Categories

Lesson 6

Blog Archive

Follower

Statistik

Get Gifs at CodemySpace.com

Cara Berpakaian Yang Baik Dalam Wawancara


Berpakaian yang "baik" dalam wawancara memang tidak dapat digeneralisasikan karena setiap perusahaan memiliki kebiasaan-kebiasaan/budaya perusahaan yang berbeda. Namun, ada beberapa tips yang dapat diingat, antara lain:

Cari informasi terlebih dahulu tentang perusahaan dan Bapak/Ibu yang akan mewawancarai Anda. Beberapa perusahaan memiliki peraturan atau "kebiasaan" berpakaian secara formal, tetapi ada juga yang semi formal, atau bahkan ada yang bebas. Hal ini penting, agar Anda tidak dilihat sebagai "orang aneh', disesuaikan dengan posisi yang akan dilamar. Bagi pelamar pria disarankan menggunakan kemeja lengan panjang dan berdasi, tidak perlu menggunakan jas. Berpakaian rapi dan bersih, tidak kusut. Hal ini memberi kesan bahwa Anda menghargai wawancara ini.
Berpakaian dengan warna yang tidak terlalu menyolok (mis. mengkilap, ngejreng).

Bagi pelamar wanita berpakaian yang tidak terlalu ketat (rok bawah, kancing baju atasan).
Berpakaian dengan desain yang simpel (tidak telalu banyak pernik-pernik, toh ini bukan acara pesta).
Tidak berlebihan dalam menggunakan wewangian dan perhiasan. (kcm)

Saran-Saran Menghadapi Wawancara

Sumber: HanyaWanita.com
Bagi Anda pencari kerja yang dipanggil untuk menjalani wawancara kerja, sebaiknya Anda memperhatikan beberapa saran di bawah ini.
  • Pastikan anda sudah tahu tempat wawancara
  • Jika tidak diberitahu terlebih dahulu jenis pakaian apa yang harus dipakai, maka gunakan pakaian yang bersifat formal, bersih dan rapi.
  • Mempersiapkan diri menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan diajukan pewawancara.
  • Usahakan untuk tiba sepuluh menit lebih awal, jika terpaksa terlambat karena ada gangguan di perjalanan segera beritahu perusahaan (pewawancara).
  • Sapa satpam atau resepsionis yang anda temui dengan ramah.
  • Jika harus mengisi formulir, isilah dengan lengkap dan rapi.
  • Ucapkan salam (selamat pagi / siang / sore) kepada para pewawancara dan jika harus berjabat.
  • tangan, jabatlah dengan erat (tidak terlalu keras namun tidak lemas).
  • Tetaplah berdiri sampai anda dipersilakan untuk duduk. Duduk dengan posisi yang tegak dan seimbang.
  • Persiapkan surat lamaran dan CV anda.
  • Ingat dengan baik nama pewawancara.
  • Lakukan kontak mata dengan pewawancara.
  • Tetap fokus pada pertanyaan yang diajukan pewawancara.
  • Tunjukkan antusiasme dan ketertarikan anda pada jabatan yang dilamar dan pada perusahaan.
  • Gunakan bahasa formal, bukan prokem atau bahasa gaul; kecuali anda diwawancarai untuk mampu menggunakan bahasa tersebut.
  • Tampilkan hal-hal positif yang pernah anda raih.
  • Tunjukkan energi dan rasa percaya diri yang tinggi.
  • Tunjukkan apa yang bisa anda perbuat untuk perusahaan bukan apa yang bisa diberikan oleh perusahaan kepada anda.
  • Jelaskan serinci mungkin hal-hal yang ditanyakan oleh pewawancara.
  • Ajukan beberapa pertanyaan bermutu diseputar pekerjaan anda dan bisnis perusahaan secara umum.
  • Berbicara dengan cukup keras sehingga suara jelas terdengar oleh pewawancara.
  • Akhiri wawancara dengan menanyakan apa yang harus anda lakukan selanjutnya.
  • Ucapkan banyak terima kasih kepada pewawancara atas waktu dan kesempatan yang diberikan kepada anda

Bersikap Percaya Diri

Sumber: Media Raharja, 16 Januari 2005
Ada ekspresi khas dalam wawancara pekerjaan dari kebanyakan lulusan Universitas, bila ditanyakan, "Bagaimana kamu melihat hidupmu tiga tahun mendatang?". Pengalaman saya jarang menemukan sarjana baru yang secara spontan menggambarkannya dengan baik apa yang ada dalam pikirannya. Kebanyakan malah memberikan reaksi dengan body-language yang standard: mata melirik ke atas (seolah-olah mencari cicak di langit-langit), kemudian memandangi lagi si pewawancara sambil tersenyum lebar, sembari kemudian berkata bingung, "Bagaimana ya?".
Ada banyak orang yang hidup bagaikan kepompong. Tidak tahu apa yang harus diperbuat dengan masa depan hidupnya. Mereka tidak mempunyai konsep diri yang jelas, sehingga ia merasa sendirian, gelap dan menakutkan. Padahal semua kepompong mempunyai potensi (potential within) untuk menjadi seekor kupu-kupu yang cantik. Kepompong terlalu cepat menghukum dirinya sendiri, ia tidak tahu bahwa dia harus mengalami transformasi untuk menjadi kupu-kupu yang cantik.
Kita semua bukanlah kepompong. Kita semua tahu, suatu saat kita akan menjadi "kupu-kupu" yang cantik. Bukankah kita semua sudah dilengkapi dengan potensi diri masing-masing? Yang kita perlukan sekarang adalah secara aktif masuk dalam proses "transformasi diri" yang sebenarnya sangat terbuka dengan berbagai macam kemungkinan. Jangan cepat menganggap Anda sendirian, gelap dan takut dengan apa yang Anda hadapi sekarang ini. Itu semua adalah bagian dari proses transformasi yang sedang Anda jalani. Percayalah. (tt/dbs)

Pengaruh Kontak Mata dan Suara dalam Wawancara

Sumber: Kompas Cyber Media
Apakah pengaruh kontak mata pada saat wawancara? Bagaimana juga pengaruh intonasi suara terhadap keberhasilan wawancara?
Dalam wawancara seringkali faktor diluar "isi" seringkali dapat mempengaruhi keberhasilan suatu wawancara. Mulai dari penampilan, sampai cara berbicara.
Seorang pewawancara yang berpengalaman akan merasakan sebagian karakter yang diwawancara dari sinar matanya. Tidak perlu dengan memelototi, atau dengan sinar mata syahdu, melainkan tataplah secara wajar kepada pewawancara.
Intinya, bahwa melalui tatapan Anda selama wawancara haruslah menandakan:
a) apakah Anda cukup percaya diri,
b) apakah Anda berpikir positif terhadap proses komunikasi dalam wawancara tersebut,
c) apakah Anda jujur dengan isi komunikasi Anda,
d) apakah Anda tampil "jujur" sesuai dengan kepribadian Anda yang sebenarnya, tidak dibuat-buat.

Intonasi akan memperlihatkan apakah Anda seorang yang percaya diri atau tidak. Tidak perlu dengan cara mengatur suara seperti seorang pemain sinetron, tetapi cukuplah bahwa Anda dapat menggunakan intonasi yang menarik minat lawan bicara untuk terus berkomunikasi.
Usahakan tidak memberi nada agresif, atau nada "menutup" diri. Gunakanlah intonasi yang mewakili dengan isi pesan Anda. Volume, warna, dan irama memang harus diatur dengan baik, tetapi bukan harus menjadi orang yang tampil bukan sebagai dirinya sendiri. 

0 komentar:

Posting Komentar