Categories

Lesson 6

Blog Archive

Follower

Statistik

Get Gifs at CodemySpace.com

EVA dan Residual Income


Akuntansi dan Penilaian Kinerja
Laporan keuangan memberikan ikhtisar mengenai keadaan suatu perusahaan, yang disebut neraca yang mengungkapkan nilai aktiva, utang dan modal pada suatu saat tertentu, dan laporan laba rugi yang melaporkan hasil-hasil yang dicapai selama suatu periode tertentu biasanya meliputi periode satu tahun.
Untuk mengukur tingkat pengembalian suatu investasi atau modal terdapat beberapa alat ukur, mulai dari ROI (return on investment), ROE (return on equity), EPS (earning per share), dan lain-lain.
Indikator yang paling sering digunakan selama ini dalam menilai kinerja adalah ROI (return on investment). ROI adalah perbandingan antara laba dengan jumlah investasi. ROI menggambarkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto. Perhitungan ROI didapat dari keuntungan netto sesudah pajak dibagi jumlah aktiva dan hasilnya berupa persentase. Namun, perhitungan ROI dirasakan mempunyai beberapa kelemahan:
  1. ROI tidak membawa keadilan bagi sesama pusat pendapatan. Kenaikan dalam ROI belum tentu berarti bagus bagi para pemegang saham.
  2. Banyaknya biaya diluar kendali
  3. Dampak jangka panjang
Economic Value Added (EVA)

Sebagai alternatif dari ROI adalah suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua modal biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital).
Rumus EVA
l  EVA = NOPAT – Capital Charges
Keterangan:
NOPAT = Net Operating Profit After Tax/Keuntungan bersih setelah pajak    
Capital Charges = Invested Capital x Cost of Capital
Atau bisa juga
l  EVA= EBIT-Tax-WACC
Ket:
EBIT= Laba Usaha Sebelum Bunga dan Pajak
Tax = Pajak Penghasilan Perusahaan
WACC = Biaya modal rata-rata
Berdasarkan rumus diatas maka terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan manajemen dalam mengukur kinerja perusahaan dengan menggunakan EVA, antara lain:
l  Menghitung biaya modal
l  Menghitung besarnya struktur permodalan/pendanaan
l  Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang (WACC)
l  Menghitung nilai EVA
Ukuran Kinerja
Hasil penilaian kinerja suatu perusahaan dengan menggunakan ukuran EVA dapat dikelompokkan kedalam 3 kategori yang berbeda, yaitu sebagai berikut:
l  Nilai EVA>0 atau EVA bernilai positif
Pada posisi ini berarti manajemen perusahaan telah berhasil menciptakan nilai tambah ekonomi bagi perusahaan.
l  Nilai EVA = 0
Pada posisi ini berarti manajemen perusahaan berada pada posisi titik impas. Perusahaan tidak mengalami kemunduran tetapi sekaligus tidak mengalami kemajuan secara ekonomi
l  Nilai EVA < 0 atau EVA bernilai negatif
Pada posisi ini berarti tidak terjadi proses pertambahan nilai ekonomis bagi perusahaa, dalam arti laba yang dihasilkan tidak dapat memenuhi harapan para kreditor dan pemegang saham perusahaan (investor).
Langkah Perbaikan dan Manfaatnya
Terdapat tiga cara yang dapat ditempuh perusahaan untuk meningkatkan EVA dari tahun ke tahun, yaitu sebagai berikut:
l  Tingkatkan keuntungan tanpa menggunakan penambahan modal
l  Merestrukturisasi pendanaan perusahaan yang dapat meminimalkan biaya modalnya
l  Investasikan modal pada proyek-proyek dengan return yang tinggi
Keunggulan dan Kelemahan EVA
Keunggulan EVA:
l  EVA dapat menyeleraskan tujuan manajemen dan kepentingan pemegang saham dimana EVA digunakan sebagai ukuran operasional dari manajemen yang mencerminkan keberhasilan perusahaan didalam menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham atau investor
l  EVA memberikan pedoman bagi manajemen untuk meningkatkan laba operasi tanpa tambahan dana/modal, mengekposur pemberian pinjaman (piutang), dan menginvestasikan dana yang memberikan imbalan tinggi.
l  EVA merupakan sistem manajemen keuangan yang dapat memecahkan semua masalah bisnis, mulai dari strategi dan pergerakkanya sampai keputusan operasional sehari-hari
Kelemahan EVA:
l  Sulitnya menentukan biaya modal yang benar-benar akurat, khususnya biaya modal sendiri. Terutama dalam perusahaan go public biasanya mengalami kesulitan dalam perhitungan sahamnya.
l  Analisis EVA hanya mengukur faktor kuantitatif saja. Sedangkan, untuk mengukur kinerja perusahaan secara optimum, perusahaan harus dikur berdasarkan faktor kuantitatif dan kualitatif
Residual Income (RI)
Residual Income (RI) adalah laba yang dihasilkan diatas target pengembalian investasi pada suatu pusat laba.
RI = Laba – (Investasi x Target ROI)
Keunggulan dan kelemahan RI
Keunggulan RI:
l  Membuat semua pusat laba memiliki sasaran yang sama untuk pusat investasi yang sebanding
l  Dapat digunakan tarif beban modal yang berbeda untuk aktiva yang memiliki resiko yang berbeda
Kelemahan RI:
l  RI hanya mendorong manajer pusat laba untuk berorientasi pada tujuan-tujuan jangka pendek, karena kinerjanya dibatasi hanya untuk satu periode akuntansi saja.
l  RI sangat dipengaruhi oleh metode depresiasi yang digunakan perusahaan.
l  Karena hasil akhir RI adalah berupa angka absolut, bukan rasio maka sulit untuk membandingkan RI dari satu pusat laba dengan RI dari pusat laba lainnya yang memiliki jumlah investasi yang berbeda.
Biaya modal (Cost of Capital)
Biaya modal adalah biaya yang harus dibayar oleh perusahaan atas penggunaan dana untuk investasi yang dilakukan perusahaan, baik dana yang berasal dari utang atau dari pemegang saham.
Biaya modal = Tarif bunga pinjaman – (tarif pajak x tarif bunga pinjaman)
Atau
Biaya Modal = (tarif deviden x nilai nominal saham) : harga pasar saham
Atau
Biaya modal = (deviden lembar saham saat ini : harga pasar saham) + tingkat pertumbuhan rata-rata deviden yang diharapkan 

0 komentar:

Posting Komentar