Categories

Lesson 6

Blog Archive

Follower

Statistik

Get Gifs at CodemySpace.com

Ekonomi Islam, adalah Ekonomi Pertengahan Yang Adil



Syaekh Al-Qaradhawi10 mengatakan pengakuan terhadap prinsip pimilikan dalam pandangan komunis adalah sumber kezaliman dan penyimpangan. Karena itu harus ditinggalkan dan dihancurkan. Juga menghancurkan kaum oportunis dan orang-orang yang memperkuat kepemilikan individu tersebut. Hal ini harus dilakukan, walaupun menimbulkan hasad dan dengki, sehingga terealisasi persamaan  dalam bidang ekonomi secara nyata di anta semua anggota masyarakat.
Sistem komunis ini di dalam merealoisasikan cita-citanya, berpegang pada kekuasaan, yaitu kekuasaan negara, atau kediktatoran penguasa. Dalam sistem ini negara menjadi motor penggerak dan sekaligus sebagai pengarahnya. Individu tidak boleh mencampuri urusan produksi, pertukaran dan yang sejenisnya sebagai faktor utama yang menentukan.  Individu hanyalah bertugas melaksanakan perintah dan anjuran yang dikeluarkan oleh kekuasaan tertinggi.

Sesungguhnya kondisi individu dalam sistem ini, seperti dikemukakan oleh salah seorang penulis, menyerupai kondisi prajurit yang berperang di garis depan. Mereka sama sekali tidak ikut merencanakan strategi peperangan yang mereka lakukan. Tugas mereka hanya melakukan perintah yang secara resmi dikeluarkan oleh peminpin umum yang mengaturnya. Jika disuruh maju, mereka akan maju dan jika disuruh mundur, mereka akan mundur. Mereka tidak memiliki kemampuan untuk mengatakan kenapa? Bagaimana? Apalagi untuk mengatakan: Tidak.

Sistem kapitalis telah memberikan kepada individu kebebasan yang luar biasa, mengalahkan masyarakat dan kepentingan sosial, baik meterial maupun spiritual. Sebaliknya, swistem komunis merampas dari individu segala yang telah diberikan oleh sistem kapitalis, sehingga individu menjadi kurus, kusut, kehilangan motivasi dan kepribadian. Kesemuanya itu dirampas kemudian diberikan kepada sesuatu yang disebut “masyarakat”, yang tercermin dalam “negara”. Negara menjadi gemuk dan berkuasa penuh. Padahal ia tidak lain adalah alat yang terdiri atas sejumlah individu. Akhirnya, sekelompok kecil orang menjadi gemuk dan berkuasa di atas penderitaan  orang lain yang nota bene mayoritas darimasyarakat.
Sistem ekonomi Islam adalah sistem ekonomi pertengahan yang adil, yang dengan nyha Allah menjadikan ciri khasa utama ummat ini, sebagaimana firman-Nya:
  
 “Demikian pula Kami jadikan kamu sekalian ummat yang pertengahan
,...(QS. Al-Baqarah:143)
  
Ciri khas pertengahan ini tercermin dalam keseimbangan yang adil yang ditegakkan oleh Islam di antara individu dan masyarakat, sebagaimana ditegakkan dalam berbagai “pasangan” lainnya: dunia dan akhirat, jasmani dan ruhani, akal dan ruhani, idealisme dan fakta, “polisi iman dan polisi penguasa, dan pasangan-pasangan lainnya yang sudah sangat terkenal.
Sistem ekonomi Islam tidak menganiaya masyarakat – terutama masyarakat lemah _ seperti yang dilakukan oleh sistem kapitalis. Tidak pula menganiaya hak-hak dan kebebasan individu, seperti dilakukan oleh komunis terutama marxisme. Akan tetapi pertengahan di antara keduanya, tidak menyia-nyiakan dan tidak berlebih-lebihan, tidak melampaui batas dan tidak pula merugikan, sebagaimana firman-Nya:
  
“dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan), supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu, dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu “ (QS. Ar-Rahman:7-9)

Islam telah memberikan hak masing-masing dari individu dan masyarakat secara utuh, dan menuntut penunaian segala kewaqjibannya. Di samping menjadi “hakim” yang adil di antara keduanya dan membagi taqnggung jawab kepada keduanya secara adil. Tetapi Islam tidak melakukan  hal tersebut demi menghindari ekstrimitas sosialisme atau kesewenang-wenangan kapitalisme.

Tidak! Islam telah muncul jauh sebelum kedua sistem tersebut. Tetapi Allah yang mensyari’atkannya, Maha Mengetahui hal yang merusak dan hal yang membawa kemasylahatan. Islam adalah syariat Allah yang Maha Mengetahuii lagi Maha Bijaksana.

0 komentar:

Posting Komentar