Menurut Harnanto (1992, hal. 24), pengertian biaya adalah sebagai berikut: Beban (expenses) adalah
penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus
keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan
penurunan ekuitas yang tidak menyangkui pembagian kepada penanam modal. Dalam
arti luas, biaya (cost) adalah jumlah uang yang dinyatakan dan sumber-sumber
(ekonomi) yang dikorbankan terjadi dan akan terjadi untuk rnendapatkan sesuatu
atau mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut lAl/SAK (1994), pengertian
biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang
telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu,
sehingga biaya dalam arti luas diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi
untuk memperoleh aktiva.
2.2 Penggolongan Biaya
Terdapat lima cara penggolongan biaya, menurut Mulyadi (1990, hal. 10), yaitu
penggolongan biaya menurut:
a) Obyek pengeluaran.
Dalam penggolongan ini, nama obyek pengelaran merupakan dasar penggolongan
biaya. Misalnya nama obyek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua
pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut "biaya bahan
bakar".
b) Fungsi pokok dalam
perusahaan.
Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi, yaitu fungsi produksi fungsi
pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu dalam perusahaan
manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok:
1) Biaya produksi.
Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk
jadi yang siap untuk dijual. Contohnya adalah biaya depresiasi mesin dan
equipment, biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya gaji karyawan yang
bekerja dalam bagian-bagian, baik yang langsung maupun yang tidak langsung
berhubugan dengan proses produksi.
2) Biaya pemasaran.
Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran
produk. Contohnya adalah biaya biaya promosi, biaya angkutan dari gudang
perusahaan ke gudang pembeli, gaji karyawan bagian-bagian yang melaksanakan
kegiatan pemasaran, biaya contoh (sample).
3) Biaya administrasi dan
umum. Merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan
pemasaran produk. Contohnya biaya ini adalah biaya gaji karyawan, bagian
keuangan, akuntansi, personalia dan bagian hubungan masyarakat.
Jumlah biaya pemasaran bisya administrasi dan umum sering pula disebut
istildh biaya komersial (commercial expense)
c) Hubungan biaya dengan
sesuatu yang dibiayai.
Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan
menjadi dua golongan:
1) Biaya langsung (direct
cost)
Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah
karena adanya sesuatu yang dibiayai. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya langsung departemen (direct
departemen cost) adalah semua biaya yang terjadi di dalam departemen tertentu.
Contohnya adalah biaya tenaga kerja yang bekerja dalam Departemen Pemeliharaan
dan biaya depresiasi mesin yang dipakai dalam departemen tersebut.
2) Biaya tak langsung
(indirect cost)
Biaya tak langsung adalah biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh
sesuatu yang dibiayai. Biaya tak langsung dalam hubungannya dengan produk
disebut dengan istilah biaya produksi tak langsung atau biaya overhead pabrik
(factory overhead cost). Contohnya biaya yang terjadi di Pembangkit Tenaga
Listrik (biaya ini dinikmati oleh departemen-departemen lain dalam perusahaan,
baik untuk penerangan maupun untuk menggerakkan mesin dan equipment yang
pemakai listrik).
d) Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.
Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat digolongkan
menjadi:
1) Biaya variabel. Biaya
variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Contohnya adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung.
2) Biaya semivariabel.
Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan
volume kegiatan. Biaya ini mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya
variabel.
3) Biaya semitetap.
Biaya semitetap adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu
dan berubah dengan jumlah yang kostan pada volume produksi tertentu.
4) Biaya tetap.
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume
kegiatan tertentu. Contohnya adalah gaji direktur produksi.
e) Jangka waktu manfaatnya.
Biaya dapat dibagi menjadi dua pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan.
1) Pengeluaran modal (capital expenditures) adalah biaya yang mempunyai manfaat
lebih dari satu periode akuntansi (biasanya satu tahun). Pengeluaran modal ini
pada saat terjadi dibebankan sebagai harga pokok aktiva, dan dibebankan dalam
tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara didepresiasi. diamortisasi
atau dideplesi.
2) Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures) adalah biaya yang hanya
mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut.
Penggolongan biaya adalah penggolongan proses mengelompokkan secara sistematis
atas keseluruhan elemen yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih
ringkas untuk dapat memberikan informasi yang lebih punya arti atau lebih
penting. Menurut Supriono (1993, hal. 32), penggolongan biaya terbagi menjadi 6
(enam), yaitu:
a) Penggolongan biaya sesuai dengan fungsi pokok dari kegiatan aktivitas
perusahaan (Cost Classified Accounting to the Function of Business Activity).
Fungsi pokok dan kegiatan perusahaan-perusahaan dapat digolongkan ke dalam:
1) Fungsi produksi, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan
pengolahan bahan baku menjadi produk selesai yang siap untuk dijual.
2) Fungsi pemasaran, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan
penjualan produk selesai yang siap dijual dengan cara yang memuaskan
pembeli dan dapat memperoleh laba sesuai yang diinginkan perusahaan
sampai dengan pengumpulan kas dari hasil penjualan.
3) Fungsi administrasi dan urnum, adalah fungsi yang berhubungan dengan
kegiatan penentuan kebijakan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan
perusahaan secara keseluruhan agar dapat berhasil guna dan berdaya guna.
4) Fungsi keuangan, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan keuangan atau
penyediaan dana yang diperlukan perusahaan.
Atas dasar fungsi tersebut di atas, biaya dapat dikelompokkan menjadi:
1) Biaya produksi, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi
atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai. Biaya produksi
digolongkan ke dalam: (a) Biaya bahan baku; (b) Biaya tenaga kerja langsung;
(c) Biaya overhead pabrik.
2) Biaya pemasaran, yaitu biaya dalam rangka penjualan produk selesai sampai
dengan pengumpuian pihutang menjadi kas. Biaya ini meliputi biaya untuk
melaksanakan: (a) fungsi penjualan; (b) fungsi penggudangan produk selesai; (c)
fungsi pengepakan dan pengiriman; (d) fungsi advertensi: (e) fungsi pemberian
kredit dan pengumpulan pihutang; (6) fungsi pembuatan faktur atau administrasi
penjualan.
3) Biaya administrasi dan umum. yaitu semua biaya yang berhubungan
dengan fungsi administrasi dan umum.
4) Biaya keuangan, adalah semua biaya yang terjadi dalam melaksanakan
fungsi keuangan, misalnya: biaya bunga.
b) Penggolongan biaya sesuai dengan periode akuntansi di mana biaya akan
dibebankan penggolongan pengeluaran adalah sebagai berikut:
1) Pengeluaran modal (Capital Expenditure). Adalah pengeluaran yang akan dapat
memberikan manfaat (benefit) pada beberapa periode akuntansi atau pengeluaran
yang akan dapat memberikan manfaat pada periode akuntansi yang akan datang.
b. Pengeluaran penghasilan (Revenues Expenditures). Adalah pengeluaran yang
akan memberikan manfaat hanya pada periode akuntansi di mana pengeluaran
terjadi.
c) Penggolongan biaya sesuai dengan tendensi perubahannya terhadap aktivitas
atau kegiatan atau volume
1) Biaya tetap (h'txed Coat). Biaya tetap memiliki karakteristik sebagai
berikut:
a. Biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh perubahan
volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan tingkatan tertentu.
b. Pada biaya tetap, biaya satuan (unit cost) akan berubah berbanding terbalik
dengan perubahan volume kegiatan, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah
biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan.
2) Biaya variabel (variable cost). Biaya variabel memiliki karakteristik
sebagai berikut:
a. Biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding
(proportional) dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar
volume kegiatan semakin tinggi jumlah total biaya variabel, semakin
rendah volume kegiatan semakin rendah jumlah total biaya variabel.
b. Pada biaya variabel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh perubahan
volume kegiatan, jadi biaya satuan konstan.
3) Biaya semi variabel (Semi variable cost). Biaya semi variabel memiliki
karakteristik sebagai berikut:
a. Biaya yang jumlah totalnya akan berubah sesuai dengan perubahan
volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya tidak sebanding.
b. Pada biaya semi variabel, biaya satuan akan berubah terbalik dihubungkan
dengan perubahan volume kegiatan tetapi sifatnya tidak sebanding.
d) Penggolongan biaya sesuai dengan obyek atau pusat biaya yang dibiayai.
Biaya dibagi menjadi:
1) Biaya langsung (Direct cost). Biaya langsung adalah biaya yang terjadinya
atau manfaatnya dapat diidentifikasikan kepada obyek atau pusat biaya tertentu.
2) Biaya tidak langsung (Indirect cost). Biaya tidak langsung adalah biaya yang
terjadinya atau manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan pada obyek atau pusat
biaya tettentu, atau biaya yang manfaatnya dinikmati oleh beberapa obyek atau
pusat biaya.
Tujuan penggolongan pabrik ke dalam departemen-departemen, disebut
departemenisasi, adalah:
1) Untuk ketelitian pembebanan harga pokok.
2) Untuk pengendalian biaya.
e) Penggolongan biaya untuk tujuan pengendalian biaya
Untuk pengendalian biaya informasi biaya yang ditujukan kepada menejemen
dikelompokkan ke dalam:
1) Biaya terkendalikan (Controllable cost). Biaya terkendalikan adalah biaya
yang secara langsung dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan tertentu dalam
jangka waktu tertentu.
2) Biaya tidak terkendalikan (Uncontrollable cost). Biaya tidak terkendalikan
adalah biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pimpinan/pejabat
tertentu berdasar wewenang yang dia miliki atau tidak dapat dipengaruhi oleh
seorang pejabat dalam jangka waktu tertentu.
f) Penggolongan biaya sesuai dengan tujuan pengambilan keputusan
Untuk tujuan pengambilan keputusan oleh menejemen data biaya dikelompokkan ke
dalam;
1) Biaya relevan. Adalah biaya yang akan mempengaruhi pengambilan keputusan,
oleh karena itu biaya tersebut harus diperhitungkan di dalam pengambilan
keputusan.
2) Biaya tidak relevan (irrelevant cost). Biava tidak relevan adalah biaya yang
tidak mempengaruhi pengambilan keputusan, oleh karena itu biaya ini tidak perlu
diperhitungkan atau dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan.
Menurut Mas'ud (1996, hal 80), biaya dibagi menjadi lima bagian yaitu:
a) Klasifikasi biaya bendasarkan tingkah laku.
Biaya diklasifikasikan berdasar tingkah laku biaya dalam hubungannya dengan
volume produksi/penjualan maka biaya dikelompokkan ke dalam tiga jenis biaya
yaitu:
1) Biaya variabel. Biaya yang bervariasi langsung (proporsional) dengan
kuantitas yang diproduksi naik (berubah) sebesar perubahan kuantitas
dikalikan biaya variabel per satuan dan sebaliknya apabila turun. Contoh biaya
ini adalah bahan baku (direct material).
2) Biaya tetap. Biaya yang jumlah nilainya akan tetap walaupun jumlah yang
diproduksi/dijual berubah-ubah dalam kepasitas normal. Contoh biaya sewa gedung
untuk pabrik yang dibayar tahunan.
3) Biaya semi variabel. Jenis biaya ini jumlahnya berubah-ubah dalam
hubungannya dengan perubahan kuantitas yang diprodusir tctapi perubahannya
tidak proporsional. Contoh biaya pengawas dengan insentif sesuai dengan
kapasitas produksi.
b) Klasifikasi berdasarkan pertanggungjawaban.
Biaya dalam hubungannya dengan pertanggungjawaban dikelompokkan menjadi dua
yaitu:
1) Biaya terkendali (controlable cost). Merupakan biaya yang dikeluarkan oleh
suatu tempat biaya (misalnya departemen atau bagian) dan atas pengeluaran biaya
tersebut seseorang harus mempertanggungjawabkannya. Sebagai contoh adalah biaya
iklan untuk menjual produk, merupakan tanggung jawab bagian penjualan atau
manajer penjualan, dan biaya iklan ini adalah biaya terkendali buat departemen
penjualan.
2) Biaya tak terkendali (Uncontrollable cost). Adalah biaya tidak bisa
dibebankan tanggung jawab pengeluarannya oleh seorang manajer pusat biaya.
Biaya penyusutan mesin misalnya, tidak bisa dipengaruhi dan bukan tanggungjawab
manajer pusat biaya.
c) Klasifikasi biaya herdasar obyek.
Berdasarkan obyeknya, biaya ini dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:
1) Biaya langsung (direct cost). Adalah biaya yang dikeluarkan atau dibebankan
di mana biaya tersebut bisa langsung dihubungkan dengan obyek yang dibiayai
atau dibebani
2) Biaya tak langsung (indirect cost). Adalah biaya yang dikeluarkan atau
dibebankan dimana biaya tersebut tidak bisa dihubungkan langsung dengan obyek.
d) Klasifikasi biaya dalam hubungannya dengan produk
Biaya produksi/biaya pabrik merupakan biaya yang dipakai untuk menilai
persediaan yang dicantumkan dalam laporan keuangan, dan jumlahnya relatif lebih
besar daripada jenis biaya lain, dan kegiatan produksi selalu terjadi
berulang-ulang dalam pola yang sama secara rutin, dibanding jenis kegiatan
seperti litbang, distribusi dan sebagainya.
1) Biaya bahan dasar (material). Dalam arti luas adalah elemen yang digunakan
sebagai dasar pembuatan barang jadi, tetapi ada kemungkinan barang jadi dari
produk suatu perusahaan merupakan material dari perusahaan lain. Untuk tujuan
akuntansi bahan dasar dipisahkan ke dalam dua kategori yaitu:
a. Bahan dasar langsung, yaitu bahan yang menjadi bagian menyeluruh dari
produk jadi.
b. Bahan dasar tak langsung, yaitu merupakan bahan dasar (material) yang
digunakan untuk membuat produk, tetapi jumlahnya sangat kecil, dan
bukan merupakan bagian menyeluruh dari produk jadi.
2) Biaya tenaga kerja (labor). Adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengerjakan
bahan dasar sampai menjadi barang jadi. Biaya tenaga kerja langsung merupakan
biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja yang langsung menangani pembuatan
(proses) dan bahan dasar sampai menjadi barang jadi dan sebaliknya, tenaga kerja
tak langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja yang
menyumbangkan jasanya untuk pembuatan bahan dasar menjadi barang jadi tetapi
tidak langsung menangani pembuatannya misalnya gaji pengawas yang mengawasi
para pekerja yang menangani langsung pembuatan kursi tersebut.
3) Biaya overhead pabrik (Factory overhead). Dalam artian ini, biaya overhead
pabrik termasuk biaya bahan dasar tak langsung dan biaya tenaga kerja tak tak
langsung. Pemisahan langsung dan tak langsung biaya dalam konteks yang
merupakan pemisahan biaya umum tetapi dalam konteks yang lain berbeda, selain
itu pemisahan langsung dan tak langsungnya biaya juga dipengaruhi oleh metoda
pengumpulan biaya.
e) Klasifikasi biaya berdasar fungsi operasi non produksi
Biaya non manufaktur dikelompokkan berdasarkan fungsinya yaitu:
1) Biaya distribusi, biaya yang dikelompokkan dalam biaya distribusi
berlain-lainan pada berbagai jenis perusahaan tetapi pada umumnya biaya
distribusi mempunyai dua pengertian.
a. Pengertian sempit yaitu biaya untuk menyebar (memasarkan) barang
pada konsumen atau sering disebut biaya pemasaran (marketing expense).
b. Pengertian luas biaya yaitu biaya yang dikeluarkan dari mulai barang
selesai dibuat sampai ke tangan konsumen, di mana yang termasuk jenis
biaya ini meliputi biaya penjualan, biaya pengiriman. advertensi, gaji
salesman dan sebagainya.
2) Biaya administrasi (administrative expense), kelompok biaya administrasi
pada
umumnya disatukan dengan biaya umum dengan nama biaya administrasi dan
umum (termasuk biaya-biaya unluk mengelola administrasi perusahaan, biaya
bagian akuntansi, dan sebagainya).
3) Biaya riset dan pengembangan (research and development costs), seluruh biaya
untuk penyelidikan dan pengembangan yang berkenaan dengan produk baru
atau penemuan-penemuan lainnya.
4) Biaya-biaya keuangan (financial costs), adalah biaya-biaya yang berhubungan
dengan pengeluaran; saham obligasi dan surat-surat berharga lainnya, termasuk
penyebaran (penjualan) dari sural-surat berharga tersebut.
2.3 Manfaat Penggolongan Biaya
Menurut Mulyadi (1993, hal. 165), manfaat penggolongan biaya sebagai berikut:
a) Untuk mengetahui harga pokok produk yang diproduksi dalam bulan tertentu.
b) Sebagai dasar pengambilan keputusan biaya dimasa yang akan datang.
c) Untuk memperjelas tugas wewenang dan tanggung jawab tiap-tiap manajer.
Menurut Murti dan John (1998, hal. 424), manfaat penggolongan biaya adalah:
a) Memberikan kemudahan pendistribusian biaya secara merata.
b) Memberikan keadilan atau beban yang pantas terhadap suatu produk.
Menurut Charles (1997, hal. 328) manfaat penggolongan biaya adalah untuk
mengadakan penilaian persediaan dan untuk pengambilan keputusan seperti
penentuan harga, menambah produk dan mempromosikan produk.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar