Metode diskusi adalah metode pemebelajaran yang
menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah
untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab petanyaan, menambah dan memahami
pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen, 1998). Karena
itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskuasi lebih
bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara
bersama-sama. Selama ini banyak guru ang erasa kebaratan untuk menggunakan
metode diskusi dalam proses pembelajaran. Keberatan itu biasanya timbul dari
asumsi: pertama, diskusi merupakan siswa muncul secara spontan, sehingga
hasil dan arah diskusi sulit ditentukan; kedua, diskusi biasanya
memerlukan waktu yang cukup panjang, padahal waktu pebelajaran di dalam kelas
sangat terbatas, sehingga keterbatasan itu tidak mungkin dapat menghasilkan
sesuatu secara tuntas. Sebenarnya hal ini tidak perlu dirisaukan oleh guru.
Sebab, dengan perencanaan dan persiapan yang matang kejadian semacam itu bias
dihindari.
Dilihat dari pengorganisasian materi pemebelajaran, ada
perbedaan ang sangat prinsip dibandingkan dengan metode sebelumnya, yaitu
ceramah dan demonstrasi. Kalau metode ceramah dan demonstrasi. Kalau metode
ceramah atau demonstrasi materi pelajaran sudah dirganisir sedemikian rupa
sehingga guru tinggal menyampaikannya, maka tidak demikian halnya dengan metode
diskusi. Pada meode ini bahan atau materi pemelajaran tidak diorganisir
sebelumnya serta tidak disajikan secara organisir oleh siswa sendiri, oleh
karena tujuan utama metode ini bukan hanya sekadar hasil belajar
Secara umum ada dua jenis diskusi yang biasa dilakukan
dalam proses pemebelajaran. Pertama, diskusi kelompok. Diskusi ini
dinamakan juga diskusi kelas. Pada diskusi ini permasalahan yang disajikan oleh
guru dipecahkan oleh kelas secara keseluruhan. Yang mengatur jalannya diskusi
adalah guru itu sendiri.
Kedua, diskusi kelompok
kecil. Pada diskusi ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok
terdiri dari 3-7 orang. Proses pelaksanaan diskusi ini dimulai dari guru
menyajikan masalah dengan beberapa submasalah. Setiap kelmpok memecahkan
submasalah yang disampaikan guru. Proses diskusi diakhiri dengan laporan setiap
kelompok.
Jenis apa pun diskusi yang digunakan menurut Bridges
(1979), dalam proses pelaksanaannya, guru harus mengatur kondisi agar (1)
setiap siswa dapat bicara mengeluarkan gagasan dan pendapatnya; (2) setiap
siswa harus saling mendengar pendapat orang lain; (3) setiap siswa harus saling
memberikan respons; (4) setiap siswa harus dapat mengumpulkan atau mencatat
ide-ide yang dianggap penting; dan (5) melalui diskusi setiap siswa harus dapat
mengembangkan pengetahuannya serta memahami isu-isu yang dibicarakan dalam
diskusi.
Kondisi tersebut ditekankan oleh Bridges, seab diskusi
merupakan metode pemebelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan
strategi pembelajaran berbasis pemecahan masalah. Strategi ini diharapkan bias
mendorong siswa untuk dapat meningkatkan kemampuan berpikir ilmiah serta dapat
mengembangkan pengetahuan siswa.
a.
Kelebihan dan Kelemahan
Metode Diskusi
1)
Metode diskusi data merangsang
siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam memebrikan gagasan dan ide-ide.
2)
Dapat melatih untuk membiasakan
diri bertuka pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
3)
Dapat melatih siswa utuk dapat
mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Disamping itu, diskusi juga
bias melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki bebrapa
kelemahan, di antaranya:
1)
Sering terjadi pembicaraan
dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan
berbicara
2)
Kadang-kadang pembahasan dalam
diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
3)
Memerlukan waktu yang
cukuppanjang, ang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
4)
Dalam diskusi sering teradi
perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol. Akibatnya,
kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu
iklim pembelajaran.
b.
Jenis-jenis Diskusi
Terdapat bermacam-macam jenis diskusi yang dapat
digunakan dalam proses pemebelajaran, antara lain:
1)
Diskusi kelas
Diskusi kelas atau disebut juga diskusi kelompok adalah
proses emecahan maslah yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai
peserta diskusi. Prosedur yang digunakan dalam jenis diskusi ini adalah: pertama,
guru membagi tugas sebagai pelaksanaan diskusi, misalnya siapa yang akan
menjadi moderator, siapa yang menjadi penulis. Kedua, sumber maslah
(guru, siswa, atau ahli tertentu dari luar) memaparkan maslah yang harus
dipecahkan selama 10-15 menit. Ketiga, siswa diberi kesempatan untuk
menanggapi permasalahan setelah mendaftar pada moderator. Keempat,
sumber maslah memberikan tanggapan, dan kelima, moderator menyimpulkan hasil
diskusi.
2)
Diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi siswa
dalam ke3lompok-kelomok. Jumlah anggota kelompk antara-3-5 orang.
Pelaksanaannya dimulai dengan guru menyajikan permasalahan secara umum,
kemudian masalah tersebut dibagibagi ke dalam submasalah yang harus dipercahkan
oleh setiap kelompok kecil. Selesai diskusi dalam kelompok kecil, ketua
kelompok menyajikan hasil diskusinya.
3)
Symposium
Symposium adalah metode mengajar dengan mebahas suatu
persoalan dipandangdari berbagai sudut pandang erdasarkan kehlian. Symposium
dilakukan untuk memebrikan wawasan yang luas kepada siswa. Setelah pada penyaji
memberikan pandangannya tentang masalah yang diahas, maka symposium diakhiri
dengan pembacan kesimpulan hasil kerja ti perumus yang telah ditentukan
sebelumnya.
4)
Diskusi panel
Diskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang
dilakukan oleh beberapa orang panelis yang biasanya terdiri dari 4-5 orang
dihadapan audiens. Diskusi panel berbeda dengan jenis diskusi lainnya. Dlam
diskusi panel audiens tidak telibat secara langsung tetai berperan hanya
sekedar peninjau ara panelis yang sedang melaksanakan diskusi. Oleh sebab itu,
agar disuse panel efektif penugasan siswa disuruh untuk merumuskan hasil
embahasan dalam diskusi.
c.
Langkah-langkah
Melaksanakan Diskusi
Agar penggunan diskusi berhasil dengan efektif, maka
perlu di lakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1)
Langkah persiapan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi di
antarannya:
·
Merumuskan tujuan yang ingin
dicaai, baik tujuan yang bersifat umum maupun tujuan khusus. Tujuan yang ingin
dicapai meti dipahami oleh siswa sebagai peserta diskusi. Tujuan yang jelas
dapat dijadikan sebagai control dalam pelaksanaan yang jelas dapat dijadikan
sebagai control dalam pelaksanaan.
·
Menentukan jenis diskusi yang dapat
dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Misalnya, apabila tujuan
yang ingin dicapai adalah penambahan wawasan siswa tentang suatu persoalan,
maka dapat digunakan diskusi panel; sedangkan jika yang diutamakan adaalah
mengembangkan kemampuan siswa dalam mengembangkan gagasan, maka symposium
dianggap sebagai jenis diskusi yang tepat.
·
Menetapkan masalah yang akan
dibahas. Masalah dapat ditentukan dari isi materi pemelajaran atau
masalah-masalah yang actual yang terjadi di lingkungan masyarakat yang
dihubungkan dengan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi yang diajarkan.
·
Mempersiapkan segala sesuatu
yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi, misalnya ruang kelas dengan
seagla fasilitasny, petugas-petugas diskusi seperti moderator, notuis, dan tim
perumus, manakala diperlukan.
2)
Pelaksanaan diskusi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan
diskusi adalah:
·
Memeriksa segala persiapan yang
dianggap dapat memengaruhi kelancaran diskusi.
·
Mmberikan pengarahan seelum
dilaksanakan diskusi, misalnya menyajikan tujuan yang ingijn dicapai serta
aturan-aturan diskusi sesuai dengn jenis diskusi yang akan dilaksanakan.
·
Melaksanakan diskusi sesuai
dengan aturan main yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah
memerhatikan suasana atau iklim belajar yang menyenangkan, misalnya tidak
tegang, tidak saling menyudutkan dan lain sebagainya.
·
Mengendalikan pembicaraaan
kepada pokk persoalan yang sedang dibahas. Hal ini sangat penting, sebab tanpa
pengendalian biasanya arah pebahasan menjadi lebar dan tidak focus.
3)
Menutup diskusi
Akhri dari proses pembelajaran dengan menggunakan
diskusi hendaklah dilakukan hal-hal sebagai berikut
·
Membuat pokok-pokok pembahasan
sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi.
·
Me-review jalannya
diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan baik untuk
peraikan selanjutnya.
0 komentar:
Posting Komentar