Categories

Lesson 6

Blog Archive

Follower

Statistik

Get Gifs at CodemySpace.com

Makalah Khalifah islam


KHALIFAH ISLAM
Sejarah KeKhalifahan Islam
Rasulullah SAW telah memerintahkan kepada kaum muslimin agar mereka mengangkat seorang khalifah setelah beliau SAW wafat, yang dibai'at dengan bai'at syar'iy untuk memerintahkan kaum muslimin berdasarkan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah SAW. Menegakkan syari'at Allah, dan berjihad bersama kaum muslimin melawan musuh-musuh Allah.
Rasulullah SAW bersabda : "Sesungguhnya tidak ada Nabi setelah aku, dan akan ada para khalifah, dan banyak (jumlahnya)." para sahabat bertanya, "Apa yang engkau perintahkan kepada kami? Nabi SAW menjawab, "penuhilah bai'at yang pertama, dan yang pertama. Dan Allah akan bertanya kepada mereka apa-apa yang mereka pimpin." (HR. MUSLIM) Rasulullah SAW berwasiat kepada kaum muslimin, agar jangan sampai ada masa tanpa adanya khalifah (yang memimpin kaum muslimin). Jika hal ini terjadi, dengan tiadanya seorang khalifah, maka wajib bagi kaum muslimin berupaya mengangkat khalifah yang baru, meskipun hal itu berakibat pada kematian.
Sabda Rasulullah SAW : "Barang siapa mati dan dipundaknya tidak membai'at Seorang imam (khalifah), maka matinya (seperti) mati (dalam keadaan) jahiliyyah."
Rasulullah SAW juga bersabda : "Jika kalian menyaksikan seorang khalifah, hendaklah kalian taat, walaupun (ia) memukul punggungmu. Sesungguhnya jika tidak ada khalifah, maka akan terjadi Kekacauan." (HR. THABARANI)
sesungguhnya Allah SWT telah memerintahkan (kepada kita) untuk taat kepada khalifah. Allah berfirman : "Hai orang-orang yang berfirman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(Nya), dan ulil amri diantara kamu." (AN NISA :59)
Kaum muslimin telah menjaga wasiat Rasulullah SAW tersebut sepanjang 13 abad. Selama interval waktu itu, kaum muslimin tidak pernah menyaksikan suatu kehidupan tanpa ada (dipimpin) seorang khalifah yang mengatur urusan-urusan mereka. Ketika seorang khalifah meninggal atau diganti, ahlul halli wal 'aqdi segera mencari, memilih, dan menentukan pengganti khalifah terdahulu. Hal ini terus berlangsung pada masa-masa islam (saat itu). Setiap masa, kaum muslimin senantiasa menyaksikan bai'at kepada khalifah atas dasar taat. Ini dimulai sejak masa Khulafaur Rasyidin hingga periode para Khalifah dari Dinasti 'Utsmaniyyah.
Kaum muslimin mengetahui bahwa khalifah pertama dalam sejarah Islam adalah Abu Bakar ra, akan tetapi mayoritas kaum muslimin saat ini, tidak mengetaui bahwa Sultan 'Abdul Majid II adalah khalifah terakhir yang dimiliki oleh umat Islam, pada masa lenyapnya Daulah Khilafah Islamiyyah akibat ulah Musthafa Kamal yang menghancurkan sistem kilafah dan meruntuhnya Dinasti 'Utsmaniyyah. Fenomena initerjadi pada tanggal 27 Rajab 1342 H.

Dalam sejarah kaum muslimin hingga hari ini, pemerintah Islam di bawah institusi Khilafah Islamiah pernah dipimpin oleh 104 khalifah. Mereka (para khalifah) terdiri dari 5 orang khalifah dari khulafaur raasyidin, 14 khalifah dari dinasti Umayyah, 18 khalifah dari dinasti 'Abbasiyyah, diikuti dari Bani Buwaih 8 orang khalifah, dan dari Bani Saljuk 11 orang khalifah. Dari sini pusat pemerintahan dipindahkan ke kairo, yang dilanjutkan oleh 18 orang khalifah. Setelah itu khalifah berpindah kepada Bani 'Utsman. Dari Bani ini terdapat 30 orang khalifah. Umat masih mengetahui nama-nama para khulafaur rasyidin dibandingkan dengan yang lain. Walaupun mereka juga tidak lupa dengan Khalifah 'Umar bin 'Abd al-'Aziz, Harun al-rasyid, Sultan 'Abdul Majid, serta khalifah-khalifah yang masyur dikenal dalam sejarah.
Masa khulafaur Rasyidin
1.Abu Bakar ash-Shiddiq ra (tahun 11-13 H/632-634 M)
2.
Umar bin khaththab ra (tahun 13-23 H/634-644 M)
3.
Utsman bin 'Affan ra (tahun 23-35 H/644-656 M)
4.
Ali bin Abi Thalib ra (tahun 35-40 H/656-661 M)
5.Al-Hasan bin Ali ra (tahun 40 H/661 M)

Setelah mereka, khalifah berpindah ke tangan Bani Umayyah yang berlangsung lebih dari 89 tahun. Khalifah pertama adalah Mu'awiyyah. Sedangkan khalifah terakhir adalah Marwan bin Muhammad bin Marwan bin Hakam. Masa kekuasaan mereka sebagai berikut:
1.Mu'awiyah bin Abi Sufyan (tahun 40-64 H/661-680 M)
2.Yazid bin Mu'awiyah (tahun 61-64 H/680-683 M)
3.Mu'awiyah bin Yazid (tahun 64-68 H/683-684 M)
4.Marwan bin Hakam (tahun 65-66 H/684-685 M)
5.'Abdul Malik bin Marwan (tahun 66-68 H/685-705 M)
6.Walid bin 'Abdul Malik (tahun 86-97 H/705-715 M)
7.Sulaiman bin 'Abdul Malik (tahun 97-99 H/715-717 M)
8.'Umar bin 'Abdul 'Aziz (tahun 99-102 H/717-720 M)
9.Yazid bin 'Abdul Malik (tahun 102-106 H/720-724 M)
10.Hisyam bin Abdul Malik (tahun 106-126 H/724-743 M)
11.Walid bin Yazid (tahun 126 H/744 M)
12.Yazid bin Walid (tahun 127 H/744 M)
13.Ibrahim bin Walid (tahun 127 H/744 M)
14.Marwan bin Muhammad (tahun 127-133 H/744-750 M)


Setelah mereka, khalifah berpindah ke tangan Bani Umayyah yang berlangsung lebih dari 89 tahun. Khalifah pertama adalah Mu'awiyyah. Sedangkan khalifah terakhir adalah Marwan bin Muhammad bin Marwan bin Hakam. Masa kekuasaan mereka sebagai berikut:

I. Dari Bani 'Abbas
1. Abul 'Abbas al-Safaah (tahun 133-137 H/750-754 M)
2. Abu Ja'far al-Mansyur (tahun 137-159 H/754-775 M)
3. Al-Mahdi (tahun 159-169 H/775-785 M)
4. Al-Hadi (tahun 169-170 H/785-786 M)
5. Harun al-Rasyid (tahun 170-194 H/786-809 M)
6. Al-Amiin (tahun 194-198 H/809-813 M)
8. Al-Mu'tashim Billah (tahun 218-228 H/833-842 M)
9. Al-Watsiq Billah (tahun 228-232 H/842-847 M)
10. Al-Mutawakil 'Ala al-Allah (tahun 232-247 H/847-861 M)
11. Al-Muntashir Billah (tahun 247-248 H/861-862 M)
12. Al-Musta'in Billah (tahun 248-252 H/862-866 M)
13. Al-Mu'taz Billah (tahun 252-256 H/866-869 M)
14. Al-Muhtadi Billah (tahun 256-257 H/869-870 M)
15. Al-Mu'tamad 'Ala al-Allah (tahun 257-279 H/870-892 M)
16. Al-Mu'tadla Billah (tahun 279-290 H/892-902 M)
17. Al-Muktafi Billah (tahun 290-296 H/902-908 M)
18. .Al-Muqtadir Billah (tahun 296-320 H/908-932 M)

II. Dari Bani Buwaih 19.Al-Qahir Billah (tahun 320-323 H/932-934 M)
1. Al-Radli Billah (tahun 323-329 H/934-940 M)
2. Al-Muttaqi Lillah (tahun 329-333 H/940-944 M)
3. Al-Musaktafi al-Allah (tahun 333-335 H/944-946 M)
4. Al-Muthi' Lillah (tahun 335-364 H/946-974 M)
5. Al-Thai'i Lillah (tahun 364-381 H/974-991 M)
6. Al-Qadir Billah (tahun 381-423 H/991-1031 M)
7. Al-Qa'im Bi Amrillah (tahun 423-468 H/1031-1075 M)

III. Dari Bani Saljuk
1. Al Mu'tadi Biamrillah (tahun 468-487 H/1075-1094 M)
2. Al Mustadhhir Billah (tahun 487-512 H/1094-1118 M)
3. Al Mustarsyid Billah (tahun 512-530 H/1118-1135 M)
4. Al-Rasyid Billah (tahun 530-531 H/1135-1136 M)
5. Al Muqtafi Liamrillah (tahun 531-555 H/1136-1160)
6. Al Mustanjid Billah (tahun 555-566 H/1160-1170 M)
7. Al Mustadhi'u Biamrillah (tahun 566-576 H/1170-1180 M)
8. An Naashir Liddiinillah (tahun 576-622 H/1180-1225 M)
9. Adh Dhahir Biamrillah (tahun 622-623 H/1225-1226 M)
10. Al Mustanshir Billah (tahun 623-640 H/1226-1242 M)
11. Al Mu'tashim Billah ( tahun 640-656 H/1242-1258 M)
Setelah itu kaum muslimin hidup selama 3,5 tahun tanpa seorang khalifah pun. Ini terjadi karena serangan orang-orang Tartar ke negeri-negeri Islam dan pusat kekhalifahan di Baghdad. Namun demikian, kaum muslimin di Mesir, pada masa dinasti Mamaluk tidak tinggal diam, dan berusaha mengembalikan kembali kekhilafahan. kemudian mereka membai'at Al Muntashir dari Bani Abbas. Ia adalah putra Khalifah al-Abbas al-Dhahir Biamrillah dan saudara laki-laki khalifah Al Mustanshir Billah, paman dari khalifah Al Mu'tashim Billah. Pusat pemerintahan dipindahkan lagi ke Mesir. Khalifah yang diangkat dari mereka ada 18 orang yaitu :
1. Al Mustanshir billah II (taun 660-661 H/1261-1262 M)
2. Al Haakim Biamrillah I ( tahun 661-701 H/1262-1302 M)
3. Al Mustakfi Billah I (tahun 701-732 H/1302-1334 M)
4. Al Watsiq Billah I (tahun 732-742 H/1334-1354 M)
5. Al Haakim Biamrillah II (tahun 742-753 H/1343-1354 M)
6. al Mu'tadlid Billah I (tahun 753-763 H/1354-1364 M)
7. Al Mutawakkil 'Alallah I (tahun 763-785 H/1363-1386 M)
8. Al Watsir Billah II (tahun 785-788 H/1386-1389 M)
9. Al Mu'tashim (tahun 788-791 H/1389-1392 M)
10. Al Mutawakkil 'Alallah II (tahun 791-808 H/1392-14-9 M)
11. Al Musta'in Billah (tahun 808-815 H/ 1409-1426 M)
12. Al Mu'tadlid Billah II (tahun 815-845 H/1416-1446 M)
13. Al Mustakfi Billah II (tahun 845-854 H/1446-1455 M)
14. Al Qa'im Biamrillah (tahun 754-859 H/1455-1460 M)
15. Al Mustanjid Billah (tahun 859-884 H/1460-1485 M)
16. Al Mutawakkil 'Alallah (tahun 884-893 H/1485-1494 M)
17. al Mutamasik Billah (tahun 893-914 H/1494-1515 M)
18. Al Mutawakkil 'Alallah OV (tahun 914-918 H/1515-1517 M)
Ketika daulah Islamiyah Bani Saljuk berakhir di anatolia, Kemudian muncul kekuasaan yang berasal dari Bani Utsman dengan pemimpinnya "Utsman bin Arthagherl sebagai khalifah pertama Bani Utsman, dan berakhir pada masa khalifah Bayazid II (918 H/1500 M) yang diganti oleh putranya Sultan Salim I. Kemuadian khalifah dinasti Abbasiyyah, yakni Al Mutawakkil "alallah diganti oleh Sultan Salim. Ia berhasil menyelamatkan kunci-kunci al-Haramain al-Syarifah. Dari dinasti Utsmaniyah ini telah berkuasa sebanyah 30 orang khalifah, yang berlangsung mulai dari abad keenam belas Masehi. nama-nama mereka adalah sebagai berikut:
1. Salim I (tahun 918-926 H/1517-1520 M)
2. Sulaiman al-Qanuni (tahun 916-974 H/1520-1566 M)
3. salim II (tahun 974-982 H/1566-1574 M)
4. Murad III (tahun 982-1003 H/1574-1595 M)
5. Muhammad III (tahun 1003-1012 H/1595-1603 M)
6. Ahmad I (tahun 1012-1026 H/1603-1617 M)
7. Musthafa I (tahun 1026-1027 H/1617-1618 M)
8. 'Utsman II (tahun 1027-1031 H/1618-1622 M)
9. Musthafa I (tahun 1031-1032 H/1622-1623 M)
10. Murad IV (tahun 1032-1049 H/1623-1640 M)
11. Ibrahim I (tahun 1049-1058 H/1640-1648 M)
12. Mohammad IV (1058-1099 H/1648-1687 M)
13. Sulaiman II (tahun 1099-1102 H/1687-1691M)
14. Ahmad II (tahun 1102-1106 H/1691-1695 M)
15. Musthafa II (tahun 1106-1115 H/1695-1703 M)
16. Ahmad II (tahun 1115-1143 H/1703-1730 M)
17. Mahmud I (tahun 1143-1168/1730-1754 M)
18. "Utsman IlI (tahun 1168-1171 H/1754-1757 M)
19. Musthafa II (tahun 1171-1187H/1757-1774 M)
20. 'Abdul Hamid (tahun 1187-1203 H/1774-1789 M)
21. Salim III (tahun 1203-1222 H/1789-1807 M)
22. Musthafa IV (tahun 1222-1223 H/1807-1808 M)
23. Mahmud II (tahun 1223-1255 H/1808-1839 M)
24. 'Abdul Majid I (tahun 1255-1277 H/1839-1861 M)
25. "Abdul 'Aziz I (tahun 1277-1293 H/1861-1876 M)
26. Murad V (tahun 1293-1293 H/1876-1876 M)
27.
Abdul Hamid II (tahun 1293-1328 H/1876-1909 M)
28. Muhammad Risyad V (tahun 1328-1339 H/1909-1918 M)
29. Muhammad Wahiddin II (tahun 1338-1340 H/1918-1922 M)
30. 'Abdul Majid II (tahun 1340-1342 H/1922-1924 M)
Sekali lagi terjadi dalam sejarah kaum muslimin, hilangnya kekhalifahan. Sayangnya, kaum muslimin saat ini tidak terpengaruh, bahkan tidak peduli dengan runtuhnya kekhilafahan. Padahal menjaga kekhilafahan tergolong kewajiban yang sangat penting. Dengan lenyapnya institusi kekhilafahan, mengakibatkan goncangnya dunia Islam, dan memicu instabilitas di seluruh negeri Islam. Namun sangat disayangkan, tidak ada (pengaruh) apapun dalam diri umat, kecuali sebagian kecil saja.
Jika kaum muslimin pada saat terjadinya serangan pasukan Tartar ke negeri mereka, mereka sempat hidup selama 3,5 tahun tanpa ada khalifah, maka umat Islam saat ini, telah hidup selama lebih dari 75 tahun tanpa keberadaan seorang khalifah. Seandainya negara-negara Barat tidak menjajah dunia Islam, dan seandainya tidak ada penguasa-penguasa muslim bayaran, seandainya tidak ada pengaruh tsaqofah, peradaban, dan berbagai persepsi kehidupan yang dipaksakan oleh Barat terhadap kaum muslimin, sungguh kembalinya kekhilafahan itu akan jauh lebih mudah. Akan tetapi kehendak Allah berlaku bagi ciptaanNya dan menetapkan umat ini hidup pada masa yang cukup lama.
Umat Islam saat ini hendaknya mulai rindu dengan kehidupan mulia di bawah naungan Daulah Khilafah Islamiyah. Dan Insya Allah Daulah Khilafah itu akan berdiri. Sebagaimana sabda Rasulullah "...kemudian akan tegak Khilafah Rasyidah yang sesuai dengan manhaj Nabi". Kami dalam hal ini tidak hanya yakin bahwa kekhilafahan akan tegak, lebih dari itu, kota Roma (sebagai pusat agama Nashrani) dapat ditaklukkan oleh kaum muslimin setelah dikalahkannya Konstantinopel yang sekarang menjadi Istambul. Begitu pula daratan Eropa, Amerika, dan Rusia akan dikalahkan. Kemudian Daulah Khilafah Islamiyah akan menguasai seluruh dunia setelah berdirinya pusat Daulah Khilafah. Sungguh hal ini dapat terwujud dengan Izin Allah. Kita akan menyaksikannya dalam waktu yang sangat dekat. sumber Islamuda.com
Diposkan oleh Kisah7 di 23:45 http://img2.blogblog.com/img/icon18_edit_allbkg.gif

























2. SEJARAH PERADABAN ISLAM PADA MASA KHALIFAH

BAB I
PENDAHULUAN
Sejarah kebudayaan dalam islam tidak bias lepas dari peranan budaya di masa lalu yang membutuhkannya hingga seperti sekarang ini. Budaya-budaya tersebut diwariskan secara turun-temurun dikalangan umat Islam sendiri yang kemudian dalam prakteknya seakan sudah menjadi sebuah tradisi yang beradabtasi atau diambil dari kebiasaan para sahabat rasul dimasa lalu. Dalam pembahasan berikut penulis berupaya untuk menjelaskan tentang peranan para sahabat dalam membentuk suatu kebiasaan yang kemudian selanjutnya menjadi sebuah tradisi yang tidak bias lepas dan secara tidak langsung menjadi salah satu “produk budaya dalam agama islam itu sendiri”.
RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini agar lebih mudah untuk dipahami maka penulis berupaya untuk memberikan batasan hingga dapat dimengerti dengan jelas isi makalah ini sendiri secara baik dengan rumusan sebagai berikut:
1. Siapa sahabat-sahabat yang menjadi contoh utama dan sumber budaya setelah rasul wafat?
2. Kebiasaan-kebiasaan sahabat apa saja kah yang kemudian menjadi sebuah tradisi dalam islam.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Khalifah Abu Bakar
Bicara mengenai budaya, maka budaya adalah suatu kebiasaan dimasyarakat yang mana dijalankan menjadi sebuah tradisi secara turun temurun yang terbentuk pola kebiasaan tertentu atau berupa peraturan tidak tertulis namun sebagai mana dapat kita pahami bersama bahwa hal demikian sangat di pegang teguh dan kuat oleh masyarakat yang menjaga tradisi tersebut. Demikian pula dalam Islam adanya warisan tradisi yang dipegang teguh umat islam yang menjaga tradisi tersebut. Demikian pula dalam islam adanya warisan tradisi yang dipegang teguh oleh umat Islam yang mana tidak lain berasal dari kebiasaan-kebiasaan dimasa lalu oleh kalangan sahabat yang selanjutnya menjadi budaya dikemudian hari dalam masyarakat islam dalam perkembangannya sampai saat ini.
Salah satu dari tradisi Islam itu sendiri adalah tidak lain dengan berdakwah sambil berdagang. Indonesia sendiri memaklumi hal tersebut melalui perdagangan yang mana Islam dibawa dan disiarkan oleh pedagang dari Gujarat India. Sejarah mencatat bahwa rasul sendiri adalah seorang pedagang dan dimasa jahiliyah pun salah seorang sahabat yakni Abu Bakar Ash Shiddiq berniaga guna mencukupi kebutuhan hidup sembari menyebar luaskan agama Islam setelah beliau masuk Islam[1].
Di masa Jahiliah beliau terkenal sebagai seorang yang jujur dan berhati suci. Tatkala agama Islam dating segeralah dianutnya. Dalam mengembangkan dan menyiarkan agama Islam beliau mendapat hasil yang baik. Banyak pahlawan-pahlawan Islam menganut agama Islam atas usaha dan seruan beliau Abu Bakar.[2]
1. Pembai’atan Abu Bakar
Pada tahun 632 M Abu Bakar akhirnya dibaiat atau di lantik sebagai khalifah pertama setelah wafat Nabi Muhammad saw. Abu Bakar sangat dikenal sebagai pemimpin yang sederhana, sebagai amirul mu’minin misalnya: Beliau masih tinggal di sebuah rumah di luar kota yang amat sederhana dan selama enam bulan mondar mandir ke tempat kerjanya di Madinah untuk melaksanakan tugas.[3]
Namun sebelumnya sempat terjadi perselisihan tentang siapa pemimpin yang meneruskan kepemimpinan rasul Ali bin Abi Thalib menginginkan kedudukan beliau dalam Islam. Tetapi bahagian terbanyak dari kaum muslimin menghendaki Abu Bakar maka dipilihlah beliau menjadi khalifah.[4] Hal ini juga tidak luput dari upaya sahabat lainnya yang lebih berhasil meyakinkah kaum elite Islam: yaitu Umar bin Khatab yang dengan kepandaiannya mampu menyatukan umat degnan satu suara mengangkat Abu Bakar sebagai khalifah pengganti kepimpinan rasul.[5]
Sesudah Abu Bakar diangkat menjadi khalifah beliau berpidato. Dalam pidatonya itu dijelaskannya siasat pemerintahan yang akan beliau jelaskan.[6]
Hanya dua tahun Abu Bakar memangku jabatan sebagai khalifah pertama Islam, jadi tidak mengalami masa jatuhnya Siria. Pengabdiannya itu terpaksa diakhiri karena maut telah dating tanpa sedapat dicegah. Sejarah mencatat selama masa jabatannya itu Abu Bakar telah berhasil mengangerahkan sejumlah sukses. Permtama, di bawah masa kepemimpinannya Islam telah tersebar di Mesopatimia. Kedua, dalam waktu bersamaan dua tokoh Nabi palus telah berhasil dilenyapkan yaitu Tulaihah dan Musaelamah al Kadzab. Ketiga, di samping itu gagasannya untuk melakukan kodifikasi Qur’an telah mewujudkan hasil awal yaitu mengumpulkan naskah-naskah yang sebelumnya masih terserak.[7]
Dalam masa pemerintahan beliau tidak dapat dipungkiri ada beberapa masalah mencuat dikalangan muslim di antaranya munculnya para Nabi-nabi palsu hingga banyaknya syuhada yang hafiz Alquran sehingga mendorong kodifikasi Alquran itu sendiri sampai masalah pemberontakan suku-suku yang tadinya mengaku beriman menjadi murtad dan berbalik berhianat.
Di dalam kesulitan yang memuncak inilah kelihatannya kebesaran jiwa dan ketabahan hati Abu Bakar. Dengan tegas dinyatakannya seraya bersumpah, bahwa beliau akan memerangi semua golongan yang telah menyeleweng dari kebenaran, biar yang murtad, maupun mengaku jadi Nabi, ataupun yang tidak mau membayarkan zakat, sehingga semuanya kembali kepada kebenaran atau beliau gugur sebagai syahid dalam memperjuangkan kemuliaan agama Allah.[8]
Ketegasan Abu Bakar ini disambut dan didukung kuat oleh golongan terbesar dari kaum muslimin atau oleh seluruh kaum muslimin[9] walaupun sikap damai, karena huru-hara yang melandan hampir meliputi seluruh tanah Arab.
B. Umar Bin Khatab
Sebagai pengganti dan penerus kepemimpinan Islam, Umar bin Khattab lebih menyukai sebutan amirul mukminin atau pemimpin mereka yang beriman ketimbang sebutan khalifah. Bagaimanapun dia tetap di anggap sebagai khalifah kedua dari kelompok khulafaurrasyidin atau khalifah yang mendapat petunjuk.
Pengangkatan, itu sebagai hasil penunjukan Abu Bakar sebelum wafat, meskipun setelah itu harus mendapatkan persetujuan para sahabat senior. Ditentukan bahwa meskipun dia mendapatkan kekuasaan atas penunjukkan Abu Bakar, untuk selanjutnya dia tidak akan melakukan hal yang sama. Dia akan menyerahkan pemilihan kepada majelis pemilihan yang lebih bebas. Bahkan dalam kesempatan itu dia minta dikoreksi dan ditegur manakala melanggar janji.
Janjinya itu memang ditepati, sehingga kepemimpinannya di kenal sangat tegas, jujur, dan adil, meskipun tetap rendah hati dalam penampilannya. Tokoh itu banyak diceritakan sebagai orang yang sangat sederhana.[10]
1. Ekspedisi ke Timur
Ekspedisi ini dipimpin oleh Khalid bin Walid. Dimasa Umar lah kemenangan Khalid dipresembahkan dengan menduduki Damaskus (Damsyik), ibu koa Siria atau Suriah pada tahun 641. Pada tahun 637 M mereka menaklukkan Persia.
2. Ekspedisi kekawasan Magribi
Dalam ekspedisi ini dipimpin oleh Amr bin As. Langkah selanjutnya yang dilakukan Khalid bin Walid adalah menjadikan kota Heliopolis sebagai ibu Kota Islam di Mesir. Dalam perkembangan selanjutnya kota itu kelak dikenal sebagai Kairo lama yang kelak menjadi ibu kota Mesir. Tentu saja semua kesuksesan itu dilaporkan kepada khalifah Umar di Madinah.
Setelah mendapatkan izin dan restu khalifah pasukan Amr bin As meneruskan ekspedisi mereka kekawasan-kawasan matahari tenggelam di jalur utara Afrika. Dalam ungkapan bahasa Arab kawasan itu disebut Magribi, yang berasal dari kosakata Ghurubi Syamsi yang berarti tenggelam matahari.[11]
3. Peta administrasi pemerintahan
Setelah hampir semua kawasan Magribi takluk dibawah kendali Islam, maka lengkaplah sudah kawasan Islam terbentang dari Magribi di barat sampai India disebelah timur. Ternyata kawasan seluas itu menimbulkan konsekuensi yang tidak mudah dalam bidang pengaturan administrasi pemerintahan. Hal itulah yang dihadapi khalifah Umar yang dikenal sebagai L’organisateur de la victoire[12]
C. Usman Ibnu Affan
Siapa Usman Ibnu Affan?
Beliau adalah Usman ibnu Affan. Ibnu Abil Ash ibnu Umaaiyah. Dilahirkan diwaktu Rasulullah berusia 5 tahun dan masuk Islam atas seruan Abu Bakar Ash Shiddiq.
1. Usman di angkat jadi khalifah.
Di waktu Umar kena tikam beliau tiada bermaksud hendak mengangkat penggantinya. Tetapi kaum muslimin khawatir kalau-kalau terjadi perpecahan sesudah Umar meninggal dunia, karena itu mereka mengusulkan agar Umar menunjuk siapa yang akan menjadi pengganti beliau. Beliau mencalonkan enam orang sahabat Rasulullah yang telah diberi kabar gembira oleh Rasulullah akan masuk surge, mereka adalah orang-orang yang paling baik. Orang yang berenam itu aalah. Usman, Ali ibnu Abi Thalib, Thalhah, Zubair ibnu Awwam, Sa’ad ibnu Abi Waqqash dan Abdur Rahman Ibn Auf.
Umar berpulang ke rahmatullah, maka sahabat-sahabat yang berenam itu berkumpul untuk bermusyawarat. Maka, bermusyawarahlah segenap lapisan kaum muslimin, begitu juga dengan para calon (sahabat-sahabat yang ditunjuk oleh Umar). Dari permusyawarahan itu dapatlah dia mengambil kesimpulan bahwa pendapat tertuju kepada Usman dan Ali. Maka dipilihnyalah Usman, karena Usman lebih tua dari Ali dan prilakunya lunak.[13]
2. Perluasan Islam di Masa Usman
Perluasan Islam di masa Usman dapat disimpulkan pada 2 bidang:
a. Menumpas pendurhakaan dan pemberontakan yang terjadi di beberapa negeri yang telah masuk ke bawah kekuasaan Islam di zaman Umar.
b. Melanjutkan perluasan Islam ke daerah: yang sampai di sana telah terhenti perluasan Islam di masa Umar.
1) Penumpasan pendurhakaan dan pemberontakan
Daerah-daerah yang mendurhaka itu terutama ialah khurasan dan Iskandariah. Usman mengirimkan pasukan ke Khurasan dan Iskandariah tentara yang besar jumlahnya dengan perlengkapan yang cukup. Bala tentara ini dapat menghancurkan kaum pemberontak, serta dapat mengembalikan keamanan dan ketentraman dalam daerah tersebut.
2) Perluasan Islam
Dengan mempergunakan angkutan laut yang dimpimpin oleh muawiyah Ibnu Abi Sufyan tahun 28 H, pula Cyprus dapat pula dimasukkan ke dalam wilayah Islam dan salah satu pertempuran paling penting yaitu pertempuran “Dzatis Sawari” (pertempuran tiang kapal).[14]
D. Ali Ibnu Abi Thalib
1. Riwayat hidup Ali Ibnu Abi Thalib
Ali Ibnu Abi Thalib Ibnu Abdil Mutthalib, putera dari paman Rasullah dan suami dari puteri beliau Fatimah. Ali semenjak kecil sudah dididik dengan adab dan budi pekerti Islam. Lidahnya amat fasih berbicara. Pengetahuannya dalam agama Islam amat luas. Hamper pada setiap peperangan yang di pimpin oleh Rasulullah, Ali tetap ada di dalamnya. Sering Ali dapat merebut kemenangan bagi kaum Muslimin dengan mata pedangnya yang tajam.[15]
2. Pembai’atan Ali
Pembai’atan Ali adalah pembai’atan dari rakyat terbanyak, yakni orang-orang yang telah menjatuhkan Usman. Tak ada diantara sahabat-sahabat terkemuka yang dapat menolak untuk membai’atan Ali, karena tidak seorang, juga diantara mereka yang sanggup menghadapi pancaroba. Oleh karena itu mau tak mau mereka memai’at membai’at Ali, Kemudian banyak para Muhajirin dan Anshar yang mengikuti tindakan mereka. Ali di bai’ah oleh rakyat terbanyak.
Dengan memperhatikan suasana pembai’atan Ali, dapat diambil kesimpulan bahwa pembai’atan itu bukanlah dengan sepenuh hati kaum muslimin. Terutama Bani Umaiyah, mereka yang mempelopori orang-orang yang tidak menyetujui Ali.[16]
3. Politik Ali dalam Pemerintahan
Sesudah beliau dibai’ah menjadi khalifah, dikeluarkannya dua buah ketetapan:
a. Memecat kepala-kepala daerah angkatan Usman
b. Mengambil kembali tanah-tanah yang dibagi-bagikan Usman kepada famili-famili dan kaum kerabatnya tanpa jalan yang sah. Demikian juga hibah atau pemberian Usman kepada siapapun yang tiada beralasan, diambil Ali kembali.[17]
Banyak peperangan yang mencetus di masa pemerintahan Ali, dan yang terpenting adalah dua buah, yaitu:
4. Peperangan Jamal
Dinamakan peperangan Jamal (Unta) karena siti Aisyah istri Rasulullah dan puteri Abu Bakar As Shiddiq ikut dalam peperangan ini dengan mengendarai Unta.i[18]
5. Perpangan Shiffin
Peperangan shiffin adalah peperangan antara Ali dan Mu’awiyah.[19]
6. Bertahkim
Akhirnya kedua golongan bersepakat bahwa masing-masingnya memilih seorang hakim. Orang syam memilih Amr ibnul Ash dengan suara bulat. Tetapi dalam golongan Ali terjadi pertikaian pendapat suara terbanyak memilih Abu Musa al-Asy’ari.[20]
7. Sesudah peristiwa tahkim
Peristiwa tahkim telah menguntungkan Mu’awiah, tetapi keuntungan itu bukanlah diumumkan pemberhentian Ali, dan penetapan Mu’awiha, melainkan karena peristiwa tahkim itu telah menimbulkan perpecahan pada lasykar Ali.
Kaum khawarij mulailah memberontak dan meninggalkan Ali. Malahan berani pula mengerjakan perbuatan-perbuatan dosa, dan melakukan penganiayaan-penganiayaan dan pelanggaran-pelanggaran di Irak.
Dalam pada itu, keadaan Mu’awiyah di Syam telah stabil. Maka para sahabat yang besar-besar seperti Sa’ad Ibnu Abi Waqqash, dan Abdullah Ibnu Umar mulailah berdatangan kesana menggabungkan diri dengan Mu’awiyah.
Mua’wiyah pun telah berhasil menggabungkan negeri Mesir ke dalam wilayah kekuasaannya. Demikianlah kekuasaan Ali makin lama makin berkurang, sebaliknya kekuasaan Mu’awiyah terus menerus bertambah naik’.[21]
8. akhhir-akhir Riwayat Ali
diwaktu beliau bersiap-siap hendak mengirim balatentara sekali lagi untuk memerangi Mu’awiyah, terjadilah suatu komplotan untuk mengakhiri hidup masing-masing dari Ali, Mu’awiyah dan (Amr ibnu Ash).
Tetapi diantara ketiga orang itu hanyaolah Ibnu Muljam yang dapat membunuh Ali. Ibnu Muljam menusuk Ali dengan pedang, waktu beliau sedang memanggil orang untuk bersembahyang.
Dengan demikian berakhirlah riwayat Ali. Dengan berpulang nya Ali kerahmatullah habislah masa pemerintahan al-Khulafaur Rasyidin.[22]

BAB III
PENUTUP
Dari pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan: Dapat kita ketahui bahwa khulafaur Rasyidin itu ada 4 orang yaitu: Abu Bakar Ash Shhiddiq, Umar bin AL Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin mereka adalah para khalifah pengganti Rasulullah. Dan banyak sekali jasa-jasa yang telah mereka lakukan untuk islam, mulai dari penaklukan-penaklukan dan perluasan daerah, pemeliharaan Alquran, mempersatukan banyak Negara menjadi satu Negara yaitu Negara Islam dan ini sudah dilakukan sejak zaman Rasulullah, dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA
Su’ud, Abu, Islamologi Sejarah, Ajaran dan Peranannya dalam Peradaban Umat Manusia, Jakarta. PT Rineka Cipta, 2003.
Al-Kandahlawy, Muhammad Yusuf, Sirah Sahabat, Keteladanan orang-orang di Sekitar Nabi, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1998.
Syalabi, A. Sejarah Kebudayaan Islam 1, Jakarta, PT. Pustaka al-Husna Baru, 2007.












3. Daulah Bani Umayyah
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis persembahkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat dan salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang diutus untuk menjadi rahamat sekalian alam. Seiring dengan itu ,tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan motivasi dalam menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini menjelaskan tentang sejarah Daulah Umayyah I. Mulai dari latar belakang berdirinya hingga kehancurannya. Penulis menyadari akan kekurangan dari makalah ini. Karena “Tak ada gading yang tak retak”. Oleh karenaitu,saran dan masukan dari berbagai pihak sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah ini dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat berguna bagi pembaca.



Penulis




BAB I

PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG

Sepenimggalnya Khalifah Ali bin Abi Thalib,kekhalifahan islam dipegang oleh Muawiyah bin Abu Sufyan. Seorang tokoh yang kecewa atas kebijaksanaan yang diambil oleh Ali bin Abi Thalib dalam mengambil keputusan terhadap kasus pembunuhan Khalifah Ustman bin Affan. Beliau juga merupakan pendiri Daulah Umayyah.

Dalam makalah ini akan dibahas tentang Islam pada masa Daulah Umayyah I atau tepatnya di daerah Damaskus, Suriah. Dan untuk lebih detailnya, perkembangan islam di Damaskus ini akan diuraikan pada bab Pembahasan.


B. RUMUSAN MASALAH
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
  1. Bagaimana latar belakang berdirinya Daulah Umayyah I di Damaskus
  2. Siapa saja khalifah yang terkenal
  3. Apa saja kebijakan dan karakteristik Daulah
  4. Apa saja penyebab kemajuan, kemunduran dan kehancuran Daulah Umayyah I di Damaskus.
Demikianlah mengenai sedikit isi makalah ini yang dapat tim penulis selesaikan.


BAB II
PEMBAHASAN
DAULAH UMAYYAH

Bani Umayyah merupakan masa kekhalifahan atau pemerintahan islam yang pertama setelah berakhirnya masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin.

A. Latar Belakang Berdirinya Daulah Umayyah

Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Kekhalifahan islam dipegang oleh Abu Bakar as-Sidiq dan Bani Umayyah merasa bahwa kelas mereka di bawah kelas kaum Anshar dan Muhajirin. Mereka harus menunjukkan perjuangan mereka dalam membela islam ,untuk memiliki kelas yang setingkat. Ketika Umar bin Khattab menjadi khalifah,mereka dikirim ke Suriah untuk berperang melawan Bizantium. Atas jasanya,Yazid bin Abu Sufyan diangkat menjadi gubernur disana.

Pada masa pemerintahan Usamn bin Affan,Muawiyah bin Abu Sufyan diangkat menjadi gubernur di Suriah menggantikan saudaranya. Selain itu,Bani Umayyah menjadi penguasa disana.

Pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib merupakan awal dari kehancuran umat islam. Hal ini dikarenakan Muawiyah bin Abu Sufyan merasa tidak puas dengan kebijaksanaan Khalifah Ali bin Abi Thalib ketika menangani kasus pembunuhan Usman bin Affan. Golongan ini merasa sangat kecewa dengan pengangkatan Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah.Akhirnya perselisihan ini memuncak menjadi Perang Jamal. Pereselisihan antara pihak Ali bin Abi Thalib dengan pihak Muawiyah tidak berakhir sampai disitu,akan tetapi perselisihan ini memuncak menjadi Perang Shiffin. Dalam perang itu terjadi peristiwa Tahkim atau Arbitrase.akan tetapi peristiwa ini memunculkan satu golongan yang disebut dengan golongan Khawarij. Golongan ini adalah orang-orang yang kecewa dengan peristiwa Tahkim tersebut dari pihak Ali bin Abi Thalib.

Ali bin Abi Thalib pun dibunuh oleh salah seorang dari kelompok Khawarij tersebut pada tahun 661 M. Meninggalnya Ali bin Abi Thalib membuat Muawiyah mengumumkan dirinya sebagai khalifah yang baru dengan berpusat di Damaskus,Suriah. Akan tetapi,Hasan bin Ali,putra Ali bin Abin Abi Thalib,tidak mau mengakuinya. Hal ini mulai menyulut pertentangan dikalangan umat islam.Akhirnya Hasan bin Ali membuat perjanjian damai dengan Muawiyah bin Abu Sufyan. Peristiwa ini dikenal dengan Aumul Jama'ah dan terjadi pada tahun 41 atau 661 M.

Perjanjian itu dapat mempersatukan kembali umat Islam dalam suatu kepemimpinan politik,dibawah Muawiyah bin Abu Sufyan. Di sisi lain perjanjian itu menyebabkan Muawiyah menjadi penguasa absolute dalam islam. Dinasti Umayyah berkuasa hampir satu abad,teoatnya selama 90 tahun,dengan empat belas khalifah.


B. I. Khalifah-khalifah Daulah Umayyah
1.Muawiyah ibn Abi Sufyan {661-681 M}
Muawiyah ibn Abi Sufyan adalah pendiri Daulah Bani Umayyah dan menjabat sebagai Khalifah pertama. Ia memindahkan ibu kota dari Madinah al Munawarah kekota Damaskus dalam wilayah Suriah.
2.Yazid ibn Muawiyah {681-683 M}
Lahir pada tahun 22 H/643 M. Pada tahun 679 M,Muawiyah mencalonkan anaknya, Yazid, untuk menggantikannya. Yazid menjabat sebagai khalifah dalam usia 34 tahun pada tahun 681 M. Ketika Yazid naik tahta, sejumlah tokoh di Madinah tidak mau menyatakan setia kepadanya. Pada tahun 680 M, ia pindah ke Kufah atas permintaan golongan Syi'ah yang ada di Irak.

3.Muawiyah ibn Yazid {683-684 M}
Muawiyah ibn Yazid menjabat sebagai khalifah pada tahun 683-684 M dalam usia 23 tahun.
4. Marwan ibn Al-Hakam {684-685 M}
Ia pernah menjabat sebagai penasihat Khalifah Ustman bin Affan. Untuk mengukuhkan jabatannya,maka ia sengaja mengawini janda Khalifah Yazid, Ummu Khalid.
5. Abdul Malik ibn Marwan {685-705 M}
Abdul Malik ibn Marwan dilantik sebagai khalifah setelah kematian ayahnya,pada tahun 685 M.
6.Al-Walid ibn Abdul Malik {705-715 M}
Masa pemerintahan Walid ibn Malik adalah masa ketentraman,kemakmuran dan ketetertiban.
7. Sulaiman ibn Abdul Malik (715-717 M)
Menjadi khalifah pada usia 42 tahun. Masa pemerintahannya berlangsung selama 2 tahun, 8 bulan. Ia tidak memiliki kepribadian yang kuat, sehingga mudah dipengaruhi penasihat-penasihat di sekitar dirinya.

8. Umar ibn Abdul Aziz (717-720 M)

Menjabat sebagai khalifah pada usia 37 tahun. Ia terkenal adil dan sederhana.

9. Yazid ibn Abdul Malik (720-724 M)
Masa pemerintahannya berlangsung selama 4 tahun, 1 bulan. Ia adalah seorang penguasa yang sangat gandrung terhadap kekuasaan.
10. Hisyan ibn Abdul Malik (724-743 M)
Menjabat sebagai khalifah pada usia yang ke 35 tahun. Ia terkenal sebagai seorang nearawan yangcakap dan ahli militer.
11. Walid ibn Yazid (743-744 M)
Masa pemerintahannya selama 1 tahun, 2 bulan. Ia adalah salah seorang khalifah yang berkelakuan buruk.

12. Yazid ibn Walid (Yazid II) (744 M)
Masa pemerintahannya berlangsung selama 16 bulan dan dia wafat pada usia 46 tahun. Selain itu, masa pemerintahannya penuh kemelut dan kekacauan.

13. Ibrahim ibn Malik (744 M)
Pada masa pemerintahannya keadaan negara semkin kacau dan dia memerintah selama 3 bulan dan wafat pada tahun 132 H.

14. Marwan ibn Muhammad (745-750M)
Beliau seorang ahli negar yang bijaksana dan seorang pahlawan. Beberapa pemberontak berhasil ditumpasnya , tetapi dia tidak mampu menghadapi gerakan Bani Abbasiyah yang telah kuat pendukungnya.

B. II. Kalifah Yang Terkenal
Khalifah-khalifah yang terkenal diantara ke 14 khalifah tersebut adalah:

1. Muawiyah bin Abu Sufyan
Muawiyah bin Abu Sufyan adalah pendiri Kekhalifahan Bani Umayyah. Ia memerintah selama sembilan belas tahun. Pada masa pemerintahannya islam menyebar kearah barat dan timur.

2. Abdul Malik bin Marwan
Pada masa pemerintaha Abdul Malik bin Marwan,pemberontakan-pemberontakan kaum Syi'ah masih berlanjut. Yang termasyhur di antaranya adalah pemberontakan Mukhtar di Kufah pada tahun 685 - 687 M. Mukhtar mendapat banyak pengikut dari kalangan kaum Mawali, yaitu umat Islam bukan Arab, berasal dari Persia, Armenia dan lain-lain yang pada masa Bani Umayyah dianggap sebagai warga negara kelas dua. Ekspansi ke timur yang dilakukan Muawiyah kemudian dilanjutkan oleh khalifah Abd al-Malik.

3. Al-Walid bin Abdul Malik
Masa pemerintahan Walid adalah masa ketenteraman, kemakmuran, dan ketertiban. Umat Islam merasa hidup bahagia. Pada masa pemerintahannyayang berjalan kurang lebih sepuluh tahun itu tercatat suatu ekspedisi militer dari Afrika utara menuju wilayah barat daya, benua Eropa, yaitu pada tahun 711 M. Meskipun masa pemerintahannya sangat singkat, dia berhasil menjalin hubungan baik dengan golongan Syi'ah. Dia juga memberi kebebasan kepada penganut agama lain untuk beribadah sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya.

4. Umar bin Abdul Aziz
Umar bin Abdul Aziz memerintah dalam waktu tidak lama,hanya sampai tahun 720 M atau hanya selama tiga tahun. Walaupun sebentar, ia berhasil mencapai banyak kemajuan.

5. Hisyam bin Abdul Malik

Kerusuhan terus berlanjut hingga masa pemerintahan Khalifah berikutnya, Hisyam ibn Abd al-Malik (724-743 M). Bahkan di zaman Hisyam ini muncul satu kekuatan baru yang menjadi tantangan berat bagi pemerintahan Bani Umayyah. Kekuatan itu berasal dari kalangan Bani Hasyim yang didukung oleh golongan mawali dan merupakan ancaman yang sangat serius. Dalam perkembangan berikutnya kekuatan baru ini, mampu menggulingkan dinasti Umawiyah dan menggantikannya dengan dinasti baru, Bani Abbas. Sebenarnya Hisyam ibn Abd al-Malik adalah seorang khalifah yang kuat dan terampil. Akan tetapi, karena gerakan oposisi terlalu kuat, khalifah tidak berdaya mematahkannya. Sepeninggal Hisyam ibn Abd al-Malik, khalifah-khalifah Bani Umayyah yang tampil bukan hanya lemah tetapi juga bermoral buruk. Hal ini makin memperkuat golongan oposisi.


C. Kebijakan dan Karakteristik Daulah

Adapun kebijakan para khalifah Daulah Umayyah yang menjadikan Daulah Umayyah maju sekaligus sebagai penciri atau karakter daulah tersebut adalah:



  1. Pada masa Mu'awiyyah tergolong cemerlang. Ia berhasil menciptakan keamanan dalam negeri dan mengatarkan negara dan rakyatnya kepada kemakmuran serta kekayaan meliputi perluasan wilayah hingga Afrika Utara, wilayah Khurasan dan Bukhara (Turkistan) setelah menyeberangi sungai Oxus .

  1. Ekspansi ke timur yang dilakukan Muawiyah kemudian dilanjutkan oleh khalifah Abd al-Malik. Dia mengirim tentara menyeberangi sungai Oxus dan dapat berhasil menundukkan Balkh, Bukhara, Khawarizm, Ferghana dan Samarkand.Tentaranya bahkan sampai ke India dan dapat me¬nguasai Balukhistan, Sind dan daerah Punjab sampai ke Maltan. . Selain itu, Khalifah Abd al-Malik juga berhasil melakukan pembenahan-pembenahan administrasi pemerintahan dan memberlakukan bahasa Arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam.

  1. Selain melakukan pembenahan administrasi pemerintahan, Khalifah Abdul Malik bin Marwan juga berhasil mengubah mata uang Bizantium dan Persia yang dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam. Untuk itu, dia mencetak uang tersendiri dengan memakai kata-kata dan tulisan Arab.

  1. Pada masa pemerintahan Walid menampakkan kejayaan Dinasti Umayyah. Wilayah kekuasaannya pun bertambah luas sampai ke Spanyol di Barat dan Sina ( India ) di Timur.. Dia membangun panti untuk orang cacat, juga membangun jalan-jalan raya, pabrik-pabrik, gedung-gedung pemerintahan yang megah dan masjid-masjid.



5. Pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz, dia melakukan berbagai perbaikan dan pembangunan sarana pelayanan umum, speerti perbaikan lahan pertanian, penggalian sumur baru, penginapan bagi musafir dan lain-lain..


D. Kemajuan, Kemunduran dan Kehancuran Daulah Umayyah

D. I. Kemajuan-kemajuan Daulah Umayyah
Selain melakukan ekspansi ke berbagai wilayah, ada beberapa hal penting yang di capai Daulah Umayyah, yaitu:
a. Menetapkan Bahasa Arab sebagai Bahasa resmi;
b. Mendirikan masjid Agung di Damaskus;
c. Membuat mata uang bertuliskan kalimat syahadat;
d. Mendirikan rumah sakit di berbagai wilayah;
e. Menyempurnakan peraturan pemerintah;

f. Melakukan pembukuan Hadits Nabi.
Selain itu, Pada masa Daulah Bani Umayyah perkembangan kebudayaan mengalami kemajuan dan juga bidang seni, terutama seni bahasa, seni suara, seni rupa, dan seni bangunan (Arsitektur).
D. II. Kemunduran dan Kehancuran Daulah Umayyah
Ada beberapa faktor yang menyebabkan dinasti Bani Umayyah lemah dan membawanya kepada kehancuran. Faktor-faktor itu antara lain adalah:

• Sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang baru (bid'ah) bagi tradisi Islam yang lebih menekankan aspek senioritas. Pengaturannya tidak jelas. Ketidak jelasan sistem pergantian khalifah ini menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak sehat di kalangan anggota keluarga istana.
• Latar belakang terbentuknya dinasti Bani Umayyah tidak bisa dipisahkan dari konflik-konflik politik yang terjadi di masa Ali. Sisa-sisa Syi'ah (para pengikut Abdullah bin Saba' al-Yahudi ) dan Khawarij terus menjadi gerakan oposisi, baik secara terbuka seperti di masa awal dan akhir maupun secara tersembunyi seperti di masa pertengahan kekuasaan Bani Umayyah. Penumpasan terhadap gerakan-gerakan ini banyak menyedot kekuatan pemerintah.
• Pada masa kekuasaan Bani Umayyah, pertentangan etnis antara suku Arabia Utara ( Bani Qays ) dan Arabia Selatan ( Bani Kalb ) yang sudah ada sejak zaman sebelum Islam , makin meruncing. Perselisihan ini mengakibatkan para penguasa Bani Umayyah mendapat kesulitan untuk menggalang persatuan dan kesatuan. Disamping itu, sebagian besar golongan mawali (non Arab), terutama di Irak dan wilayah bagian timur lainnya, merasa tidak puas karena status mawali itu menggambarkan suatu inferioritas, ditambah dengan keangkuhan bangsa Arab yang diperlihatkan pada masa Bani Umayyah.
• Lemahnya pemerintahan daulat Bani Umayyah juga disebabkan oleh sikap hidup mewah di lingkungan istana sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup memikul beban berat kenegaraan tatkala mereka mewarisi kekuasaan. Disamping itu, para Ulama banyak yang kecewa karena perhatian penguasa terhadap perkembangan agama sangat kurang.
• Penyebab langsung tergulingnya kekuasaan dinasti Bani Umayyah adalah munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan al-Abbas ibn Abd al-Muthalib .



BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan
Daulah bani Umayyah I didirikan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan. Khalifah yang memimpin Daulah ini ada 14 orang. Selain itu, masing-masing khalifah ada yang membuat kemajuan dan ada juga yang menyebabkan kemunduran Daulah Umayyah. Salah satu kemajuan yang di capai oleh daulah ini adalah berhasilnya menetaokan bahasa Aarb sebagai bahasa resmi dan mendirikan mesjid agung di Damaskus.

Salah satu penyebab kehancuran dan runtuhnya daulah ini adalah . Lemahnya pemerintahan daulat Bani Umayyah juga disebabkan oleh sikap hidup mewah di lingkungan istana sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup memikul beban berat kenegaraan tatkala mereka mewarisi kekuasaan.

B. Saran

Belajar dari masa lalu merupakan sesuatu yang perlu kita lakukan. Dari uraian di atas kita dapat mengambil pelajaran bahwa kita harus berusaha dengan maksimal agar bisa membuat perubahan. Di samping itu kita sebagai umat Islam juga harus bisa menjaga persatuan dan kesatuan agar musuh-musuh Islam tidak bisa menghancurkan kita.

DAFTAR PUSTAKA


Yatim, Badri. 2004. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta .

Internet . id.wikipedia.org.
Internet .cossac
Internet. ilmupedia.com
Internet. makalah -ibnu.blogspot.com
Internet : hitsuke.blogspot.com 
Category: 0 komentar

0 komentar:

Posting Komentar