Sejarah Cina adalah
salah satu sejarah kebudayaan tertua di
dunia. Dari penemuan arkeologi dan antropologi, daerah Cina
telah didiami oleh manusia purba
sejak 1,7 juta tahun yang lalu. Peradaban Cina
berawal dari berbagai negara kota di
sepanjang lembah Sungai Kuning
pada zaman Neolitikum. Sejarah tertulis Cina dimulai
sejak Dinasti Shang (l.k. 1750 SM - 1045 SM).[1] Cangkang kura-kura dengan tulisan Cina kuno yang berasal dari Dinasti
Shang memiliki penanggalan
radiokarbon hingga 1500 SM.[2] Budaya, sastra, dan filsafat Cina berkembang pada zaman Dinasti Zhou (1045 SM hingga 256 SM) yang melanjutkan Dinasti Shang.
Dinasti ini merupakan dinasti yang paling lama berkuasa dan pada zaman dinasti
inilah tulisan Cina modern mulai berkembang.
Kebudayaan
Cina sebagai salah satu peradaban tertua di
dunia yang berbeda dari peradaban tua lainnya adalah karena sejarah kebudayaan
Cina tidak pernah terputus selama hampir 5000 tahun. Pergantian pemerintahan
dari dinasti demi dinasti tidaklah menyebabkan kebudayaan Cina mengalami
kehancuran dan pergeseran yang teramat besar.
Dinasti
Zhou terpecah menjadi beberapa negara kota, yang menciptakan Periode Negara
Perang. Pada tahun 221 SM, Qin Shi Huang menyatukan berbagai kerajaan
ini dan mendirikan kekaisaran pertama Cina. Pergantian dinasti dalam
sejarah Cina telah mengembangkan suatu sistem birokrasi yang
memungkinkan Kaisar Cina
memiliki kendali langsung terhadap wilayah yang luas.
Pandangan
konvensional terhadap sejarah Cina adalah bahwa Cina merupakan suatu negara
yang mengalami pergantian antara periode persatuan dan perpecahan politis yang
kadang-kadang dikuasai oleh orang-orang asing, yang sebagian besar
terasimiliasi ke dalam populasi Suku Han. Pengaruh
budaya dan politik dari berbagai wilayah di Asia, yang dibawa oleh gelombang imigrasi, ekspansi, dan asimilasi yang bergantian, menyatu untuk
membentuk budaya Cina modern.
Prasejarah
Paleolitik
Homo erectus telah mendiami daerah yang sekarang dikenal sebagai Cina sejak zaman Paleolitik, lebih dari satu juta tahun yang lalu [3]. Kajian menunjukkan bahwa peralatan batu yang ditemukan di situs Xiaochangliang telah berumur 1,36 juta tahun [4]. Situs arkeologi Xihoudu di provinsi Shanxi menunjukkan catatan paling awal penggunaan api oleh Homo erectus, yang berumur 1,27 juta tahun yang lalu [3]. Ekskavasi di Yuanmou dan Lantian menunjukkan pemukiman yang lebih lampau. Spesimen Homo erectus paling terkenal yang ditemukan di Cina adalah Manusia Peking yang ditemukan pada tahun 1965.Tiga pecahan tembikar yang berasal dari 16500 dan 19000 SM ditemukan di Gua Liyuzui di Liuzhou, provinsi Guangxi [5].
Neolitik
Tembikar Neolitik Cina.
Zaman Neolitik di Cina dapat dilacak hingga
10.000 SM [6]. Bukti-bukti awal
pertanian milet memiliki penanggalan
radiokarbon sekitar 7000 SM [7]. Kebudayaan
Peiligang di Xinzheng, Henan
berhasil diekskavasi pada tahun 1977 [8]. Dengan berkembangnya pertanian,
muncul peningkatan populasi, kemampuan menyimpan dan mendistribusikan hasil
panen, serta pengerajin dan pengelola [9]. Pada akhir Neolitikum, lembah Sungai Kuning mulai berkembang menjadi
pusat kebudayaan dengan penemuan arkeologis signifikan ditemukan di Banpo,
Xi'an [10].Sejarah awal Cina dibuat rumit oleh kurangnya tulisan pada periode ini dan dokumen-dokumen pada masa sesudahnya yang mencampurkan fakta dan fiksi pada zaman ini. Pada 7000 SM, penduduk Cina bercocok tanam milet, menumbuhkan kebudayaan Jiahu. Di Damaidi di Ningxia, ditemukan 3172 lukisan gua bertanggal 6000-5000 SM yang mirip dengan karakter-karakter awal yang dikonfirmasi sebagai tulisan Cina [11][12]. Kebudayaan Yangshao yang muncul belakangan dilanjutkan dengan kebudayaan Longshan pada sekitar 2500 SM.
Zaman kuno
Dinasti Xia (2100 SM-1600 SM)
Wilayah kekuasaan Xia

Dinasti Shang (1600 SM-1046 SM)

Dinasti Zhou (1046 SM–256 SM)
Bejana ritual (You), dari zaman Dinasti Zhou Barat.
Bejana pu berdesain naga,
dari Zaman Musim
Semi dan Gugur.

Periode Musim Semi dan Musim Gugur (722 SM-476 SM)

Periode Negara Perang (476 SM-221 SM)

Zaman kekaisaran
Dinasti Qin (221 SM–206 SM)

Beberapa kontribusi besar Dinasti Qin, antara termasuk terbentuknya konsep pemerintahan terpusat, penyatuan undang-undang hukum, diterapkannya bahasa tertulis, satuan pengukuran, dan mata uang bersama seluruh Cina, setelah berlalunya masa-masa kesengsaraan pada Zaman Musim Semi dan Gugur. Bahkan hal-hal yang mendasar seperti panjangnya as roda untuk gerobak dagang, saat itu mengalami penyeragaman demi menjamin berkembangnya sistem perdagangan yang baik di seluruh kekaisaran.[14]
Dinasti Han (206 SM–220)
Lentera minyak Dinasti Han, abad ke-2 SM.

Kaisar Wu (Han Wudi 漢武帝/汉武帝) berhasil mengeratkan persatuan dan memperluas kekaisaran Cina dengan mendesak bangsa Xiongnu (sering disamakan dengan bangsa Hun) ke arah stepa-stepa Mongolia Dalam, dengan demikian merebut wilayah-wilayah Gansu, Ningxia, dan Qinghai. Hal tersebut menyebabkan terbukanya untuk pertama kali perdagangan antara Cina dan Eropa, melalui Jalur Sutra. Jenderal Ban Chao dari Dinasti Han bahkan memperluas penaklukannya melintasi pegunungan Pamir sampi ke Laut Kaspia.[15] Kedutaan pertama dari Kekaisaran Romawi tercatat pada sumber-sumber Cina pertama kali dibuka (melalui jalur laut) pada tahun 166, dan yang kedua pada tahun 284.
Zaman Tiga Negara (220–280)

Dinasti Jin dan Enam Belas Negara (280-420)
Cina berhasil dipersatukan sementara pada tahun 280 oleh Dinasti Jin. Meskipun demikian, kelompok etnis di luar suku Han (Wu Hu) masih menguasai sebagian besar wilayah pada awal abad ke-4 dan menyebabkan migrasi besar-besaran suku Han ke selatan Sungai Yangtze. Bagian utara Cina terpecah menjadi negara-negara kecil yang membentuk suatu era turbulen yang dikenal dengan Zaman Enam Belas Negara (304 - 469).Dinasti Utara dan Selatan (420–589)

Dinasti Sui (589–618)

Dinasti Tang (618–907)

Lima Dinasti dan Sepuluh Negara (907–960)

Dinasti Song, Liao, Jin, serta Xia Barat (960-1279)

Dinasti Yuan (1279–1368)
Kublai Khan, pendiri
Dinasti Yuan

Sebelum invasi bangsa Mongol, laporan dari dinasti-dinasti Cina memperkirakan terdapat sekitar 120 juta penduduk; namun setelah penaklukan selesai secara menyeluruh pada tahun 1279, sensus tahun 1300 menyebutkan bahwa terdapat 60 juta penduduk.[16] Demikian pula pada pemerintahan Dinasti Yuan terjadi epidemi abad ke-14 berupa wabah penyakit pes (Kematian Hitam), dan diperkirakan telah menewaskan 30% populasi Cina saat itu.[17][18]
Dinasti Ming (1368–1644)

Tahun 1449, Esen Tayisi dari bangsa Mongol Oirat melakukan penyerangan ke wilayah Cina utara, dan bahkan sampai berhasil menawan Kaisar Zhengtong di Tumu. Tahun 1542, Altan Khan memimpin bangsa Mongol terus-menerus mengganggu perbatasan utara Cina, dan pada tahun 1550 ia berhasil menyerang sampai ke pinggiran kota Beijing. Kekaisaran Dinasti Ming juga menghadapi serangan bajak laut Jepang di sepanjang garis pantai tenggara Cina;[19] peranan Jenderal Qi Jiguang sangat penting dalam mengalahkan serangan bajak laut tersebut. Suatu gempa bumi terdasyat di dunia, gempa bumi Shaanxi tahun 1556, diperkirakan telah menewaskan sekitar 830.000 penduduk, yang terjadi di masa pemerintahan Kaisar Jiajing.
Selama masa Dinasti Ming, pembangunan terakhir Tembok Besar Cina selesai dilaksanakan, sebagai usaha perlindungan bagi Cina atas invasi dari bangsa-bangsa asing. Meskipun pembangunannya telah dimulai di masa sebelumnya, sesungguhnya sebagian besar tembok yang terlihat saat ini adalah yang telah dibangun atau diperbaiki oleh Dinasti Ming. Bangunan bata dan granit telah diperluas, menara pengawas dirancang-ulang, serta meriam-meriam ditempatkan di sepanjang sisinya.
Dinasti Qing (1644–1911)
Kartun politik Perancis, akhir 1890-an. Kue melambangkan
Cina dibagi-bagi antara Inggris, Jerman, Rusia, Perancis, dan Jepang.

Pada Pemberontakan Taiping (1851–1864), sepertiga wilayah Cina sempat jatuh dalam kekuasaan Taiping Tianguo, suatu gerakan keagamaan kuasi-Kristen yang dipimpin Hong Xiuquan yang menyebut dirinya "Raja Langit". Setelah empat belas tahun, barulah pemberontakan tersebut berhasil dipadamkan, tentara Taiping dihancurkan dalam Perang Nanking Ketiga tahun 1864. Kematian yang terjadi selama 15 tahun pemberontakan tersebut diperkirakan mencapai 20 juta penduduk.[21]
Beberapa pemberontakan yang memakan korban jiwa dan harta yang lebih besar kemudian terjadi, yaitu Perang Suku Punti-Hakka, Pemberontakan Nien, Pemberontakan Minoritas Hui, Pemberontakan Panthay, dan Pemberontakan Boxer.[22] Dalam banyak hal, pemberontakan-pemberontakan tersebut dan perjanjian tidak adil yang berhasil dipaksakan oleh kekuatan imperialis asing terhadap Dinasti Qing, merupakan tanda-tanda ketidakmampuan Dinasti Qing dalam menghadapi tantangan-tantangan baru yang muncul di abad ke-19.
Zaman modern
Republik Cina
Sun Yat-sen,
presiden pertama Republik Cina

Perbudakan di Cina dihapuskan pada tahun 1910.[23]
Pada tahun 1928, setelah konflik berkepanjangan antara panglima-panglima perang yang terjadi antara 1916-1928, sebagian besar Cina dipersatukan di bawah Kuomintang (KMT) oleh Chiang Kai-shek. Sementara itu, Partai Komunis Cina (PKC) yang berhaluan komunis mulai juga menancapkan pengaruhnya dan menjadi pesaing utama Kuomintang yang menimbulkan Perang Saudara Cina.
Kedua partai Cina ini secara nominal sempat bersatu dalam menghadapi pendudukan Jepang yang dimulai tahun 1937, yaitu selama Perang Sino-Jepang (1937-1945) yang merupakan bagian Perang Dunia II. Mengikuti kekalahan Jepang tahun 1945, permusuhan KMT dan PKC berlanjut kembali setelah usaha-usaha rekonsiliasi dan negosiasi yang gagal mencapai kesepakatan. (Lihat Perang Saudara Cina)
Di akhir Perang Dunia II tahun 1945 sebagai bagian dari penyerahan kekuasaan Jepang, pasukan Jepang di Taiwan menyerah kepada pasukan Republik Cina di bawah Chiang Kai-shek yang memegang kendali atas Taiwan.[24] Dengan demikian, konflik antara partai-partai Cina yang dimulai sejak 1927 berakhir secara tak resmi dengan pengunduran diri Kuomintang ke Taiwan pada tahun 1949 dan menjadikan Partai Komunis Cina sebagai penguasa tunggal di Cina.
Republik Rakyat Cina
Bendera RRC.

0 komentar:
Posting Komentar