Segala puji bagi Allah, teriring doa dan keselamatan semoga terlimpah atas nabi dan rasul
termulia: Muhammad SAW, juga atas keluarga dan para sahabat, serta kepada semua yang
mengikuti mereka dalam kebenaran sampai hari kiamat nanti.
Semangat dan niatan sedekah tumbuh subur di negeri ini. Dimana-mana digaungkan keajaiban
sedekah yang akan membuat harta kita berkah bahkan bertambah. Di tengah itu semua, muncul
kebingungan pada sebagian orang ; kemana sebenarnya kita harus mengarahkan dana sedekah
kita ? Bagaimana sesungguhnya anjuran Islam dalam memilih sasaran sedekah kita ?.
Secara umum sedekah bisa kita berikan kepada siapa saja, dengan prioritas sebagaimana
diisyaratkan dalam Al-Quran : “ Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan.
Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan."
(QS Al Baqoroh 215). Namun secara khusus, Ibnu Qudamah dalam Kitab Mukhtasor Minhajul
Qoshidin menyebutkan beberapa kriteria mereka yang berhak menerima sedekah kita, masingmasing
:
Pertama : Mereka yang bertakwa dan berilmu, bukan ahli maksiat.
Rasulullah SAW telah memberi isyarat dengan melarang mengundang orang fasiq dalam jamuan
makan yang kita adakan, beliau bersabda : “ Janganlah berteman kecuali dengan seorang
mukmin, dan jangan makan makananmu (yg engkau sediakan) kecuali orang bertakwa” (HR Abu
41
Daud). Memberikan sedekah kepada orang yang bertakwa dan berilmu, akan memudahkannya
dalam melaksanakan amal ibadah dan juga penyebaran ilmunya. Sebaliknya, memberikan
sedekah kepada orang yang ahli maksiat, hanya akan menambah amunisi baru baginya dalam
bermaksiat. Tentu hal yang paling kita takutkan adalah jika harta kita turut membantu
memperluas kemaksiatannya. Allah SWT berfirman : “ janganlah tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran “ (QS al Maidah 2)
Kedua : Mereka yang benar-benar membutuhkan.
Ukuran membutuhkan memang akan sangat subjektif. Namun bisa kita lihat dari kondisi
seseorang secara umum, kehidupan sehari-hari, jumlah tanggungan, kondisi kesehatan, usia dan
semacamnya. Meskipun demikian, perlu diutamakan juga kepada mereka yang membutuhkan
namun tetap menjaga iffah atau kehormatan diri. Artinya tidak meminta-minta secara
berlebihan dan berkelanjutan, apalagi menjadikannya sebagai proffesi. Allah SWT menyebutkan
tentang mereka dalam Al-Quran : “orang yang tidak tahu menyangka mereka orang Kaya karena
memelihara diri dari minta-minta. kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka
tidak meminta kepada orang secara mendesak.” (QS Al Baqoroh 273).
Ketiga : Diutamakan kerabat dekat terlebih dahulu
Secara khusus memberikan sedekah kepada kaum kerabat mempunyai keutamaan ganda,
sebagaimana diisyaratkan dalam hadits Rasulullah SAW, beliau bersabda : ''Sedekah kepada
orang miskin mendapatkan satu pahala, sedangkan sedekah kepada kerabat mendapatkan dua
pahala; pahala bersedekah dan pahala bersilaturahim.'' (HR At-Tirmidzi). Orang yang terdekat
bagi kita lainnya adalah para tetangga kita. Sedekah kita semestinya juga diprioritaskan bagi
para tetangga, jangan sampai kita termasuk dalam gambaran sabda Rasulullah SAW : Bukanlah
orang yang beriman bagi orang yang kenyang perutnya, sedangkan tetangganya kelaparan
hingga tampak tulang rusuknya.( HR. Bukhari)
Akhirnya, marilah kita berusaha untuk menghiasi hari-hari dengan sedekah yang memenuhi
setiap adab dan anjuran syariat, agar sedekah kita lebih bernilai barokah. Selamat bersedekah.
Wallahu a’lam bisshowab.
Category:
Islam
0
komentar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar