Categories

Lesson 6

Blog Archive

Follower

Statistik

Get Gifs at CodemySpace.com

Subjek Pendidikan Islam


2.    Subjek Pendidikan.
Subjek pendidikan adalah orang yang berkenaan langsung dengan proses pendidikan dalam hal ini pendidik dan peserta didik. Peserta didik yaitu pihak yang merupakan sabjek terpenting dalam pendidikan. Hal ini disebabkan atau tindakan pendidik itu diadakan atau dilakukan hanyalah untuk membawa anak didik kepada tujuan pendidikan Islam yang dicita-citakan. Dalam PPRI No. 19 tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan disebutkan bahwa yang dimaksud dengan peserta didik ialah anggota masyarakat yang berusaha menyumbangkan potensi
diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu (PPRI, 2005: 12)
Pendidik atau guru secara implisit ia telah merelakan dirinya dan memikul dan menerima sebagai tanggung jawab pendidikan yang terpikul dipundak pada oranag tua. (Dzarajat, 2000: 39)
Maka dengan demikian subjek pendidikan Islam yaitu semua manusia yang berproses dalam dunia pendidikan baik formal, informal maupunn nonformal yang sama-sama mempunyai tujuan demi pengembangan kepribadiannya. Sehingga menjadi insan yang mempunyai kesadaran penuh kepada sang pencipta.
3.    Kurikulum dan Materi.
Hal penting yang perlu diketahui dalam proses belajar mengajar atau proses kependidikan dalam suatu lembaga adalah kurikulum (Arifin, 2003: 77).
Menurut Soedijarto yang dikutip Khoiron Rosyadi mengartikan kurikulum dengan lima tingkatan, yaitu : Pertama, sebagai serangkaian tujuan yang menggambarkan berbagai kemapuan (pengetahuan dan keterampilan), nilai dan sikap yang harus dikuasi dan dimiliki oleh peserta didik dari suatu satuan pendidikan; Kedua, sebagai kerangka materi yang memberikan gambaran tentang bidang-bidang study yang harus dipelajari oleh peserta didik untuk menguasai serangkaian kemampuan, nilai dan sikap yang secara institusional harus dikuasi oleh peserta didik setelah selesai dengan pendidikannya; Ketiga, diartikan sebagai garis besar materi dari suatu bidang study yang telah dipilih untuk dijadikan objek belajar. Keempat, adalah sebagai panduan dan buku pelajaran yang disusun untuk menunjang terjadinya proses belajar mengajar; Kelima, adalah sebagai bentuk dan jenis kegiatan belajar mengajar yang dialami oleh para pelajar, termasuk di dalamnya berbagai jenis bentuk dan frekuensi evaluasi yang digunakan sebagai bagian terpadu dari strategi belajar mengajar yang direncanakan untuk dialami para pelajar. (2004:243-244)
Oleh karena, itu kurikulum menggambarkan kegiatan belajar mengajar dalam suatu lembaga kependidikan tidak hanya dijabarkan serangkai ilmu pengetahuan yang harus diajarkan pendidik kepada anak didik, dan anak didik mempelajarinya. Tetapi juga segala kegiatan yang bersifat kependidikan yang dipandanag perlu, karena mempunyai pengaruh terhadap anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam. Adapun pengertian kurikulum secara etimologi berasal dari bahasa latin, (suatu jarak yang harus ditempuh dalam pertandingan olahraga), kemudian yang dialihkan kedalam pengertian pendidikan menjadi suatu lingkaran pengajaran dimana guru dan murid terlibat didalamnya. Dan secara termenologi adalah menunjukkan tentang segala mata pelajaran yang dipelajarai dan juga semua pengalamam yang harus diperoleh serta semua kegiatan yang harus dilakukan anak.
Adapun yang dimaksud dengan materi yaitu bahan-bahan atau pengalaman belajar ilmu agama Islam yang disusun sedemikian rupa atau disampaikan kepada anak didik.(Uhbiyati, 2003:14)
Materi dan kurikulum memiliki keterkaitan atau depadensi yang sangat erat mengingat meteri merupakan integral dari kurikulum, dan pencapaian materi secara sistematis diatur dari kurikulum yang ada.
4.    Metode, Media, dan Evaluasi.
Metode merupakan instrumen dan dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau alat yang mempunyai fungsi ganda, yaitu yang bersifat polipragmatis dan monopragmatis. Oleh karena itu, metode dalam pengertian litter lijk, kata “metode” berasal dari bahasa grek yang terdiri dari meta yang berarti “melalui”, dan hodos yang berarti “jalan”. Jadi metode berarti “jalan yang dilalui”. Maka secara umum metode diartikan sebagai cara mengerjakan sesuatu, cara itu mungkin baik mungkin tidak baik. atau metode juag dapat diartikan sebagai cara untuk mempermudah pemberian, pemahaman kepada anak didik mengenai bahan atau materi yang diajarkan. (Arifin, 2003: 89)
Media, menurut gerlach dan Eli sebagaimana dikutip Azhar Arsyad, mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap (1996: 1)
Jadi media merupakan sarana untuk mempermudah pemberian pemahaman kepada peserta didik.
Evaluasi adalah suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem pengajaran atau yang dimaksud evaluasi dalam pendidikan Islam adalah merupakan cara atau teknik penilaian terhadap tingkah laku peserta didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komprehensif dari seluruh aspek-aspek kehidupan mental psikologis dan spritual religius, karena manusia hasil pendidikan Islam bukan saja sosok pribadi yang tidak hanya bersikap religius melainkan juga berilmu dan berketarampilan yang sanggup beramal dan berbakti kepada Tuhan dan masyarakatnya. (Arifin, 2000: 238)
Dalam rangka menilai keberhasilan pendidikan, evaluasi penting untuk dilaksanakan karena sebagai pijakan dalam merumuskan program-program pendidikan yang akan datang.
5.    Lingkungan.
Lingkungan ialah sesuatu yang berada diluar diri anak dan mempengaruhi perkembangannya. Lingkungan sendiri dibagi tiga macam yang keseluruhannya mendukung terhadap proses implementasi pendidikan Islam, misalnya masyarakat, sekolah, dan keluarga. Dalam arti yang luas lingkungan mencakup iklim dan geografis, tempat tinggal, adat istiadat, pengetahuan, pendidikan dan alam. Oleh karena itu, dengan kata lain lingkungan ialah segala sesuatu yang tampak dan terdapat dalam alam kehidupan yang senantiasa berkembang. (Daradjat, 2000: 63)
Jadi lingkungan mempunyai andil yang sangat signifikan dalam pembentukan sikap dan prilaku yang pada akhirnya akan membentuk sebuah kepribadian yang sempurna.
Category: 0 komentar

0 komentar:

Posting Komentar