Categories

Lesson 6

Blog Archive

Follower

Statistik

Get Gifs at CodemySpace.com

Makna Nasionalisme



Istilah nasionalisme digunakan dala rentang arti yang kita gunakan
sekarang. Diantara penggunaan – penggunaan itu, yang paling penting
adalah :
a. Suatu proses pembentukan, atau pertumbuhan bangsa-bangsa.
b. Suatu sentimen atau kesadaran memiliki bangsa bersangkutan.
c. Suatu bahasa dan simbolisme bangsa.
d. Suatu gerakan sosial dan politik demi bangsa bersangkutan.
e. Suatu doktrin dan/atau ideologi bangsa, baik yang umum maupun yang
khusus
Nasionalisme merupakan sebuah penemuan sosial yang paling
menakjubkan dalam perjalanan sejarah manusia, paling tidak dalam seratus
tahun terakhir. Tak ada satu pun ruang sosial di muka bumi yang lepas dari
pengaruh ideologi ini. Tanpa nasionalisme, lajur sejarah manusia akan berbeda
sama sekali. Berakhirnya perang dingin dan semakin merebaknya gagasan dan
budaya globalisme (internasionalisme) pada dekade 1990-an hingga sekarang,
khususnya dengan adanya teknologi komunikasi dan informasi yang
berkembang dengan sangat akseleratif, tidak dengan serta-merta membawa
lagu kematian bagi nasionalisme.
Kaca mata etnonasionalisme ini berangkat dari asumsi bahwa fenomena

nasionalisme telah eksis sejak manusia mengenal konsep kekerabatan biologis.
Dalam sudut pandang ini, nasionalisme dilihat sebagai konsep yang alamiah
berakar pada setiap kelompok masyarakat masa lampau yang disebut sebagai
ethnie (Anthony Smith, 1986), suatu kelompok sosial yang diikat oleh atribut
kultural meliputi memori kolektif, nilai, mitos, dan simbolisme.
Nasionalisme lebih merupakan sebuah fenomena budaya daripada
fenomena politik karena dia berakar pada etnisitas dan budaya pramodern.
Kalaupun nasionalisme bertransformasi menjadi sebuah gerakan politik, hal
tersebut bersifat superfisial karena gerakan-gerakan politik nasionalis pada
akhirnya dilandasi oleh motivasi budaya, khususnya ketika terjadi krisis
identitas kebudayaan. Pada sudut pandang ini, gerakan politik nasionalisme
adalah sarana mendapatkan kembali harga diri etnik sebagai modal dasar dalam
membangun sebuah negara berdasarkan kesamaan budaya (John Hutchinson,
1987).
Perspektif etnonasionalisme yang membuka wacana tentang asal-muasal
nasionalisme berdasarkan hubungan kekerabatan dan kesamaan budaya.
Bahwa nasionalisme adalah penemuan bangsa Eropa yang diciptakan
untuk mengantisipasi keterasingan yang merajalela dalam masyarakat modern
(Elie Kedourie, 1960). Nasionalisme memiliki kapasitas memobilisasi massa
melalui janji-janji kemajuan yang merupakan teleologi modernitas.
Nasionalisme dibentuk oleh kematerian industrialisme yang membawa
perubahan sosial dan budaya dalam masyarakat. Nasionalismelah yang
melahirkan bangsa.
Nasionalisme berada di titik persinggungan antara politik, teknologi, dan
transformasi sosial.
Pemahaman komprehensif tentang nasionalisme sebagai produk
modernitas hanya dapat dilakukan dengan juga melihat apa yang terjadi pada
masyarakat di lapisan paling bawah ketika asumsi, harapan, kebutuhan, dan
kepentingan masyarakat pada umumnya terhadap ideologi nasionalisme
memungkinkan ideologi tersebut meresap dan berakar secara kuat (Eric
Hobsbawm, 1990).
Nasionalisme hidup dari bayangan tentang komunitas yang senantiasa
hadir di pikiran setiap anggota bangsa yang menjadi referensi identitas sosial.
Imagined Communities, Anderson berargumen bahwa nasionalisme
masyarakat pascakolonial di Asia dan Afrika merupakan hasil emulasi dari apa
yang telah disediakan oleh sejarah nasionalisme di Eropa.
Menurut Plamenatz, nasionalisme Barat bangkit dari reaksi masyarakat
yang merasakan ketidaknyamanan budaya terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi akibat kapitalisme dan industrialisme. Namun, Partha Chatterjee
memecahkan dilema nasionalisme antikolonialisme ini dengan memisahkan
dunia materi dan dunia spirit yang membentuk institusi dan praktik sosial
masyarakat pascakolonial. Dunia materi adalah "dunia luar" meliputi ekonomi,
tata negara, serta sains dan teknologi.

0 komentar:

Posting Komentar