MANAGEMENT
A. Pengertian Management
Management berasal dari kata “to
manage” yang artinya:
1. Mengemudikan
2. Mengelola
3. Membimbing
4. Mendorong
5. Mengatur
Pengertian management menurut
unsurnya ialah:
1. Kegiatan dan
kecakapan seseorang dalam mengendalikan, menjuruskan serta membimbing suatu
organisasi ke arah tercapainya tujuan organisasi.
2. Kepemimpinan
dalam suatu organisasi yang bertanggungjawab atas terselenggaranya hubungan
(komunikasi) yang efektif dalam mencapai tujuan organisasi.
B. Sifat-Sifat Manager
1. Mempunyai budi
pekerti yang baik sebagai contoh bagi anggotanya.
2. Technical
know-how:
kecapakan teknis dalam arti kata, ketrampilan dalam melaksanakan tugas
organisasi beserta seluruh penyelesaian
dalam segala persoalannya.
3. Managerial
know-how:
kecapakan praktis untuk dapat memerintah orang lain dalam melaksanakan suatu
tugas dan bagaimana caranya agar yang diperintah itu dapat melaksanakan dengan
konsekwen.
4. Intelegensia: kecerdasan
fikiran dalam memecahkan atau mengatasi setiap masalah.
5. Inisiatif: kemampuan
menciptakan segala karya dan kerja.
C.
Sasaran
Management
1. Metode
Kemampuan menggunakan cara bagaimana agar
usahanya berhasil dengan baik, ekonomis, praktis, harmonis dalam mencapai
tujuan.
2. Manusia
Kemampuan mengendalikan dan menggerakkan
manusia untuk melaksanakan tugas dalam usaha mencapai tujuan bersama.
3. Peralatan
Kemampuan menggunakan alat perlengkapan yang
ada (tidak ada rotan akar pun jadi)
4. Biaya
Kemampuan mengggunakan dana yang ada seefisien
mungkin dalam usaha mencapai tujuan.
D. Tujuan Management
1. Mencapai
tujuan organisasi
2. Memberikan
amal sholeh yang kongkrit dan positif
3. Melaksanakan
usaha organisasi
E. Pola Management
Pola management terdapat perbedaan di kalangan para sarjana dalam
perumusannya. Menurut George R. Terry dalam bukunya yang berjudul “Principle
of Management”: yang dirumuskan dengan singkatan “POAC” yaitu:
1. Planning (Perencanaan
Program)
2. Organizing (Pengorganisasian)
3. Actuating (Pergerakan)
4. Controlling (Pengawasan)
5. Evaluation (Pengevaluasian)
A.
Planning
Planning adalah perencanaan
tentang apa yang akan dicapai yang merupakan pedoman atau garis-garis besar
untuk mencapai tujuan. Planning merupakan suatu perumusan tentang apa
dan bagaimana suatu perumusan pekerjaan yang hendak dilaksanakan.
Dalam pembuatan planning tidak
mutlak harus tertulis, boleh juga merupakan angan-angan dalam fikiran,
lebih-lebih planning suatu screet (rahasia), seperti: planning
untuk pertemuan di mana hal ini jika tertulis, besar kemungkinan dapat
diketahui oleh musuh.
1. Langkah-langkah
pembuatan planning
Dalam planning harus dipikirkan
betul-betul dan teliti akan sebab dan akibatnya. Untuk itu diperlukan keuletan,
ketelitian, ketabahan dan pengalaman, karena planning adalah rumusan
karya yang akan menjadi pedoman dan petunjuk dalam menempuh tujuan organisasi. Planning
sangat menentukan sekali sukses atau tidaknya tujuan organisasi, karena boleh
dikatakan planning merupakan sendi yang akan dikembangkan.
Dalam pembuatan planning yang baik
terlebih dahulu harus menjawab rumusan di bawah ini:
a. What : Apakah tujuan rencana itu (faktor motif)
b. How : Bagaimana pelaksanaanya (faktor
metode)
c. Why : Mengapa begitu (faktor penilaian)
d. Where : Di mana dilaksanakan rencana (faktor
tempat)
e. Who : Siapakah pelakunya
(faktor subjek)
Kalau unsur-unsur ini telah bisa terjawab,
tinggal mengambil suatu keputusan untuk membuat susunan planning.
2. Tiga syarat
pokok dalam pembuatan planning
a.
Rasional
Planning harus berdasarkan
pemikiran yang objektif dan matang, bukan hanya merupakan khayalan semata-mata,
yang tidak mungkin bisa dibahas secara logis.
b. Flexible
Planning harus bersifat flexible
artinya seuai dengan keadaan bagaimana pun, bisa dilaksanakan kapan saja, dan
dapat ditetapkan pada tempat, waktu dan keadaan bagaimana pun juga.
c.
Continuitas
Pembuatan planning harus continue,
artinya terus menerus tidak hanya satu kali untuk selama-lamanya, akan tetapi
yang lebih baik bertahap, untuk mengetahui prestasi yang dicapai dalam
tiap-tiap tahap, dengan demikian mudahlah diadakan penilaian secara kongkrit
dan yang yang lebih penting lagi ialah untuk meningkatkan prestasi di masa
berikutnya.
3. Tingkatan planning
Menurut tingkatan pembuatan, planning dapat dibedakan
dalam tingkatan yaitu:
a.Policy
Planning :
ini dibuat oleh Top Manager
b. Program
Planning :
ini dibuat oleh Middle Manager (Ketua Bagian)
c. Operational
Planning : ini dibuat oleh Lower Manager (Ketua Seksi).
4. Sebab-sebab
gagalnya planning
a.Planner yang tidak
cakap. Hal ini mungkin dikarenakan
1) Tidak ada
kesanggupan berkreasi.
2) Tidak
mengerti persoalan yang direncanakan.
b. Kekuasaan
yang diberikan untuk membuat planning tidak tegas.
c.Kurang
pembiayaan.
d. Pelaksana
tidak cakap. Walaupun planning telah tersusun dengan baik dan pembiayaan
cukup tersedia, tapi kalau pelaksananya tidak cakap, maka planning
tersebut tidak akan dilaksanakan dengan baik.
e.Tidak ada
dukungan moril dari masyarakat sekitar.
B. Organizing
Yang dimaksud dengan organizing ialah
peraturan setelah adanya rencana yang di dalamnya meliputi:
1. Pembagian
tugas pekejaan.
2. Macam/jenis
dan sistem pekerjaan.
3. Menentukan siapa yang akan melakukan pekerjaan.
4. Alat-alat
yang dibutuhkan.
C. Actuating
Yang dimaksud “actuating” ialah
suatu penggerak, setelah adanya rencana yang telah diatur atau diorganisir agar
seseorang yang diberi beban itu mempunyai rasa tanggung jawab yang diberikan
kepadanya, sehingga timbul kemauan untuk mengerjakan dengan penuh keinsyafan.
Untuk menimbulkan hal semacam ini tidak mudah, hal ini memerlukan kemampuan dan
pengalaman yang cukup di pihak manager atau pemimpin, minimal harus mengetahui
sifat dan tabiat bawahannya atau anggotanya, hal serupa ni membutuhkan
pengetahuan tentang ilmu jiwa (psychology).
D. Controlling
Walaupun rencana telah diatur dan
digerakkan, hal ini belum dianggap cukup, sebab untuk memperoleh hasil karya
atau produksi masih membutuhkan pengawasan dari pihak manager. Adanya
pengontrolan sangat penting bagi organisasi, karena segala kekurangan dan
kekeliruan akan cepat diketahui dan segera dapat diarahkan, maka dapatlah
dibuat penilaian dan evaluasi terhadap proses kerja yang lalu dan untuk
mengetahui apakah yang diberikan itu sudah dapat terlaksana sesuai dengan yang
direncanakan.
Yang
lebih penting lagi, dengan adanya pengontrolan itu kelancaran organisasi akan
tetap terjamin. Hal seperti ini agar jangan sampai disalahgunakan umpamanya
digunakan untuk mencari kesalahan orang lain, karena timbul kebencian dan
permusuhan antara manager dan anggota.
0 komentar:
Posting Komentar