Kritik terhadap kapitalisme dan komunisme kata Nejatullah Siddiqi1, dimulai
pada saat yang hampir bersamaan dengan lahirnya kepustakaan mengenai ekonomi
Islam. Ia dimulai di tahun dua puluhan dan adalah sebagian besar tantangan dari
filsafat ekonomi yang asing ini, yang memberikan dorongan bagi lahirnya
karya-karya pertama mengenai permasalahan tersebut yang terbit pada dasarwa
keempat abad ini.
Keduanya, kapitalisme Liberal dan
Marxisme, merupakan sasaran-sasaran kritik yang tajam. Kritik-kritik ini pada
umumnya, berdasarkan atas kegagalan dan hasil akhir dari kedua sistem itu,
dalam bentuk ketidakadilan, penderitaan ummat manusia dan hilangnya kemerdekaan
pribadi.
Jauh hari sebelum para ulama dan
media membahas masalah tersebut, Penyair besar Islam Muhammad Iqbal, telah
memasyarakatkan bahwa kedua sistem diatas dianggap sebagai ciri dari dua
pendekatan yang ekstrim dan tak seimbang dalam usaha memecahkan masalah ekonomi
manusia, sedangkan ajaran Islam digambarkan sebagai jalan tengah yang menampung
butir-butir yang baik dari kedua sistem itu dan bebas dari ketidakseimbangan yang
mengakibatkan penderitaan mereka2.
Syekh Abul A’la Maududi3,
menyebutkan milik pribadi, kemerdekaan berusaha, alasan mencari keuntungan
sebagai satu-satunya perangsang, persaingan bebas, diskriminasi antara hak
pekerja dan majikan, bersandar pada sumber daya alam untuk pertumbuhan serta
prinsip tidak campur tangan negara merupakan alasan-alasan utama kapitalisme
modern. Beliau mengakui adanya unsur kebenaran pada prinsip tersebut,
tapi beranggapan bahwa pelaksanaannya dilakukan secara lewat batas oleh kapitalisme.
Dalam bukunya Islamic Economic:
Theory and Practice, Mannan mengkritik kapitalisme karena kegagalannya dalam
mempertahankan lapangan kerja yang penuh dan karena menjamin persaingan bebas4.
Suatu penolakan keras terhadap kapitalisme, juga datang dari ulama harakah
Islamiyah yang sangat masyhur dengan tafsir Fi Zhilal Al-Qur’an-nya,
Asysyahid Sayyid Qutb. Ia berpendapat bahwa kapitalisme itu benar-benar tidak
berperikemanusiaan dan bertentangan dengan konsep ekonomi Islam5
Pada risalah yang terbatas ini, mari kita bahas
satu persatu tentang apa yang dimaksud dengan: Sistem Ekonomi Kapitalis,
Sistem Ekonomi Sosialis, dan Sistem Ekonomi Islam, kemudian bagaimana solusi
Islam dalam sistem ekonomi yang Islami.
0 komentar:
Posting Komentar