BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Usaha peningkatan sumber
daya manusia sedang marak dilakukan di negara ini. Salah satu perwujudannya
adalah melalui peningkatan kualitas pendidikan yang diusahakan oleh pemerintah
sedemikian rupa sehingga terjadi penyempurnaan dan perubahan kurikulum beberapa
kali.
Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) merupakan konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi)
tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat
dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi
tertentu. Dengan demikian, implementasi kurikulum dapat menumbuhkan tanggung
jawab dan partisipasi peserta didik untuk belajar menilai dan mempengaruhi
kebijakan umum (public policy), serta
memberanikan diri berperan serta dalam berbagai kegiatan, baik di sekolah
maupun di masyarakat.
Guru sebagai fasilitator
seperti yang diharapkan oleh KBK dituntut untuk dapat mengatur, mengarahkan dan
menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang kondusif sehingga dapat
mencapai tujuan pendidikan sesuai yang diharapkan KBK. Oleh karenanya, guru
dituntut pula untuk lebih professional, inovatif, perpsektif dan pro aktif
dalam melaksanakan tugas pembelajaran.
Bahasa Inggris sebagai
bahasa internasional memerankan bagian yang sangat penting. Selain digunakan
sebagai media untuk berkomunikasi juga digunakan untuk menguasai teknologi yang
perkembangannya menuntut kita untuk mempelajarinya lebih dalam. Pembelajaran
bahasa Inggris harus mencakup 4 ketrampilan berbahasa yaitu : membaca (reading), menyimak (listening), berbicara (speaking),
dan menulis (writing) secara terpadu.
Membaca adalah salah satu ketrampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa untuk
memahami isi suatu wacana.
B Identifikasi Masalah
Pembelajaran secara
konvensional (teacher centered situation)
tidak dapat mengajak siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran,
yang diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan mudah. Oleh karena
itu, guru hendaknya merubah kegiatan pembelajaran menjadi modern (students centered situation) yang dapat
meningkatkan minat siswa untuk belajar menemukan sendiri, bekerjasama dan
mengkomunikasikan hasil belajarnya serta membuat siswa semakin aktif dan
kooperatif.
Membaca (reading) adalah salah satu ketrampilan
dari 4 ketrampilan berbahasa yang harus dikuasai dalam pengajaran bahasa
Inggris. Namun yang terjadi didalam kelas ketika diberikan kegiatan membaca
teks dan siswa diminta untuk memahami isi teks melalui pertanyaan-pertanyaan
yang disampaikan oleh guru sangatlah jauh dari yang diharapkan. Hal ini
disebabkan oleh beberapa sebab antara lain; (1) Teks yang diberikan adalah teks
bahasa Inggris yang merupakan bahasa asing di Indonesia, sehingga pemahaman
siswa akan kata perkata (Vocabulary
mastery) yang digunakan untuk mengetahui isi bacaan sangatlah jauh dari
yang diharapkan. (2) Karena vocabulary
mastery pada siswa sangat minim membuat siswa tidak dapat memahami secara
langsung informasi-informasi baik yang tersurat maupun yang tersirat didalam
bacaan. (3) Dengan hanya membaca teks siswa tidak merasa senang sebagaimana
tujuan pada kegiatan membaca.
Ada beberapa hal yang
terjadi pada siswa sehubungan dengan 3 alasan tersebut diantaranya adalah;
siswa tidak membaca teks secara keseluruhan, siswa tidak mau berusaha mencari
arti didalam kamus, siswa tidak menjawab pertanyaan baik mengenai informasi
yang tersirat maupun tersurat dengan tepat namun mereka mengambil jawaban hanya
dengan menjodohkan kalimat yang sama tanpa memahami maksudnya. Jika hal ini
dibiarkan berlarut maka dikhawatirkan keinginan siswa untuk meningkatkan
kemampuan penguasaan kosa kata (vocabulary
mastery) akan berkurang dan mungkin hilang, siswa tidak mau berusaha untuk
menemukan informasi yang ada didalam bacaan, kerjasama antar kelompok tidak
bisa maksimal karena kegiatan yang
dilakukan siswa tidak memotivasi siswa untuk menyelesaikan bersama dengan rasa
senang, keadaan kelas yang teacher-centered membuat komunikasi didalam kelas
sangat tidak aktif dan membuat siswa takut atau malu bertanya tentang
permasalahan yang dihadapinya didalam kegiatan membaca. Hal ini juga
berpengaruh pada pendekatan pada siswa untuk selalu suka belajar.
Gejala-gejala tersebut dapat
terlihat dari observasi yang dilakukan oleh peneliti bersama teman kolaborator
pada saat pra siklus yang menjadikan landasan bagi peneliti untuk melaksanakan
siklus-siklus berikutnya guna mencapai tujuan pembelajaran. Gambaran hasil
kegiatan Pra siklus adalah sebagai berikut:
No
|
Keterangan
|
Bagus
|
Sedang
|
Kurang
|
1
|
Siswa aktif membaca Teks
|
|
|
√
|
2
|
Siswa menjawab pertanyaan tentang pemahaman isi bacaan
|
|
|
√
|
3
|
Siswa Memahami Kosa kata
|
|
|
√
|
4
|
Siswa menyelesaikan tugas
|
|
|
√
|
5
|
Siswa aktif mencari kosa kata dikamus
|
|
|
√
|
6
|
Siswa aktif bertanya kepada teman
atau guru
|
|
|
√
|
7
|
Siswa Memahami pengucapan (pronunciation)
|
|
|
√
|
8
|
Siswa merasa senang dengan proses pembelajaran
|
|
|
√
|
Tabel 1 : Hasil
kegiatan pra siklus
Sementara hasil evaluasi
dari kegiatan pra siklus ini sangat tidak memuaskan dan tergambar sebagai
berikut:
No
|
NAMA KELOMPOK
|
NILAI
|
1.
|
KELOMPOK 1
|
55
|
2.
|
KELOMPOK 2
|
55
|
3.
|
KELOMPOK 3
|
60
|
4.
|
KELOMPOK 4
|
60
|
5.
|
KELOMPOK 5
|
50
|
6.
|
KELOMPOK 6
|
50
|
|
RATA-RATA
|
55
|
Tabel 2 : Hasil
evaluasi pra siklus
Penerapan Project Based learning (PBL), yang
merupakan pembelajaran yang terfokus pada konsep inti dan prinsip displin,
melibatkan siswa di dalam pemecahan masalah, penyelidikan dan tugas-tugas lain
yang bermanfaat, membuat siswa bekerja secara otonomi untuk membentuk
pengetahuan mereka dan menghasilkan suatu produk tertentu, dapat dilakukan
melalui berbagai media dan teknik salah satunya adalah dengan bercerita.
C Rumusan Masalah
Permasalahan yang timbul
dalam pembelajaran bahasa Inggris adalah kesulitan siswa untuk berperan aktif
dalam kegiatan pembelajaran, terutama dalam pencapaian ketrampilan berbahasa
membaca.
1. Adapun rumusan masalahnya adalah:
Bagaimanakah aktivita siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris melalui model PBL
dengan menggunakan teknik bercerita?
2. Bagaimanakah hasil pencapaian ketrampilan
berbahasa membaca melalui model PBL dengan menggunakan teknik bercerita?
D Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan
untuk mencapai tujuan sebagai berikut:
1. Mendiskripsikan aktivitas siswa dalam
pencapaian ketrampilan berbahasa membaca pada pembelajaran bahasa Inggris melalui
model PBL dengan menggunakan teknik bercerita.
2. Mendiskripsikan hasil pencapaian
ketrampilan berbahasa membaca melalui model PBL dengan menggunakan teknik
bercerita
E Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini akan memberikan manfaat terutama bagi guru untuk:
1. Memberikan inspirasi kegiatan yang
menyenangkan yang dapat dilakukan dalam pembelajaran bahasa Inggris.
2. Membuktikan pencapaian ketrampilan berbahasa
membaca yang dapat dicapai dengan teknik bercerita.
3. Meningkatkan efektifitas pembelajaran bahasa
Inggris.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Penelitian
Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research, yaitu
penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya atau disekolah tempat dia
mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan
praktis pembelajaran.
Tujuan PTK adalah untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktek pembelajaran secara
berkesinambungan sehingga meningkatkan mutu hasil instruksional; mengembangkan
ketrampilan guru; meningkatkan relevansi; meningkatkan efisiensi; pengolahan
instruksional serta menumbuhkan budaya meneliti pada komunitas guru.
PTK menggambarkan sebagai suatu proses
yang dinamis meliputi aspek perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi yang
merupakan langkah berurutan dalam satu siklus atau daur yang berhubungan dengan
siklus berikutnya. Akar pelaksanaan PTK digambarkan dalam bentuk spiral
tindakan (adaptasi Hopkins, 1993) sebagai berikut:
B. Ketrampilan Berbahasa Membaca
Ketrampilan berbahasa Membaca sangat
dibutuhkan untuk dapat memahami isi suatu wacana. Secara umum tujuan membaca
diklasifikasikan:
(a) Mendapatkan informasi umum dari teks.
(b) Mendapatkan
informasi khusus dari teks.
(c) Membaca untuk kesenangan.
In general, the purpose of reading is classified
into; (a) getting general information from the text; (b) getting specific
information from the text; and (c) reading for pleasure or for interes
(Williams:1984).
In classroom practice, we divide
the reading activities into three interrelated stages. i.e. pre reading
activities, whilst reading activities, post reading activities (Williams: 1984,
Wallace ;1988, Wallace ;1972
Tujuan Pembelajaran Umum Membaca
¨
Menemukan informasi tertentu
¨ Mendapatkan gambaran umum tentang isi
bacaan
¨
Menemukan pikiran utama yang tersurat
¨
Menemukan pikiran utama yang tersirat
¨
Menemukan semua informasi rinci yang tersurat
¨
Mendapatkan informasi yang tersirat
¨
Menafsirkan makna kata frase dan kalimat
berdasarkan konteks
¨
Mendapatkan rasa senang
Kegiatan pengajaran membaca di dalam kelas dibagi menjadi 3 tahap yang berhubungan
yaitu:
1. Kegiatan pre reading,
¨
Tujuannya memperkenalkan dan menumbuhkan
ketertarikan topik.
¨
Memotivasi siswa dengan menjelaskan tujuan
membaca.
¨ Mempersiapkan beberapa
perbendaharaan kata sehubungan dengan teks.
2. Kegiatan whilst reading,
membaca teks
¨
Scan, membaca untuk mendapat informasi tertentu
¨
Skim, membaca untuk mendapatkan inti dari bacaan
¨
Read between the lines, membaca diantara baris
¨
Read
intensively for detail information, membaca intensif untuk mendapatkan
informasi detil
¨
Detect references, mendeteksi referensi
¨
Deducing meaning from context, mengambil
kesimpulan dari text.
3. Post reading, evaluasi
pemahaman bacaan sehubungan dengan tugas-tugas.
C. Model
Pembelajaran Project Based Learning
Pembelajaran Project Based Learning adalah
pembelajaran yang terfokus pada konsep inti dan prinsip displin, melibatkan
siswa di dalam pemecahan masalah, penyelidikan dan tugas-tugas lain yang
bermanfaat, membuat siswa bekerja secara otonomi untuk membentuk pengetahuan
mereka dan menghasilkan suatu produk tertentu.
Regie stites of SRI,
International, 1998
Several points should be kept in
mind when considering the finding research that compare the relative impacts of
PBL and more traditional learning activities on student achievement:
Project-based learning is
typically implemented in the context of comprehensive educational reforms and
therefore it is difficult to isolate the effects of PBL on student learning.
Project-based learning and
closely related instructional strategies (such as problem based learning and
the project approach) are implemented differently in different context and
therefore it is difficult to compare results across cases.
Project based learning is linked
to a theory of learning (constructivism) that entails a shift in learning
objectives (stressing higher order thinking skills and performance-based,
authentic assessments) and therefore standardized achievement tests may not be
the best measures of PBL’ impact.
Di dalam kelas, PBL memberikan kesempatan luas kepada guru untuk
menjalin hubungan dengan siswa. Guru dapat menjadi pembina, fasilitator dan
rekan kerja. Pembahasan penyelesaian produk, perencanaan dan pemecahan masalah
adalah pokok bahasan yang dilakukan baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Produk yang diselesaikan oleh siswa dapat digunakan sebagai bahan
untuk berkomunikasi antar guru, untuk dijadikan perbandingan dan kajian ulang
tentang teknik pengajaran sehingga dapat diharapkan akan menghasilkan suatu
kesimpulan tentang teknik pengajaran yang efektif untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
PBL membantu pengembangan:
Kemampuan kerja secara berkelompok.
Kecakapan hidup / life skill, contohnya memimpin kerja kelompok dan membuat rencana
kerja.
Pemaksimalan penggunaan teknologi / media apa
saja untuk melengkapi tampilan produk.
Kemampuan kognitif, contohnya membuat keputusan,
memberikan penilaian, pemecahan masalah.
Kemampuan
pengaturan diri, pengaturan tempat kerja, penyusunan tugas dan pengaturan
waktu.
Sikap,
menyukai belajar dan ketertarikan untuk belajar lebih lanjut.
Kecakapan,
pengendalian diri, keinginan untuk berprestasi.
Hasil dari PBL adalah hasil
yang produktif, karena PBL dapat memperkenalkan ketrampilan professional dan
strategi disiplin. Menyatukan penerapan ketrampilan yang dihubungkan dengan
perencanaan, penyelesaian, pemantauan dan penilaian di dalam penyelidikan
intellectual / penelitian ilmiah. Mengembangkan kemampuan untuk berinisiatif,
berusaha dan mandiri. Mengembangkan kemampuan metakognitif, contohnya
pemantauan dan evaluasi terhadap diri sendiri. Membuat pembelajaran lebih
berarti dengan menyatukan konsep antar mata pelajaran. Menghubungkan kemampuan
kognitif, sosial dan pengaturan diri.
D. Pelajaran Bahasa Inggris
Bahasa Inggris adalah
bahasa asing yang dianggap penting diajarkan untuk tujuan penyerapan dan
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya, serta pengembangan
hubungan antar bangsa.
Salah satu teknik yang
dapat dilaksanakan untuk melaksanakan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan (PAKEM) adalah dengan model PBL.
E. Bercerita
Cerita, tuturan yang
membentangkan bagaimana sesuatu terjadi, peristiwa, hal atau kejadian dsb;
karangan yang mengisahkan perbuatan, pengalaman, penderitaan orang dsb.
Dongengan; cerpen; cerita pendek.
Bercerita adalah salah satu
kegiatan yang menarik terutama bagi siswa Sekolah Dasar. Bercerita dapat
dijadikan sebagai salah satu media pembelajaran dengan model PBL untuk mencapai
ketrampilan berbahasa membaca. Berbagai cara dapat dilakukan untuk menyelipkan
ilmu, pesan moral dan sebagainya dengan bercerita. Penggunaan gerakan tangan
(gesture), peragaan expressi, pengulangan kata, penambahan lagu dan pemeranan
tokoh dapat dilakukan pada saat bercerita untuk pencapaian ketrampilan berbahasa
membaca.
F. Hipotesis Tindakan
1.
Jika Pembelajaran didalam kelas menggunakan model
pembelajaran PBL, maka siswa akan berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran
dan aktif menyelesaikan tugas-tugas.
2.
Jika teknik bercerita diterapkan didalam kegiatan
pembelajaran, maka ketrampilan berbahasa membaca siswa akan meningkat.
0 komentar:
Posting Komentar