Modernisasi atau inovasi pendidikan pesantren dapat diartikan sebagai
upaya untuk memecahkan masalah pendidikan pesantren. Atau dengan kata
lain, inovasi pendidikan pesantren adalah suatu ide, barang, metode yang
dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok
orang , baik berupa hasil penemuan (invention) maupun discovery, yang
digunakan untuk mencapai tujuan atau memecahkan masalah pendidikan
pesantren.30
Miles mencontohkan inovasi (modernisasi) pendidikan adalah sebagai
berikut:
a. Bidang personalia. Pendidikan yang merupakan bagian dari
sistem sosial, tentu menentukan personel sebagai komponen
sistem. Inovasi yang sesuai dengan komponen personel
misalnya adalah peningkatan mutu guru, sistem kenaikan
pangkat, dan sebagainya.31 Dalam hal ini, pesantren telah di
bantu dengan adanya program Beasiswa S1 untuk guru
diniyah oleh Departemen Agama.
b. Fasilitas fisik. Inovasi pendidikan yang sesuai dengan
komponen ini misalnya perubahan tempat duduk, perubahan
pengaturan dinding ruangan perlengkapan Laboratorium
bahasa, laboratorium Komputer, dan sebagainya.32
c. Pengaturan waktu. Suatu sistem pendidikan tentu memiliki
perencanan penggunaan waktu. Inovasi yang relevan dengan
komponen ini misalnya pengaturan waktu belajar, perubahan
jadwal pelajaran yang dapat memberi kesempatan
siswa/mahasiswa untuk memilih waktu sesuai dengan
keperluannya, dan lain sebagainya.33
Menurut Nur Cholis Majid, yang paling penting untuk direvisi adalah
kurikulum pesantren yang biasanya mengalami penyempitan orientasi
kurikulum. Maksudnya, dalam pesantren terlihat materinya hanya khusus yang
disajikan dalam bahasa Arab. Mata pelajarannya meliputi fiqh, aqa’id, nahwusharf,
dan lain-lain. Sedangkan tasawuf dan semangat keagamaan yang
merupakan inti dari kurikulum keagamaan cenderung terabaikan. Tasawuf
hanya dipelajari sambil lalu saja, tidak secara sungguh-sungguh. Padahal justru
inilah yang lebih berfungsi dalam masyarakat zaman modern. Disisi lain,
pengetahuan umum nampaknya masih dilaksanakan secara setengah-setengah,
sehingga kemampuan santri biasanya samgat terbatas dan kurang mendapat
pengakuan dari masyarakat umum. Maka dari itu, Cak Nur menawarkan
kurikulum Pesantren Modern Gontor sebagai model modernisasi pendidikan
pesantren.
Category:
Pengetahuan
0
komentar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar