Categories

Lesson 6

Blog Archive

Follower

Statistik

Get Gifs at CodemySpace.com

Perkembangan Bank dan Jaringan Kantor Bank Umum


Jumlah Bank Umum dan kantor bank umum terus mengalami
perkembangan yang pesat, didominasi oleh pendirian Bank Umum
Swasta Nasional (BUSN) Devisa dan BUSN Non Devisa, sejak deregulasi
perbankan digulirkan (terutama melalui Paket Oktober tahun
1988). Paket kebijakan itu memang memberi kemudahan yang besar
bagi pendirian bank, seperti syarat permodalan yang relatif rendah.
Hanya dalam waktu setahun, pada akhir tahun 1989, jumlah bank dan
kantor bank umum meningkat sehingga masing-masing menjadi 158
bank dan 3.136 kantor, dimana sebelumnya hanya 111 bank dan 1.957
kantor (sebelum pakto 1988). Peningkatan jumlah bank dan kantor
bank yang sangat pesat masih berlanjut hingga akhir tahun 1991,

kemudian melambat untuk tahun-tahun selanjutnya. Namun,
jumlahnya tetap saja meningkat sampai mencapai puncaknya pada
akhir tahun 1996, yaitu 239 bank dengan 7.314 kantor.
Perkembangan yang sebaliknya terjadi setelah krisis perbankan
tahun 1997/98. Jumlah Bank Umum terus mengalami penurunan
yang disebabkan adanya likuidasi oleh Pemerintah, merger, dan
self-liquidation. Pengurangan jumlah bank terjadi secara cukup
dramatis selama era 1997-2001, dari 239 bank menjadi 140 bank.
Setelah itu, penurunan jumlah bank berlangsung perlahan, bahkan
stagnan dalam beberapa tahun terakhir. Pada akhir Desember 2007
terdapat 130 bank umum.
Sekalipun jumlah bank umum menurun, jumlah kantornya
justeru terus meningkat. Pada awalnya, seiring dengan penurunan
jumlah bank, kantor pelayanan yang operasional pun sempat menurun
hingga 6.765 unit pada akhir 2001. Setelah itu, jumlah kantor
bank umum terus meningkat. Tampaknya, sebagian besar kantor
dari bank yang tutup dipergunakan kembali oleh bank yang berta-
Statistik Perbankan Indonesia (I): Kelembagaan dan Kegiatan Usaha 201
202 BANK BERSUBSIDI BEBANI RAKYAT
han, baik karena memang merger maupun karena transaksi
pembelian bangunan. Ada banyak pula pendirian kantor di lokasi
yang benar-benar baru, yang sebelumnya bukan bekas kantor bank
yang ditutup. Pada akhir Desember 2007, Bank Umum telah
memiliki 9.697 kantor.
Fenomena pertambahan kantor bank yang cukup pesat selama
beberapa tahun ini memang bisa diartikan sebagai adanya kemampuan
yang lebih baik dalam melayani nasabah, serta kegiatan operasional
lainnya. Namun, di sisi lain, dapat berarti tumbuhnya kembali
persaingan ketat antar bank. Di masa lalu, persaingan semacam ini
mengarah kepada pengelolaan yang tidak sehat, seperti peningkatan
inefisiensi pada kebanyakan bank. Pada saat ini, dengan aturan yang
lebih ketat dari BI, hal buruk serupa mungkin bisa dihindari. Akan
tetapi, persoalan efisiensi terkait dengan banyaknya kantor tetap
menjadi persoalan tersendiri bagi masing-masing bank umum.
Perincian jumlah bank umum dan kantor atas dasar kelompok
bank adalah: Bank Persero sebanyak 5 bank dengan 2765 kantor;
BUSN Devisa sebanyak 35 bank dengan 4711 kantor; BUSN Non
Devisa sebanyak 36 bank dengan 778 kantor; Bank Pembangunan
Daerah (BPD) sebanyak 26 bank dengan 1205 kantor; Bank
Campuran sebanyak 17 bank dengan 96 kantor; dan Bank Asing
sebanyak 11 bank dengan 142 kantor.
Tercatat bahwa kelompok Bank Asing dan Bank Campuran yang
paling pesat pertumbuhan kantornya dalam dua tahun terakhir.
Sementara itu, laju pertumbuhan kantor Bank Persero, BUSN Devisa
dan BUSN Non Devisa, mulai melambat. Kantor BPD bahkan
menurun jumlahnya pada tahun 2007. Tampak pula bahwa bank
kelompok BUSN yang kantornya bertambah adalah yang sebagian
sahamnya mulai dimiliki oleh pihak asing (non residen).

0 komentar:

Posting Komentar