ABSTRAK
Istilah belajar sebenarnya
telah lama dan banyak dikenal. Bahkan pada era sekarang ini, hampir semua orang
mengenal istilah belajar. Namun apa sebenarnya belajar itu, rasanya masing-masing orang
mempunyai tangkapan yang tidak sama.
Sejak manusia ada, sebenamya ia telah
melaksanan aktivitas belajar. Oleh sebab itu, kiranya tidak berlebihan jika
dikatakan bahwa aktivitas itu telah ada sejak adanya manusia.
Mengapa manusia melaksanakan
aktivitas belajar? Jawabannya adalah karena belajar itu salah satu kebutuhan
manusia. Bahkan ada ahli yang mengatakan bahwa manusia adalah makhluk belajar.
Oleh karena manusia adalah makhluk belajar, maka sebenamya di dalam dirinya
terdapat potensi untuk diajar.
Pada masa sekarang ini, belajar
menjadi sesuatu yang tak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia. Hampir di sepanjang
waktunya, manusia banyak melaksanakan “ritual-ritual” belajar.
Apa sebenarnya
belajar itu, banyak ahli yang memberikan batasan. Belajar mempunyai sejumlah
ciri yang tak dapat dibedakan dengan kegiatan-kegiatan lain yang bukan belajar.
Oleh karena itu, tidak semua kegiatan yang meskipun mirip belajar dapat disebut
dengan belajar.
Dalam proses pengajaran, unsur proses
belajar memegang peranan yang penting/vital. Mengajar adalah proses membimbing
kegiatan belajar, dan kegiatan mengajar hanya bermakna bila terjadi kegiatan
belajar siswa. Oleh karena itu, adalah penting sekali bagi setiap guru memahami
sebaik-baiknya tentang proses belajar siswa, agar ia dapat memberikan bimbingan
dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi siswa
Dalam Makalah ini akan dibahas
tentang pengertian belajar dari berbagai sumber. Kami membahas permasalahan
belajar karena banyak orang yang tidak memahami makna belajar, sehingga
kebanyakan dari mereka menganggap belajar itu kurang penting. Banyak orang
beranggapan yang terpenting adalah hasilnya, tanpa melihat proses belajar.
Dalam makalah ini juga akan dijelaskan ciri-ciri belajar.
Terdapat beberapa ciri-ciri belajar,
diantaranya : (1). Ada 3 ciri khas pada aktivitas manusia : a. Aktivitas yang
menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri pebelajar baik aktual maupun
potensial, b. Perubahan itu pada pokoknya didapatkannya kemampuan baru yang
berlaku dalam waktu yang relatif lama, c. Perubahan itu terjadi karena usaha;
(2). Belajar dan kematangan mempunyai persamaan unsur namun tidaklah sama; (3).
Belajar dan perubahan kondisi fisik dan mental. Kondisi dan mental banyak
macamnya antara lain: disebabkan akibat kelelahan fisik, penggunaan obat,
penyakit parah atau trauma fisik. Kesimpulannya belajar berbeda dengan
perubahan kondisi fisik dan mental; (4). Hasil belajar bersifat menetap dan
tahan lama, hasil belajar waktu dahulu masih ada yang tersisa, menetap sampai
kegiatan berikutnya, sifatnya relatif konstan, tahan lama, awet. Dan penjelasan
lebih lengkap akan kami sampaikan pada pembahasan masalah.
PEMBAHASAN
PENGERTIAN BELAJAR
1. Menurut james
O. Whittaker ( Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999)
Belajar adalah Proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
Belajar adalah Proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
2. Cronchbach ( Djamarah, Syaiful Bahri ,
Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999)
Belajar adalah suatu aktifitas yang ditunjukkan oleh
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
3. Howard L. Kingskey ( Djamarah, Syaiful
Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999)
Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau
diubah melalui praktek atau latihan.
4. Geoch( Djamarah, Syaiful Bahri ,
Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999)
Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
latihan.
5. Drs. Slameto ( Djamarah, Syaiful Bahri
, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999)
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan
lingkungannya.
6. ( Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi
Belajar; Rineka Cipta; 1999)
Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan
melibatkan dua unsur yaitu jiwa dan raga.
7. ( Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi
Belajar; Rineka Cipta; 1999)
Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu
dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan
psikomotor.
8. ( Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi
Belajar; Rineka Cipta; 1999) halman 20
Belajar adalah suatu peoses perkembangan
9. ( Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi
Belajar; Rineka Cipta; 1999) halaman 21
Belajar adalah reoganisasi pengalaman
10. R. Gagne( Djamarah, Syaiful Bahri ,
Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) hal 22
Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku
11. Thorndike (
psikologi kependidikan)
Belajar adalah asosiasi antara kesan panca indra dengan
umpuls untuk bertindak.
12. J. B Watson ( djiwandono, Siti wuryani, Psikologi Pendidikan;Jakarta ; grasindo; 2002
hal 129)
12. J. B Watson ( djiwandono, Siti wuryani, Psikologi Pendidikan;
Belajar adalah suatu proses dari konditioning reflect (
respons) melalui pergantian dr suatu stimulus kepada yang lain
13. Thorndike ( djiwandono, Siti wuryani,
Psikologi Pendidikan; Jakarta ;
grasindo; 2002 hal 127)
Belajar adalah proses ‘stamping in’ ( diingat), forming,
hubungan antara stimulus dan respon.
14. Herbart ( swiss)
14. Herbart ( swiss)
Belajar adalah suatu proses pengisian jiwa dengan
pengetahuan dan pengalamn yang sebanyak-banyaknya dengan melalui hafaln
15. Menurut cronbach ( 1954) WWW.
Google.com/Wikipedia
Learning Is Shown By A Change In Behviour As Result Of
Experience; Belajar Dapat Dilakukan Dengan Baik Dengn Jalan Mengalami
16. Menurut spears( www. Google.com)
Learning is to observe, to read. To imited, to try
something themselves, to listen, to follow direction, Learning is change in
human disposition or capacity, wich persists over a period time, and which is
not simply ascribable to process a groeth.
“Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan
manusia setelah belajar secara terus dimana pengalaman itu dapat diperoleh
dengan mempergunakan panca indra”.
17. Robert M. Gagne dalam buku: the conditioning
of learning mengemukakan bahwa:
menerus, bukan hanya disebabkan karena proses pertumbuhan
saja. Gagne berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri
dan faktor dalm diri dan keduanya saling berinteraksi.
18. Lester D. Crow and Alice Crow ( WWW.
Google.com)
Belajar adalah acuquisition of habits, knowledge and
attitudes. Belajar adalah upaya-upaya untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan,
pengetahuan dan sikap.
19. Hudgins Cs( 1982 WWW. Google.com)
Belajar adalah suatu perubahan dalam tingkah laku, yang mengakibatkan
adanya pengalaman
20. Jung ( 1968 WWW. Google.com)
Belajar adalah proses dimana tingkah lakudari suatu organisme
dimodifikasi oleh pengalaman.
21. Ngalim Purwanto ( 1992) WWW. Google.com)
Belajar adalah setiap perubahn yang relatif menetap dalam
tingkah laku, yang terjadi sebagi hasil dari suatu latihan atau pengalman.
Perkembangan
teori belajar cukup pesat. Berikut ini adalah teori belajar dan aplikasinya
dalam kegiatan pembelajaran.
Pertama
aliran tingkah laku (Behavioristik), belajar adalah perubahan dalam tingkah
laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Perubahan
perilaku dapat berujud sesuatu yang kongkret atau yang non kongkret, berlangsung
secara mekanik memerlukan penguatan. Tokoh dalam aliran ini adalah Thorndike,
Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Skinner.
Aplikasi
teori belajar behavioristik dalam pembelajaran, tergantung dari beberapa hal
seperti tujuan pembelajaran, sifat meteri pelajaran, karakteristik siswa, media
dan fasilitas pembelajaran yang tersedia.
Kedua
aliran kognitif, belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak
selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku, menekankan pada gagasan bahwa pada
bagian-bagian suatu situasi berhubungan dengan konteks seluruh situasi
tersebut. Pengetahuan dibangun dalam diri seseorang melalui proses interaksi
yang bersinambungan dengan lingkungan. Tokoh aliran ini Piaget, David Ausebel
Brunner.
Aplikasi
teori belajar kognitif dalam pembelajaran, guru harus memahami bahwa siswa
bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses berpikirnya, anak usia pra
sekolah dan awal sekolah dasar belajar menggunakan benda-benda kongkret, keaktifan
siswa amat dipentingkan, guru menyususun materi dengan menggunakan pola atau
logika tertentu dari sederhana ke kompleks, guru menciptakan pembelajaran yang
bermakna, memperhatikan perbedaan individual siswa untuk mencapai keberhasilan
siswa.
Ketiga
aliran humanistik, belajar adalah menekankan pentingnya isi dari proses belajar
bersifat eklektik, tujuannya adalah memanusiakan manusia atau mencapai
aktualisasi diri. Dalam praktiknya menggunakan teori belajar Ausebel, teori
Bloom, Kolb, dll.
Aplikasi teori
humanistik dalam pembelajaran guru lebih mengarahkan siswa untuk berpikir
induktif, mementingkan pengalaman, serta membutuhkan keterlibatan siswa secara
aktif dalam proses belajar.
Keempat
teori belajar menurut aliran kontemporer, Teori kontemporer yang bermunculan
saat ini banyak sekali di antaranya teori belajar sibernetik. Teori belajar
sibernetik merupakan teori belajar yang relatif baru, jika dibandingkan dengan
teori-teori belajar yang sudah dibahas sebelumnya. Teori ini berkembang sejalan
dengan perkembangan teknologi dan ilmu informasi.
Menurut
teori Sibernetik (Budiningsih, 2005:80-81), belajar adalah pengolahan
informasi. Seolah-olah teori ini mempunyai kesamaan dengan teori kognitif yaitu
mementingkan proses belajar daripada hasil belajar. Proses belajar memang
penting dalam teori sibernetik namun yang lebih penting lagi adalah sistem
informasi yang diproses yang akan dipelajari siswa. Informasi inilah yang akan
menentukan proses bagaimana proses belajar akan berlangsung, sangat ditentukan
oleh sistem informasi yang dipelajari. Tokoh teori ini Gage dan Berliner,
Biehler, Snoman, Baine, dan Tennyson.
Aplikasi
teori ini, untuk mendukung proses pembelajaran dalam kegiatan belajar hendaknya
menarik perhatian, memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa, merangsang
ingatan pada prasyarat belajar, menyajikan bahan perangsang, memberikan
bimbingan belajar, mendorong unjuk kerja, memberikan balikan informatif,
menilai unjuk kerja, meningkatkan retensi dan alih belajar.
Dengan
memahami berbagai teori belajar, prinsip-prinsip pembelajaran dan pengajaran,
pendidikan yang berkembang di bangsa kita niscaya akan menghasilkan out put-out
put yang berkualitas yang mampu membentuk manusia Indonesia seutuhnya
CIRI-CIRI BELAJAR
1.
Ciri
yang khas pada aktivitas manusia, sehingga aktifitas tersebut disebut sebagai
kegiatan belajar yakni:
a.
Aktifitas
yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri pelajar ( individu yang
belajar) (BEHAVIORAL CONGES) baik
aktual maupun potensial.
b.
Perubahan
itu pada pokoknya didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang
relatif lama.
c.
Perubahan
itu terjadi karena usaha.
2.
Belajar
dan kematangan
Meskipun belajar dan kematangan
memiliki persamaan unsur, namun keduanya tidaklah sama. Secara populer belajar
dapat diartikan sebagai suatu aktivitas yang dapat mehasilkan perubahan tingkah
laku, berupa kemampuan baru dan sifatnya relatif lama melalui usaha secara
sadar. Sedangkan kematangan dapat
didefinisikan sebagai berikut:
a.
Tiap
organ tubuh manusia (phisik atau psikhis) bertumbuh dan berkembang. Organ tersebut mencapai kematangan apabila
telah sampai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. Kematangan
tersebut berhubungan erat dengan unsur.
b.
Perubahan
perilaku yang disebabkan oleh kematangan itu disebabkan oleh perubahan-perubahan
yang berlangsung dalam pertumbuhan dan perkembangan dari organisme-organisme
secara fisiologis.
c.
Proses kematangan memiliki tiga hal pokok yaitu:
1.
Kematangan
mengandung arti bahwa tidak semua perubahan dan kemajuan yang kita lihat pada
anak terjadi karena pengaruh lingkungan, terutama pendidikan dan pengajaran,
tetapi sebagian besar terjadi karena perkembangan dari dalam dirinya.
2.
Proses
kematangan terjadi melalui beberapa tingkat atau fase tertentu, terlepas
dari bakat atau individu yang bersangkutan dan tidak ada
fase yang tidak muncul
3.
Sebagian
besar dari proses perkembangan psikis pada anak (misalnya perkembangan motorik,
bahasa, dan sebgainya ) hendaklah dipandang sebagai suatu kerjasama antara
kematangan batiniah dan hasil belajar
yang diberikan oleh lingkungan.
Dari uraian
diatas, ternyatalah bahwa belajar berbeda dengan kematangan.
- Belajar
dan perubahan kondisi fisik dan mental
Perubahan kondisi
fisik dan mental banyak macamnya antara
lain:
a.
Perubahan
akibat kelelahan fisik, contoh seorang atlet renang sehabis memberikan prestasi
gemilang dalam pertandingan yang berat akibatnya ia kehabisan tenaga karena
kelelahan fisik. Seumpama dia disuruh
masuk lagi ke kolam renang, mengikuti pertandingan berikutnya, prestasinya
tidak segemilang tadi, penonton melihat seakan-akan telah terjadi
perubahan. Perubahan tingkah laku tadi
hanya bersifat sementara, setelah mendapat istirahat secukupnya, tenaganya
pulih, prestasinya akan baik kembali.
b.
Perubahan
akibat penggunaan obat
c.
Seorang
yang habis minum obat tidur atau obat bius akan mengalami perubahan pikiran dan
perasaannya. Juga tingkah laku maupun
kemampuannnya akan mengalami perubahan.
Namun perubahan inipun juga bersifat sementara. Bila dampak obat tersebut telah hilang,
tingkah lakunya akan kembali seperti biasa.
d.
Perubahan
tingkah laku akibat penyakit parah atau trauma fisik. Contoh, seorang anak yang
terserang penyakit pada jaringan otaknya hingga berakibat rusaknya jaringan
syaraf yang mendukung kemampuan bicaranya, sehingga kelancaran bicaranya
terganggu. Contoh lain, seorang pemanjat pohon dan terjatuh, akibatnya
gerak-geriknya mengalami perubahan. Meskipun perubahan ini bersifat permanen, relatif
dalam jangka waktu lama, namun bukan merupakan proses belajar. Dikatakan
demikian, sebab perubahan didapatkan tidak melalui interaksi subjek dengan
lingkungannya. Perubahan bukan merupakan hasil usaha dari si anak.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan
bahwa belajar berbeda dengan perubahan kondisi fisik dan mental.
4. Hasil belajar bersifat menetap dan tahan lama
Dari
pernyataan W.S. Winkel dalam bukunya Psikologi Pengajaran (1987) dapat dikutip
disini bahwa belajar adalah aktifitas mental/psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, ketrmpilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat
relatif konstan. Konstan maksudnya tetap atau tahan lama (Winkey, 1987,34)
Hal ini
diperjelas oleh Samuel Soeitoe, dalam bukunya Psikologi pendidikan. Beliau
menyatakan bahwa cirri belajar antara lain: Tiapproses belajar mengakibatkan
perubahan dalam diri organisme diri orang yang belajar, perubahan itu tidaklah
begitu saja terjadi dan kemudian lenyap kembali, tetapi perubahan itu tahan
lama (awet).(Soeitoe,1982,34).
Memang apa
yang telah dipelajari oleh seseorang itu dapat dilupakan dan terlupakan. Namun
yang terlupakan itu tidak semuanya, pasti ada sisa-sisa yang menetap. Hal itu
terbukti dari kenyataan bahwa apabila hal yang sama dipelajari kembali oleh
seseorang, maka untuk mempelajari hal tersebut, tidak memerlukan waktu yang
lama seperti waktu mempelajari waktu pertama kali. Juga kesulitan-kesulitan
yang dihadapi lebih sedikit daripada waktu pertama kali mempelajari masalah
tersebut. Hal ini dapat disimpulkan kalau hasil-hasil belajar waktu dahulu
masih ada yang tersisa, menetap sampai kegiatan berikutnya. Dengan kata lain
hasil belajar yang dimiliki sifat relative konstan, tahan lama, awet.
KESIMPULAN
Dari beberapa pengertian belajar dari beberapa ahli di
atas, dapat disimpulkan pengertian belajar adalah sebagai berikut:
Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh
individu dalam perubahan tingkah lakunya baik melalui latihan dan pengalaman
yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor untuk memperoleh tujuan
tertentu.
Implikasi
perkembangan teori pembelajaran sekarang sangatlah beragam. Guru dapat
menerapkan menurut aliran-aliran teori tertentu. Seperti teori behavioristik
dalam pembelajaran guru memperhatikan tujuan belajar, karakteristik siswa, dsb.
Teori kognitif, pembelajaran lebih dititik beratkan pada perolehan pengetahuan
oleh siswa, guru membimbing siswa untuk memiliki pengetahuan yang hendak
dituju. Sedangkan aliran humanistik pembelajaran yang memanusiakan manusia.
Guru mengakui siswa sebagai individu yang punya kemampuan dan harga diri.
Aliran yang terbaru yaitu Teori kontemporer pembelajaran yang dilakukan guru
dan siswa hendaknya menarik, merangsang siswa untuk berpikir dan guru dapat
menciptakan pembelajaran yang bermakna.
REFERENSI
Djamarah, Syaiful Bahri .1999. Psikologi Belajar. Rineka Cipta
Djiwandono, Siti wuryani.2002. Psikologi Pendidikan.Jakarta: Grasindo
Rustantiningsih.
Artikel:Implikasi pendidikan, pembelajaran, dan pengajaran 8 Juli 2008
www.google.com
0 komentar:
Posting Komentar