyak pengikut dari kalangan kaum Mawali, yaitu umat
Islam bukan Arab, berasal dari Persia, Armenia dan lain-lain yang pada masa
Bani Umayyah dianggap sebagai warga negara kelas dua. Ekspansi ke timur yang
dilakukan Muawiyah kemudian dilanjutkan oleh khalifah Abd al-Malik.
3. Al-Walid bin Abdul Malik
Masa pemerintahan Walid adalah masa
ketenteraman, kemakmuran, dan ketertiban. Umat Islam merasa hidup bahagia. Pada
masa pemerintahannyayang berjalan kurang lebih sepuluh tahun itu tercatat suatu
ekspedisi militer dari Afrika utara menuju wilayah barat daya, benua Eropa,
yaitu pada tahun 711 M. Meskipun masa pemerintahannya sangat singkat, dia
berhasil menjalin hubungan baik dengan golongan Syi'ah. Dia juga memberi
kebebasan kepada penganut agama lain untuk beribadah sesuai dengan keyakinan
dan kepercayaannya.
4. Umar bin Abdul Aziz
Umar bin Abdul Aziz memerintah dalam
waktu tidak lama,hanya sampai tahun 720 M atau hanya selama tiga tahun.
Walaupun sebentar, ia berhasil mencapai banyak kemajuan.
5. Hisyam bin Abdul Malik
Kerusuhan terus berlanjut hingga
masa pemerintahan Khalifah berikutnya, Hisyam ibn Abd al-Malik (724-743 M).
Bahkan di zaman Hisyam ini muncul satu kekuatan baru yang menjadi tantangan
berat bagi pemerintahan Bani Umayyah. Kekuatan itu berasal dari kalangan Bani
Hasyim yang didukung oleh golongan mawali dan merupakan ancaman yang sangat
serius. Dalam perkembangan berikutnya kekuatan baru ini, mampu menggulingkan
dinasti Umawiyah dan menggantikannya dengan dinasti baru, Bani Abbas.
Sebenarnya Hisyam ibn Abd al-Malik adalah seorang khalifah yang kuat dan
terampil. Akan tetapi, karena gerakan oposisi terlalu kuat, khalifah tidak
berdaya mematahkannya. Sepeninggal Hisyam ibn Abd al-Malik, khalifah-khalifah
Bani Umayyah yang tampil bukan hanya lemah tetapi juga bermoral buruk. Hal ini
makin memperkuat golongan oposisi.
C. Kebijakan dan Karakteristik
Daulah
Adapun kebijakan para khalifah
Daulah Umayyah yang menjadikan Daulah Umayyah maju sekaligus sebagai penciri
atau karakter daulah tersebut adalah:
- Pada masa Mu'awiyyah tergolong cemerlang. Ia berhasil
menciptakan keamanan dalam negeri dan mengatarkan negara dan rakyatnya
kepada kemakmuran serta kekayaan meliputi perluasan wilayah hingga Afrika
Utara, wilayah Khurasan dan Bukhara (Turkistan) setelah menyeberangi
sungai Oxus .
- Ekspansi ke timur yang dilakukan Muawiyah kemudian
dilanjutkan oleh khalifah Abd al-Malik. Dia mengirim tentara menyeberangi
sungai Oxus dan dapat berhasil menundukkan Balkh, Bukhara, Khawarizm,
Ferghana dan Samarkand.Tentaranya bahkan sampai ke India dan dapat
me¬nguasai Balukhistan, Sind dan daerah Punjab sampai ke Maltan. . Selain
itu, Khalifah Abd al-Malik juga berhasil melakukan pembenahan-pembenahan
administrasi pemerintahan dan memberlakukan bahasa Arab sebagai bahasa resmi
administrasi pemerintahan Islam.
- Selain melakukan pembenahan administrasi pemerintahan,
Khalifah Abdul Malik bin Marwan juga berhasil mengubah mata uang Bizantium
dan Persia yang dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam. Untuk itu,
dia mencetak uang tersendiri dengan memakai kata-kata dan tulisan Arab.
- Pada masa pemerintahan Walid menampakkan kejayaan
Dinasti Umayyah. Wilayah kekuasaannya pun bertambah luas sampai ke Spanyol
di Barat dan Sina ( India ) di Timur.. Dia membangun panti untuk orang cacat,
juga membangun jalan-jalan raya, pabrik-pabrik, gedung-gedung pemerintahan
yang megah dan masjid-masjid.
5. Pada masa pemerintahan Umar bin
Abdul Aziz, dia melakukan berbagai perbaikan dan pembangunan sarana pelayanan
umum, speerti perbaikan lahan pertanian, penggalian sumur baru, penginapan bagi
musafir dan lain-lain..
D. Kemajuan, Kemunduran dan
Kehancuran Daulah Umayyah
D. I. Kemajuan-kemajuan Daulah
Umayyah
Selain melakukan ekspansi ke
berbagai wilayah, ada beberapa hal penting yang di capai Daulah Umayyah, yaitu:
a. Menetapkan Bahasa Arab sebagai
Bahasa resmi;
b. Mendirikan masjid Agung di
Damaskus;
c. Membuat mata uang bertuliskan
kalimat syahadat;
d. Mendirikan rumah sakit di
berbagai wilayah;
e. Menyempurnakan peraturan
pemerintah;
f. Melakukan pembukuan Hadits Nabi.
Selain itu, Pada masa Daulah Bani
Umayyah perkembangan kebudayaan mengalami kemajuan dan juga bidang seni,
terutama seni bahasa, seni suara, seni rupa, dan seni bangunan (Arsitektur).
D. II. Kemunduran dan Kehancuran
Daulah Umayyah
Ada
beberapa faktor yang menyebabkan dinasti Bani Umayyah lemah dan membawanya
kepada kehancuran. Faktor-faktor itu antara lain adalah:
• Sistem pergantian khalifah melalui
garis keturunan adalah sesuatu yang baru (bid'ah) bagi tradisi Islam yang lebih
menekankan aspek senioritas. Pengaturannya tidak jelas. Ketidak jelasan sistem
pergantian khalifah ini menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak sehat di
kalangan anggota keluarga istana.
• Latar belakang terbentuknya
dinasti Bani Umayyah tidak bisa dipisahkan dari konflik-konflik politik yang
terjadi di masa Ali. Sisa-sisa Syi'ah
(para pengikut Abdullah bin Saba' al-Yahudi )
dan Khawarij terus
menjadi gerakan oposisi, baik secara terbuka seperti di masa awal dan akhir
maupun secara tersembunyi seperti di masa pertengahan kekuasaan Bani Umayyah.
Penumpasan terhadap gerakan-gerakan ini banyak menyedot kekuatan pemerintah.
• Pada masa kekuasaan Bani Umayyah,
pertentangan etnis antara suku Arabia Utara ( Bani
Qays ) dan Arabia Selatan ( Bani Kalb )
yang sudah ada sejak zaman sebelum Islam
, makin meruncing. Perselisihan ini
mengakibatkan para penguasa Bani Umayyah mendapat kesulitan untuk menggalang
persatuan dan kesatuan. Disamping itu, sebagian besar golongan mawali (non
Arab), terutama di Irak dan wilayah bagian timur lainnya, merasa tidak
puas karena status mawali itu
menggambarkan suatu inferioritas, ditambah dengan keangkuhan bangsa Arab
yang diperlihatkan pada masa Bani
Umayyah.
• Lemahnya pemerintahan daulat Bani
Umayyah juga disebabkan oleh sikap hidup mewah di lingkungan istana sehingga
anak-anak khalifah tidak sanggup memikul beban berat kenegaraan tatkala mereka
mewarisi kekuasaan. Disamping itu, para Ulama banyak yang kecewa karena
perhatian penguasa terhadap perkembangan agama sangat kurang.
• Penyebab langsung tergulingnya
kekuasaan dinasti Bani Umayyah adalah munculnya kekuatan baru yang dipelopori
oleh keturunan al-Abbas ibn Abd al-Muthalib .
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Daulah bani Umayyah I didirikan oleh
Muawiyah bin Abu Sufyan. Khalifah yang memimpin Daulah ini ada 14 orang. Selain
itu, masing-masing khalifah ada yang membuat kemajuan dan ada juga yang
menyebabkan kemunduran Daulah Umayyah. Salah satu kemajuan yang di capai oleh
daulah ini adalah berhasilnya menetaokan bahasa Aarb sebagai bahasa resmi dan mendirikan
mesjid agung di Damaskus.
Salah satu penyebab kehancuran dan
runtuhnya daulah ini adalah . Lemahnya pemerintahan daulat Bani Umayyah juga
disebabkan oleh sikap hidup mewah di lingkungan istana sehingga anak-anak
khalifah tidak sanggup memikul beban berat kenegaraan tatkala mereka mewarisi
kekuasaan.
B. Saran
Belajar dari masa lalu merupakan
sesuatu yang perlu kita lakukan. Dari uraian di atas kita dapat mengambil
pelajaran bahwa kita harus berusaha dengan maksimal agar bisa membuat
perubahan. Di samping itu kita sebagai umat Islam juga harus bisa menjaga
persatuan dan kesatuan agar musuh-musuh Islam tidak bisa menghancurkan kita.
DAFTAR
PUSTAKA
Yatim, Badri. 2004. Sejarah
Peradaban Islam. Jakarta .
Internet . id.wikipedia.org.
Internet .cossac
Internet. ilmupedia.com
Internet. makalah -ibnu.blogspot.com
Internet : hitsuke.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar