KATA
PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
berkah, rahmat, dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat selesai sebagaimana
yang kami harapkan.
Dalam penyusunan makalah kali ini, kami ditugasi untuk
memaparkan tentang pengertian sistem koloid, jenis koloid, serta koloid dalam
industri.
Kemudian dengan selesainya makalah ini, kami
menghaturkan rasa terima kasih kepada Bapak guru yang telah membimbing kami
dalam penyusunan makalah ini. Khususnya kepada guru mata pelajaran Kimia.
Semoga malakah yang telah kami susun ini dapat bermanfaat bagi kami dan bagi
para pembaca dan pelajar yang sedang menuntut ilmu.
Parepare,
21 April 2008
Kelompok
I
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL…………………………………... 1
KATA
PENGANTAR………………………………… 2
DAFTAR
ISI…………………………………………... 3
PENGERTIAN
SISTEM KOLOID…………….......... 4
JENIS
KOLOID…………………………………......... 7
KOLOID
DALAM INDUSTRI………………………. 8
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………. 9
PENGERTIAN
SISTEM KOLOID
Pada tahun 1861, Thomas Graham,
seorang ahli kimia bangsa Inggris melakukan percobaan untuk menguji perbedaan
kemampuan aliran zat terlarut dengan menggunakan kantong perkamen, air, kristal
gula, lem perekat, dan tepung kanji. Mula – mula gula, lem perekat, dan tepung
kanji masing – masing dilarutkan ke dalam air. Kemudian larutannya dimasukkan
ke dalam kantong perkamen, ditutup rapat dan direndam dalam air.
Dari
percobaan tersebut ternyata molekul gula memiliki kemampuan untuk merembes
keluar menembus pori – pori perkamen sehingga keluar dari kantong.
Akan tetapi partikel kanji tidak dapat keluar dari kantong. Zat lain yang dicobakan
oleh Thomas Graham adalah zat perekat dengan percobaan yang sama. Ternyata zat
perekat tersebut sifatnya sama dengan sifat kanji, yaitu tidak mampu menembus
membran perkamen.
Berdasarkan
hasil percobaan tersebut, Graham memberikan gagasan sebagai berikut.
1.
Molekul gula dapat lolos dari membran perkamen, sedangkan
kanji dan perekat tidak dapat lolos dari membran perkamen. Hal ini dimungkinkan
karena ada perbedaan diameter molekul antara molekul kanji dengan molekul gula.
Molekul kanji mempunyai diameter lebih besar dari diameter molekul gula.
2.
Larutan gula yang berasal dari kristal gula dan semacamnya
disebut larutan yang berdifusi cepat atau kristaloid,
sedangkan zat perekat, kanji, dan susu, atau semacamnya yang bersifat lekat dan
kental disebut koloid.
Pada
perkembangan selanjutnya, penggolongan zat menjadi koloid dan kristaloid tidak
dapat dipertahankan karena banyak koloid dapat dikristalkan dan kristaloid
dapat dibuat koloid.
Pada
tahun 1907, Ostwald mengemukakan istilah system
terdispersi dan medium pendispersi.
System koloid terdiri dari fase terdispersi dengan ukuran tertentu dalam medium
pendispersi. Zat yang didispersikan
disebut fase terdispersi,
sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi. Analogi dalam
larutan, fase terdispersi adalah zat terlarut sedangkan medium pendispersi
adalah zat pelarut. Pada contoh campuran susu dan air, fase terdispersi adalah
partikel susu dan medium pendispersinya adalah air.
Seorang
kimiawan Jerman bernama Richard Zsigmondy, pada tahun 1912 mendesain mikroskop
ultra untuk mengamati partikel – partikel terlarut termasuk partikel koloid.
Dari pengamatannya tersebut ternyata partikel koloid mempunyai diameter molekul
10 cm - 10 cm. Mengapa harus
menggunakan mikroskop ultra? Karena hanya partikel yang ukuran diameternya
lebih besar dari 10 cm yang dapat dilihat
dengan mikroskop biasa.
No. Larutan Koloid Suspensi
1. Ukuran partikel
< 10cm Ukuran partikel
antara Ukuran partikel >10cm
10 - 10cm
2. Homogen Antara homogen dan Heterogen
heterogen
3. Satu fase Dua fase Dua fase
4. Jernih Keruh Keruh
5. Tidak memisah jika Tidak memisah jika
Memisah jika didiamkan
didiamkan didiamkan
6.
Tidak dapat disaring Tidak dapat disaring Dapat disaring dengan
dengan saringan
biasa dengan saringan biasa
saringan biasa
7.
Tidak dapat disaring Dapat disaring dengan
Dapat disaring dengan
dgn
membran perkamen membran perkamen membran perkamen
8.
Berbentuk ion, molekul Molekul besar, partikel
Partikel besar
kecil
Tabel 7. 1 Perbedaan antara
Larutan, Koloid, dan Suspensi
Dalam
kehidupan sehari – hari, kita sering menemukan zat yang tergolong larutan,
koloid, dan suspensi.
Contoh larutan :
larutan gula, larutan garam dapur, larutan cuka, larutan alcohol, dan udara.
Contoh koloid :
susu, santan, busa sabun, salad krim, margarine, lateks dan asap.
Contoh suspensi :
air sungai yang keruh, tanah liat dengan air, pasir dengan air, dan air kapur.
JENIS
KOLOID
Seperti
yang sudah diketahui bahwa wujud ( fase ) benda terdiri dari padat, cair dan
gas. Tiap wujud tersebut dapat menjadi medium pendispersi ataupun fase
terdispersi, kecuali untuk gas. Gas sebagai fase perdispensi pada medium
pendispersi tidak membentuk koloid. Gas dengan gas merupakan campuran yang
homogen. Berdasarkan hal tersebut, sistem koloid dapat dibagi menjadi beberapa
jenis, seperti yang tercantum dalam table 7.2.
No. Fase Medium Fase Nama
Koloid Contoh
Terdispersi Pendispersi Koloid
1. Gas Cair Cair Busa / buih Busa
sabun
2. Gas Padat Padat Busa padat Karet
busa
3. Cair Gas
Gas Aerosol cair Embun
4. Cair Cair Cair Emulsi Susu
5. Cair Padat Padat Emulsi padat Mentega
6. Padat Gas Gas Aerosol padat Asap
7. Padat Cair Cair Sol Cat
8. Padat Padat Padat Sol padat Paduanlogam
Table 7.2 Beberapa Jenis Dispersi Koloid
a.
Emulsi : sistem
koloid yang fase terdispersi berupa zat cair dan medium pendispersinya berupa
zat cair. Bila medium pendispersinya berupa zat padat dikenal dengan emulsi
padat.
b.
Sol :
sistem koloid yang fase terdispersinya berupa zat padat dan medium pendispersinya
berupa zat cair. Bila medium pendispersinya berupa zat padat, disebut sol
padat.
c.
Busa : sistem
koloid yang fase terdispersinya berupa gas dan medium pendispersiya berupa zat
cair. Bila medium pendispersinya berupa zat padat disebut busa padat.
d.
Aerosol : sistem
koloid yang medium pendispersinya berwujud gas, sedangkan fase terdispersinya
berupa zat cair atau zat padat.
KOLOID
DALAM INDUSTRI
Dalam
kenyataan, telah banyak produk industri yang diperlukan dalam kehidupan
sekarang ini berupa koloid, baik sebagai bahan makanan, bahan bangunan, maupun
produk – produk lain. Contoh sistem koloid yang berupa bahan makanan, yaitu
susu, mayonaise, margarine, cream salad, dan jelly. Dalam industri bangunan
misalnya cat tembok, cat kayu, cat besi, lem besi, lem kaca, lem kayu dan lem
plastik. Dalam industri farmasi, contohnya kapsul dari gelatin dan emulsi obat
– obatan yang distabilisasi dengan protein.
Mengapa
sistem koloid digunakan dalam produk industri? Salah satu ciri khas koloid,
yaitu partikel padat dari suatu zat dapat tersuspensi dalam zat lain, terutama
dalam bentuk cairan. Hal ini merupakan dasar dari berbagai hasil industri yang
dibutuhkan manusia.
Penggunaan
koloid juga dapat menghasilkan campuran hasil industri tanpa saling melarutkan
secara homogen. Disamping itu juga bersifat stabil, sehingga dapat digunakan
dalam waktu yang relatif lama. Koloid yang dapat menstabilkan hasil industri
ini dinamakan koloid pelindung. Misalnya, es krim yang ditambah gelatin. Adanya
gelatin dalam es krim menyebabkan es krim tidak cepat meleleh.
DAFTAR PUSTAKA
Ningsih Sri Rahayu, Ratih, Kuswati Tine
Maria. 2007. Sains KIMIA 2 SMA/MA.
0 komentar:
Posting Komentar