A. Awal
Perkembangan Kerajaan Ternate
Pada abad ke-13 di Maluku sudah berdiri Kerajaan
Ternate. Ibu kota
Kerajaan Ternate terletak di Sampalu (Pulau Ternate). Selain Kerajaan
Ternate, di Maluku juga telah berdiri kerajaan lain, seperti Jaelolo, Tidore,
Bacan, dan Obi. Di antara kerajaan di Maluku, Kerajaan Ternate
yang paling maju. Kerajaan Ternate banyak dikunjungi oleh pedagang, baik dari
Nusantara maupun pedagang asing.
A. Aspek
Kehidupan Politik dan Pemerintahan
Raja Ternate yang pertama adalah Sultan Marhum
(1465-1495 M). Raja berikutnya adalah putranya, Zainal Abidin. Pada masa
pemerintahannya, Zainal Abidin giat menyebarkan agama Islam ke pulau-pulau di
sekitarnya, bahkan sampai ke Filiphina Selatan. Zainal Abidin memerintah hingga
tahun 1500 M. Setelah mangkat, pemerintahan di Ternate berturut-turut dipegang
oleh Sultan Sirullah, Sultan Hairun, dan Sultan Baabullah.
Pada masa pemerintahan Sultan Baabullah, Kerajaan Ternate mengalami puncak
kejayaannya. Wilayah kerajaan Ternate meliputi Mindanao, seluruh kepulauan di
Maluku, Papua, dan Timor . Bersamaan dengan
itu, agama Islam juga tersebar sangat luas.
B. Aspek
Kehidupan Ekonomi, Sosial, dan Kebudayaan
Perdagangan dan pelayaran mengalami perkembangan yang
pesat sehingga pada abad ke-15 telah menjadi kerajaan penting di Maluku. Para pedagang asing datang ke Ternate menjual barang
perhiasan, pakaian, dan beras untuk ditukarkan dengan rempah-rempah. Ramainya
perdagangan memberikan keuntungan besar bagi perkembangan Kerajaan Ternate
sehingga dapat membangun laut yang cukup kuat.
Sebagai kerajaan yang bercorak Islam, masyarakat
Ternate dalam kehidupan sehari-harinya banyak menggunakan hukum Islam . Hal itu
dapat dilihat pada saat Sultan Hairun dari Ternate dengan De Mesquita
dari Portugis melakukan perdamaian dengan mengangkat sumpah dibawah kitab suci
Al-Qur’an. Hasil kebudayaan yang cukup menonjol dari kerajaan Ternate adalah
keahlian masyarakatnya membuat kapal, seperti kapal kora-kora.
C. Kemunduran
Kerajaan Ternate
Kemunduran Kerajaan Ternate disebabkan karena diadu
domba dengan Kerajaan Tidore yang dilakukan oleh bangsa asing ( Portugis dan
Spanyol ) yang bertujuan untuk memonopoli daerah penghasil rempah-rempah
tersebut. Setelah Sultan Ternate dan Sultan Tidore sadar bahwa mereka telah
diadu domba oleh Portugis dan Spanyol, mereka kemudian bersatu dan berhasil
mengusir Portugis dan Spanyol ke luar Kepulauan Maluku. Namun kemenangan
tersebut tidak bertahan lama sebab VOC yang dibentuk Belanda untuk menguasai
perdagangan rempah-rempah di Maluku berhasil menaklukkan Ternate dengan
strategi dan tata kerja yang teratur, rapi dan terkontrol dalam bentuk
organisasi yang kuat.
0 komentar:
Posting Komentar