1. Baik buruk menurut aliran adat istiadat (sosialisme)
Menurut aliran ini baik buruk ditentukan berdasarkan adapt istiadat
yang berlaku dan dipegang teguh oleh masyarakat. Orang yang mengikuti adapt
dipandang baik dan yang menentang dianggap buruk, dan perlu dihukum secara
adat.
Ahmad Amin mengatakan bahwa setiap bangsa menpunyai adat
dan menganggap baik jika, mengdidik anak-anaknya secara adat istiadat,
menanamkan perasaan mereka bahwa adat akan membawa kepada kesucian sehingga
apabila seseorang menyalahi adat sangat dicela dan dianggap keluar dari
golongan bangsanya[1].
Didalam masyarakat kita jumpai adat istiadat ang
berkenaan dengan cara berpakaian, makan, minum, cakap-cakap, dan sebagainya.
Orang yang mengikuti cara yang demikian itulah yang dianggap baik. Kelompok
yang menilai baik dan buruk berdasarkan adat istiadat ini dalam tinjauan
filsafat dikenal dengan istilah aliran sosialisme.
2. Baik buruk menurut aliran Hedonisme
Aliran Hedonisme adalah aliran filsafat yang terhitung tua karena
berakar pada filsafat yunani, khususnya pemikiran filsafat Epicurus ( 341-270
SM), yang selanjutnya dikembangkan oleh cyrenics dan belakangan ditumbuh
kembangkan oleh Freud[2].
Paham ini menyatakan perbuatan baik adalah perbuatan
yang banyak mendatangkan kenikmatan, kelezatan dan kepuasan nafsu biologis.
Epicurus sebagai peletak dasar paham ini mengatakan bahwa kebahagian atau kelezatan
itu adalah tujuan manusia. Tidak ada kebaikan dalam hidup selain kelezatan dan
tidak ada keburukan kecuali penderitaan.
Hedonisme model pertama yang individualistik lebih
banyak mewarnai masyarakat barat yang bercorak liberal dan kapitalis, sementara
hedonisme model kedua yang sosialistik banyak mewarnai masyarakat eropa yang
komunis.
3. Baik dan buruk menurut paham intuisisme (humanisme)
Intuisi adalah kekuatan batin yang dapat menentukan
sesuatu sebagai baik atau buruk. Dengan sekilas tampa melihat buah atau akibatnya9.
Kekuatan batin atau yang disebut juga sebagai kata hati adalah merupakan
potensi rohaniah yang secara fitrah telah ada pada diri setiap orang. Paham ini
berpendapat bahwa pada setiap manusia mempunyai kekuatan instinct batin yang
dapat membedakan baik dan buruk dengan sekilas pandang10. Kekuatan
batin ini terkadang berbeda refleksinya, karena pengaruh masa dan lingkungan,
akan tetapi pada dasarnya ia tetap sama dan berakar pada tubuh maanusia.
Apabila ia melihat suatu perbuatan, ia mendapat semacam ilham yang dapat
memberitahu nilai perbuatan itu, lalu menetapkan hukum baik dan buruknya. Oleh
karna itu kebanyakan manusia sepakat mengenai keutamaan seperti benar,
dermawan, berani dan mereka juga sepakat menilai buruk terhadap suatu perbuatan
yang salah, kikir dan pengecut.
Poedjawijatna mengatakan bahwa menurut aliran ini yang
baik adalah yang sesuai dengan kodrat manusia, yaitu kemanusiaannya cenderung
kepada kebaikan. Penentuan terhadap baik buruknya tindakan yang kongkret adalah
perbuatan yang sesuai dengan kata hati orang yang bertindak. Dengan demikian ukuran
baik buruk suatu perbuatan menurut paham ini adalah tindakan yang sesuai dengan
derajat manusia, dan tidak menentang atau mengurangi keputusan hati[3].
Secara batin setiap orang pasti tidak akan dapat membohongi kata hatinya.jika
suatu ketika seseorang yang mengatakan sesuatu yang bukan sebenarnya, hal yang
demikian hanya dapat dilakukan atau ditrima oleh ucapannya, tetapi kata hatinya
tetap tidak mengakui kebohongan itu.
4. Baik dan buruk menurut paham Utilitarianisme
Secara harfiah berarti berguna. Menurut paham ini bahwa
yang baik adalah yang berguna.Jika ini berlaku bagi perorangan,disebut
individual,dan jika berlaku bagi masyarakat dan Negara disebut social.
Pada masa sekarang ini,kemajuan dibidang teknik cukup
meningkat,dan kegunaanlah yang menentukan segala-galanya.Namun demikian paham
ini cenderung ektrim dan melihatkegunaan hanya dari sudut pandang
materialistik.Kegunn bisa diterima jika hal-hal yang digunakan tidak
menimbulkan kerugian bagi orang lain.Nabi misalnya menilai orang yang baik
adalah memberi manfaat bagi yang lainnya.( HR.Bukhari).
5. Baik buruk
menurut paham Religiosisme.
Menurut paham ini
yang dianggap baik adalah perbuatan yang sesuai dengan kehendak tuhan,sedangkan
perbuatan buruk adalah sebaliknaya.Dalam paham ini keyakianan teologis,yakni
keimanan kepada tuhan memegang peranan penting,karna tidak mungkin orang mau
babuat sesui dengan kehendak tuhan jika bersangkutan tidak beriman kepadaNya.
Diketahui
didunia ini terdapat bermacam-macam agama ,dan masing-masimg menentuken bik dan
buruk menurut ukurannya masing-masing.Agama Hindu,Budha,Yahudi,Kristen dan
Islam misalnya ,masing-masing memiliki tolak ukur tentang baik dan buruk yang
dengan yang lainnya berbeda-beda
0 komentar:
Posting Komentar