Categories

Lesson 6

Blog Archive

Follower

Statistik

Get Gifs at CodemySpace.com

Pengertian / Arti Management


MANAGEMENT

A. Pengertian Management
Management berasal dari kata “to manage” yang artinya:
1.    Mengemudikan
2.    Mengelola
3.    Membimbing
4.    Mendorong
5.    Mengatur
Pengertian management menurut unsurnya ialah:
1.    Kegiatan dan kecakapan seseorang dalam mengendalikan, menjuruskan serta membimbing suatu organisasi ke arah tercapainya tujuan organisasi.

2.    Kepemimpinan dalam suatu organisasi yang bertanggungjawab atas terselenggaranya hubungan (komunikasi) yang efektif dalam mencapai tujuan organisasi.

B. Sifat-Sifat Manager
1.    Mempunyai budi pekerti yang baik sebagai contoh bagi anggotanya.
2.    Technical know-how: kecapakan teknis dalam arti kata, ketrampilan dalam melaksanakan tugas organisasi beserta seluruh  penyelesaian dalam segala persoalannya.
3.    Managerial know-how: kecapakan praktis untuk dapat memerintah orang lain dalam melaksanakan suatu tugas dan bagaimana caranya agar yang diperintah itu dapat melaksanakan dengan konsekwen.
4.    Intelegensia: kecerdasan fikiran dalam memecahkan atau mengatasi setiap masalah.
5.    Inisiatif: kemampuan menciptakan segala karya dan kerja.

C.  Sasaran Management
1.    Metode
Kemampuan menggunakan cara bagaimana agar usahanya berhasil dengan baik, ekonomis, praktis, harmonis dalam mencapai tujuan.
2.    Manusia
Kemampuan mengendalikan dan menggerakkan manusia untuk melaksanakan tugas dalam usaha mencapai tujuan bersama.

3.    Peralatan
Kemampuan menggunakan alat perlengkapan yang ada (tidak ada rotan akar pun jadi)
4.    Biaya
Kemampuan mengggunakan dana yang ada seefisien mungkin dalam usaha mencapai tujuan.

D.  Tujuan Management
1.    Mencapai tujuan organisasi
2.    Memberikan amal sholeh yang kongkrit dan positif
3.    Melaksanakan usaha organisasi

E.   Pola Management
Pola management terdapat  perbedaan di kalangan para sarjana dalam perumusannya. Menurut George R. Terry dalam bukunya yang berjudul “Principle of Management”: yang dirumuskan dengan singkatan “POAC” yaitu:
1.    Planning (Perencanaan Program)
2.    Organizing (Pengorganisasian)
3.    Actuating (Pergerakan)
4.    Controlling (Pengawasan)
5.    Evaluation (Pengevaluasian)      

A.  Planning
Planning adalah perencanaan tentang apa yang akan dicapai yang merupakan pedoman atau garis-garis besar untuk mencapai tujuan. Planning merupakan suatu perumusan tentang apa dan bagaimana suatu perumusan pekerjaan yang hendak dilaksanakan.
Dalam pembuatan planning tidak mutlak harus tertulis, boleh juga merupakan angan-angan dalam fikiran, lebih-lebih planning suatu screet (rahasia), seperti: planning untuk pertemuan di mana hal ini jika tertulis, besar kemungkinan dapat diketahui oleh musuh.
1.     Langkah-langkah pembuatan  planning 
Dalam planning harus dipikirkan betul-betul dan teliti akan sebab dan akibatnya. Untuk itu diperlukan keuletan, ketelitian, ketabahan dan pengalaman, karena planning adalah rumusan karya yang akan menjadi pedoman dan petunjuk dalam menempuh tujuan organisasi. Planning sangat menentukan sekali sukses atau tidaknya tujuan organisasi, karena boleh dikatakan planning merupakan sendi yang akan dikembangkan.
      Dalam pembuatan planning yang baik terlebih dahulu harus menjawab rumusan di bawah ini:
a.    What : Apakah tujuan rencana itu (faktor motif)
b.    How   : Bagaimana pelaksanaanya (faktor metode)
c.    Why   : Mengapa begitu (faktor penilaian)
d.    Where : Di mana dilaksanakan rencana (faktor tempat)
e.    Who   : Siapakah pelakunya (faktor subjek)
Kalau unsur-unsur ini telah bisa terjawab, tinggal mengambil suatu keputusan untuk membuat susunan planning.

2.    Tiga syarat pokok dalam pembuatan planning
a.        Rasional
Planning harus berdasarkan pemikiran yang objektif dan matang, bukan hanya merupakan khayalan semata-mata, yang tidak mungkin bisa dibahas secara logis.
b.   Flexible
Planning harus bersifat flexible artinya seuai dengan keadaan bagaimana pun, bisa dilaksanakan kapan saja, dan dapat ditetapkan pada tempat, waktu dan keadaan bagaimana pun juga.
c.        Continuitas
Pembuatan planning harus continue, artinya terus menerus tidak hanya satu kali untuk selama-lamanya, akan tetapi yang lebih baik bertahap, untuk mengetahui prestasi yang dicapai dalam tiap-tiap tahap, dengan demikian mudahlah diadakan penilaian secara kongkrit dan yang yang lebih penting lagi ialah untuk meningkatkan prestasi di masa berikutnya.

3.    Tingkatan planning
Menurut tingkatan  pembuatan, planning dapat dibedakan dalam tingkatan yaitu:
a.Policy Planning : ini dibuat oleh Top Manager
b.    Program Planning : ini dibuat oleh Middle Manager (Ketua Bagian)
c.  Operational Planning : ini dibuat oleh Lower Manager (Ketua Seksi).

4.    Sebab-sebab gagalnya planning
a.Planner yang tidak cakap. Hal ini mungkin dikarenakan
1)     Tidak ada kesanggupan berkreasi.
2)     Tidak mengerti persoalan yang direncanakan.
b.    Kekuasaan yang diberikan untuk membuat planning tidak tegas.
c.Kurang pembiayaan.
d.    Pelaksana tidak cakap. Walaupun planning telah tersusun dengan baik dan pembiayaan cukup tersedia, tapi kalau pelaksananya tidak cakap, maka planning tersebut tidak akan dilaksanakan dengan baik.
e.Tidak ada dukungan moril dari masyarakat sekitar.

B.  Organizing
Yang dimaksud dengan organizing ialah peraturan setelah adanya rencana yang di dalamnya meliputi:
1.    Pembagian tugas pekejaan.
2.    Macam/jenis dan sistem pekerjaan.
3.    Menentukan  siapa yang akan melakukan pekerjaan.
4.    Alat-alat yang dibutuhkan.

C.  Actuating
Yang dimaksud “actuating” ialah suatu penggerak, setelah adanya rencana yang telah diatur atau diorganisir agar seseorang yang diberi beban itu mempunyai rasa tanggung jawab yang diberikan kepadanya, sehingga timbul kemauan untuk mengerjakan dengan penuh keinsyafan. Untuk menimbulkan hal semacam ini tidak mudah, hal ini memerlukan kemampuan dan pengalaman yang cukup di pihak manager atau pemimpin, minimal harus mengetahui sifat dan tabiat bawahannya atau anggotanya, hal serupa ni membutuhkan pengetahuan tentang ilmu jiwa (psychology).

D.  Controlling
Walaupun rencana telah diatur dan digerakkan, hal ini belum dianggap cukup, sebab untuk memperoleh hasil karya atau produksi masih membutuhkan pengawasan dari pihak manager. Adanya pengontrolan sangat penting bagi organisasi, karena segala kekurangan dan kekeliruan akan cepat diketahui dan segera dapat diarahkan, maka dapatlah dibuat penilaian dan evaluasi terhadap proses kerja yang lalu dan untuk mengetahui apakah yang diberikan itu sudah dapat terlaksana sesuai dengan yang direncanakan.
Yang lebih penting lagi, dengan adanya pengontrolan itu kelancaran organisasi akan tetap terjamin. Hal seperti ini agar jangan sampai disalahgunakan umpamanya digunakan untuk mencari kesalahan orang lain, karena timbul kebencian dan permusuhan antara manager dan anggota. 

0 komentar:

Posting Komentar