Menyusun Hipotesis
l Hipotesis adalah pernyataan tentative yang merupakan dugaan mengenai apa
saja yang sedang kita amati dalam usaha untuk memahaminya
l Asal dan Fungsi Hipotesis
l Hipoptesis dapat diturunkan dari teori yang berkaitan
dengan masalah yang akan kita teliti. Jadi, Hipotesis tidak jatuh dari langit
secara tiba-tiba!!!!!!
l Misalnya seorang peneliti akan melakukan penelitian
mengenai harga suatu produk maka agar
dapat menurunkan hipotesis yang baik, sebaiknya yang bersangkutan
membaca teori
mengenai penentuan harga.
l Fungsi
Hipotesis
l Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang perlu diuji
kebenarannya oleh karena itu hipotesis berfungsi sebagai kemungkinan untuk
menguji kebenaran suatu teori.
l Jika hipotesis sudah diuji dan dibuktikan kebenaranya,
maka hipotesis tersebut menjadi suatu teori. Jadi sebuah hipotesis diturunkan
dari suatu teori yang sudah ada, kemudian diuji kebenarannya dan pada akhirnya
memunculkan teori baru.
l Fungsi hipotesis menurut Menurut
Nasution ialah sbb:
l Untuk menguji
kebenaran suatu teori,
l Memberikan gagasan baru untuk mengembangkan suatu teori
dan
l Memperluas pengetahuan peneliti mengenai suatu gejala
yang sedang dipelajari.
l Pertimbangan dalam Merumuskan Hipoptesis (1)
l Harus mengekpresikan hubungan antara dua variabel atau
lebih, maksudnya dalam merumuskan hipotesis seorang peneliti harus
setidak-tidaknya mempunyai dua variable yang akan dikaji.
l Kedua variable tersebut adalah variable bebas dan
variable tergantung. Jika variabel lebih dari dua, maka biasanya satu variable
tergantung dua variabel bebas.
l Pertimbangan dalam Merumuskan Hipoptesis (2)
l Harus dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda,
artinya rumusan hipotesis harus bersifat spesifik dan mengacu pada satu makna
tidak boleh menimbulkan penafsiran lebih dari satu makna. Jika hipotesis
dirumuskan secara umum, maka hipotesis tersebut tidak dapat diuji secara
empiris.
l Pertimbangan dalam Merumuskan Hipoptesis (3)
l Harus dapat diuji secara empiris, maksudnya ialah
memungkinkan untuk diungkapkan dalam bentuk operasional yang dapat dievaluasi
berdasarkan data yang didapatkan secara empiris.
l Sebaiknya Hipotesis jangan mencerminkan unsur-unsur
moral, nilai-nilai atau sikap.
l Jenis-Jenis Hipotesis
(Menurut tingkat abstraksinya hipotesis dibagi menjadi 3)……1
(Menurut tingkat abstraksinya hipotesis dibagi menjadi 3)……1
l Hipotesis yang menyatakan adanya kesamaan-kesamaan
dalam dunia empiris: Hipotesis jenis ini berkaitan dengan pernyataan-pernyataan
yang bersifat umum yang kebenarannya diakui oleh orang banyak pada umumnya,
l misalnya “orang jawa halus budinya dan sikapnya lemah lembut”, “jika ada bunyi
hewan tenggeret maka musim kemarau mulai tiba, “ jika hujan kota Jakarta Banjir”. Kebenaran-kebenaran umum seperti di atas yang
sudah diketahui oleh orang banyak pada umumnya,
jika diuji secara ilmiah belum tentu benar.
l
Jenis-Jenis Hipotesis
(Menurut tingkat abstraksinya hipotesis dibagi menjadi 3)……2
(Menurut tingkat abstraksinya hipotesis dibagi menjadi 3)……2
l Hipotesis yang berkenaan dengan model ideal: pada
kenyataannya dunia ini sangat kompleks, maka untuk mempelajari kekomplesitasan
dunia tersebut kita memerlukan bantuan filsafat, metode, tipe-tipe yang ada.
l Pengetahuan mengenai otoriterisme akan membantu kita
memahami, misalnya dalam dunia kepemimpinan, hubungan ayah dalam mendidik
anaknya. Pengetahuan mengenai ide nativisme akan membantu kita memahami
munculnya seorang pemimpin.
l
Jenis-Jenis Hipotesis
(Menurut tingkat abstraksinya hipotesis dibagi menjadi 3)……3
(Menurut tingkat abstraksinya hipotesis dibagi menjadi 3)……3
l Hipotesis yang digunakan untuk mencari hubungan antar
variable: hipotesis ini merumuskan hubungan antar dua atau lebih
variable-variabel yang diteliti.
l Dalam menyusun hipotesisnya, peneliti harus dapat
mengetahui variabel mana yang mempengaruhi variable lainnya sehingga variable
tersebut berubah.
l
Menurut bentuknya,
Hipotesis dibagi menjadi tiga (1)
Hipotesis penelitian / kerja: Hipotesis penelitian
merupakan anggapan dasar peneliti terhadap suatu masalah yang sedang dikaji.
Dalam
Hipotesis ini peneliti mengaggap benar Hipotesisnya yang kemudian akan
dibuktikan secara empiris melalui pengujian Hipotesis dengan mempergunakan data
yang diperolehnya selama melakukan penelitian.
Misalnya:
Ada hubungan antara krisis ekonomi dengan jumlah orang stress
l
Menurut bentuknya, Hipotesis dibagi menjadi tiga (2)
Hipotesis operasional: Hipotesis operasional merupakan
Hipotesis yang bersifat obyektif.
Artinya
peneliti merumuskan Hipotesis tidak semata-mata berdasarkan anggapan dasarnya,
tetapi juga berdasarkan obyektifitasnya,
bahwa Hipotesis penelitian yang dibuat belum tentu benar setelah diuji dengan
menggunakan data yang ada. Untuk itu peneliti memerlukan Hipotesis pembanding
yang bersifat obyektif dan netral atau secara teknis disebut Hipotesis nol
(H0).
H0
digunakan untuk memberikan keseimbangan pada Hipotesis penelitian karena
peneliti meyakini dalam pengujian nanti benar atau salahnya Hipotesis
penelitian tergantung dari bukti-bukti yang diperolehnya selama melakukan
penelitian.
Contoh:
H0: Tidak ada hubungan antara krisis ekonomi dengan jumlah orang stress.
l
Menurut bentuknya, Hipotesis dibagi menjadi tiga (3)
Hipotesis statistik: Hipotesis statistik merupakan jenis
Hipotesis yang dirumuskan dalam bentuk notasi statistik.
Hipotesis
ini dirumuskan berdasarkan pengamatan peneliti terhadap populasi dalam bentuk
angka-angka (kuantitatif).
Misalnya:
H0: r = 0; atau H0: p = 0
Cara
Merumuskan Hipotesis
l Cara merumuskan Hipotesis ialah dengan tahapan sebagai berikut:
rumuskan Hipotesis penelitian, Hipotesis operasional, dan Hipotesis statistik.
l
Hipotesis
penelitian
l Hipotesis penelitian ialah Hipotesis yang kita buat
dan dinyatakan dalam bentuk kalimat.
l Contoh:
l Ada hubungan antara gaya kepempininan dengan kinerja
pegawai
l Ada hubungan antara promosi dan volume penjualan
l
Hipotesis operasional
(1)
l Hipotesis operasional ialah mendefinisikan Hipotesis
secara operasional variable-variabel yang ada didalamnya agar dapat
dioperasionalisasikan.
l Misalnya “gaya kepemimpinan” dioperasionalisasikan sebagai cara memberikan instruksi
terhadap bawahan.
l Kinerja pegawai dioperasionalisasikan sebagai tinggi
rendahnya pemasukan perusahaan.
l
Hipotesis operasional
(2)
l Hipotesis operasional dijadikan menjadi dua, yaitu
Hipotesis 0 yang bersifat netral dan Hipotesis 1 yang bersifat tidak netral
Maka bunyi Hipotesisnya:
l H0: Tidak ada hubungan antara cara memberikan instruksi
terhadap bawahan dengan tinggi – rendahnya pemasukan perusahaan
l H1: Ada hubungan antara cara memberikan instruksi
terhadap bawahan dengan tinggi – rendahnya pemasukan perusahaan.
l
Hipotesis statistik
l Hipotesis statistik ialah Hipotesis operasional yang
diterjemahkan kedalam bentuk angka-angka statistik sesuai dengan alat ukur yang
dipilih oleh peneliti.
l Dalam contoh ini asumsi kenaikan pemasukan sebesar 30%,
maka Hipotesisnya berbunyi sebagai berikut:
l H0: P = 0,3
l H1: P m0,3
l
Uji Hipotesis
l Hipotesis yang sudah dirumuskan kemudian harus diuji.
l Pengujian ini akan membuktikan H0 atau H1 yang akan
diterima.
l Jika H1 diterima maka H0 ditolak, artinya ada hubungan
antara cara memberikan instruksi terhadap bawahan dengan tinggi – rendahnya pemasukan
perusahaan.
l Dua jenis kekeliruan yang kadang dibuat
oleh peneliti, yaitu:
l Menolak Hipotesis yang seharusnya diterima. Kesalahan
ini disebut sebagai kesalahan alpha (a). Menerima Hipotesis yang seharusnya
ditolak. Kesalahan ini disebut sebagai kesalahan beta (b)
l Persisnya!
l Jika Rumusan
masalah anda “adakah hubungan jam produksi terhadap volume produksi”
l Maka Hipotesis
penelitian anda seharusnya “ada hubungan jam produksi terhadap volume produksi”
l Maka Hipotesis
Operasional anda
–
Ho: “tidak ada hubungan jam produksi terhadap volume
produksi”
–
H1: “ada hubungan jam produksi terhadap volume
produksi”
l Jika setelah
dilakukan pengujian, ternyata
–
Ho ditolak, artinya penelitian terbukti secara nyata
(empiris)
–
Ho diterima, artinya penelitian anda tidak nyata
secara empiris
0 komentar:
Posting Komentar