1. Kajian
Teori
Dalam
membuat rumusan masalah di atas sebenarnya Anda telah melakukan “analisis
penyebab masalah” sekaligus membuat “hipotesis tindakan” yang akan diberikan untuk
memecahkan masalah tersebut. Untuk melakukan analisis secara tajam dan menjustifikasi perlakuan yang
akan diberikan, Anda perlu merujuk pada teori-teori yang sudah ada. Tujuannya
sekedar meyakinkan bahwa apa yang Anda lakukan dapat dipertanggungjawabkan
secara profesional. Dalam hal ini proses kolaborasi memegang peranan yang
sangat penting.
Anda juga
perlu membaca hasil penelitian terakhir, termasuk CAR, siapa tahu apa yang akan
Anda lakukan sudah pernah dilakukan oleh orang lain; Anda dapat mengambil
manfaat dari pengalaman orang itu. Manfaat lain yang lebih penting, Anda akan
mengetahui trend-trend baru yang sedang diperhatikan atau diteliti oleh para
guru di seluruh dunia. Sekarang ini sedang nge-trend pembelajaran yang
bernuansa quantum teaching, quantum learning, contextual learning, integrated
curriculum, dan competency based curriculum yang semua berorientasi pada
kepentingan siswa. Jika penelitian Anda masih berkutat pada pemberian drill dan
PR agar nilai UAN mereka meningkat, tanpa memperdulikan rasa ketersiksaan
siswa, profesionalisme Anda akan dipertanyakan.
2.
Hipotesis Tindakan
Lakukanlah
analisis penyebab masalah secara seksama agar tindakan yang Anda rencanakan
berjalan dengan efektif. Hipotesis tindakan dapat Anda tuliskan secara eksplisit,
tetapi dapat juga tidak karena pada dasarnya Anda belum tahu tindakan mana yang
akan berdampak paling efektif.
H. METODOLOGI
1. Setting
Penelitian
Setting
penelitian perlu Anda uraikan secara rinci karena penting artinya bagi guru
lain yang ingin meniru keberhasilan Anda. Mereka tentu akan mempertimbangkan
masak-masak apakah ada kemiripan antara setting sekolahnya dengan setting
penelitian Anda.
2.
Perbedaan Mengajar Biasa dengan CAR
Dalam
melakukan CAR kegiatan mengajar standar (biasa) berlangsung secara alami;
tetapi ada bagian-bagian tertentu yang diberi perlakuan secara khusus dan
diamati dampaknya secara seksama. Langkah-langkah seperti pembuatan satuan
pelajaran, rencana pelajaran, lembaran kerja, dan alat bantu pembelajaran
lainnya adalah langkah pembelajaran standar, bukan CAR. Asumsinya CAR
dilaksanakan oleh guru yang sudah melaksanakan pembelajaran standar secara
lengkap tetapi belum berhasil. Ia akan memodifikasi bagian-bagian tertentu dari
pembelajaran standar itu. Bagian yang dimodifikasi itulah fokus dari CAR Anda.
3. Tahap
Perencanaan
Tahap
perencanaan CAR sebaiknya hanya menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan CAR.
Jika ada perubahan pada satuan pelajaran misalnya, hanya bagian yang diubah
saja yang perlu diuraikan secara rinci. Akan lebih baik jika perubahan itu
diletakkan dalam konteks satuan pelajaran aslinya sehingga terlihat jelas besar
perubahan yang dilakukan. Perangkat-perangkat pembelajaran juga hanya
tambahannya yang diuraikan secara rinci. Jika pembelajaran standar telah
dilaksanakan dengan baik perangkat pembelajaran yang diperlukan untuk CAR
dengan sendirinya sebagian besar sudah tersedia.
Yang
sering terjadi dalam CAR selama ini pembelajaran standar belum dilaksanakan
sehingga CAR menjadi wahana untuk mewujudkan pembelajaran standar. Hal itu
terlihat dari latar belakang yang diuraikan secara emosional oleh peneliti,
umumnya menggambarkan pembelajaran yang sangat tradisional, buruk, dan di bawah
standar. Setelah sekolah mendapat bantuan dana peningkatan kualitas pembelajaran
pun uraian latar belakang itu tidak menunjukkan adanya perubahan yang berarti.
Secara tidak langsung ditunjukkan bahwa perlakuan-perlakuan yang diberikan oleh
pemberi dana selama ini berlalu tanpa bekas.
Tahap
perencanaan bisa memerlukan waktu setengah bulan karena harus mempersiapkan
segala sesuatu yang diperlukan, termasuk di dalamnya adalah penyusunan jadwal,
pembuatan instrumen, dan pemilihan kolaborator.
4.
Siklus-siklus
Dalam CAR
siklus merupakan ciri khas yang membedakannya dari penelitian jenis lain; oleh
karena itu siklus harus dilaksanakan secara benar. Siklus pada hakikatnya
adalah rangkaian “riset-aksi-riset-aksi- …” yang tidak ada dalam penelitian
biasa. Dalam penelitian biasa
hanya terdapat satu riset dan satu aksi kemudian disimpulkan. Dalam CAR hasil
yang belum baik masih ada kesempatan untuk diperbaiki lagi sampai berhasil.
Siklus
terdiri dari (1) perencanaan; (2) pelaksanaan; (3) pengamatan; dan (4)
refleksi; dan (5) perencanaan kembali. Yang diuraikan dalam siklus hanya bagian
yang dimodifikasi melalui action reseach, bukan seluruh proses pembelajaran.
Modifikasi atau perubahan secara total jarang dilakukan dalam action research
yang berskala kelas karena bagaimanapun sistem pendidikan secara umum masih
belum berubah.
Misalnya
Anda akan memodifikasi pembelajaran dengan memperbanyak penggunaan carta. Dalam
“perencanaan” yang Anda uraikan adalah tentang carta itu saja, misalnya “Tiap
pertemuan diusahakan akan ada carta yang digunakan dalam kelas.” Dalam
“pelaksanaan” Anda uraikan kenyataan yang terjadi, apakah benar tiap pertemuan
bisa digunakan carta, misalnya “Penggunaan carta tiap pertemuan hanya dapat
dilakukan selama dua minggu pertama; minggu berikutnya rata-rata hanya satu
carta tiap empat pertemuan.” Anda tentu saja dapat mengelaborasi “pelaksanaan”
itu dengan menyebutkan carta-carta apa saja yang digunakan, saat-saat mana yang
paling tepat untuk penggunaan, siapa yang menggunakan, berapa lama digunakan,
berapa ukurannya, di mana disimpan, dsb., dsb. “Pengamatan” didominasi oleh
data-data hasil pengukuran terhadap respons siswa, menggunakan berbagai
instrumen yang telah disiapkan. “Refleksi” berisi penjelasan Anda tentang
mengapa terjadi keberhasilan maupun kegagalan, diakhiri dengan perencanaan
kembali untuk perlakuan pada siklus berikutnya.
Dalam
action reseach selama ini banyak siklus yang bersifat semu, tidak sesuai dengan
kaidah yang sudah baku. Inilah kelemahan-kelemahan yang terjadi.
1. Dalam siklus diuraikan semua proses
pembelajaran, sehingga tidak dapat dilihat bagian yang sebenarnya sedang
diteliti. Seolah-olah seluruh proses pembelajaran diubah secara total melalui
CAR, dan sebelumnya pembelajaran berlangsung secara tradisional, buruk, dan di
bawah standar.
2. Tidak jelas apakah perlakuan dalam suatu
siklus dilakukan secara terus-menerus selama periode tertentu, sampai data
pengamatan bersifat jenuh (menunjukkan pola yang menetap) dan diperoleh dari
berbagai sumber (triangulasi). Sebagai analogi, jika selama satu minggu suhu
badan pasien menunjukkan suhu 37,50 C; 370 C; 370 C; 37,50 C; 37,50 C; 37,50 C;
dapatlah disimpulkan bahwa kondisinya telah kembali normal. Itu digabungkan
dengan data pengamatan lain selama seminggu juga seperti perilaku, nafsu makan,
dan denyut nadi pasien, yang bersifat triangulatif.
3. Siklus dilakukan tidak berdasarkan
refleksi dari siklus sebelumnya. Ada siklus yang dilakukan secara tendensius:
siklus pertama dengan metode ceramah, siklus kedua dengan demonstrasi, dan
siklus ketiga dengan eksperimen, hanya ingin menunjukkan bahwa metode
eksperimen adalah yang terbaik. Peneliti ini lupa bahwa metode harus
disesuaikan dengan karakteristik materi pelajaran. Untuk materi pertama boleh jadi justru metode
ceramah yang lebih cocok.
5.
Instrumen
Instrumen
merupakan bagian yang tidak kalah pentingnya dalam pelaksanaan CAR. Jenis
instrumen harus sesuai dengan karakteristik variabel yang diamati. Triangulasi
dan saturasi (kejenuhan informasi) perlu diperhatikan untuk menjamin validitas
data.
I. HASIL PENELITIAN
1.
Siklus-siklus Penelitian
Hasil
penelitian CAR tidak hanya berisi data hasil observasi, melainkan justru proses
perbaikan yang dilakukan. Untuk itu siklus adalah cara yang tepat untuk
menyajikan hasil penelitian. Data hasil observasi tidak disajikan secara
terpisah melainkan dalam konteks siklus-siklus yang telah dilakukan.
2. Tabel,
Diagram, dan Grafik
Tabel,
diagram, dan grafik sangat baik digunakan untuk menyajikan data hasil
observasi. Gunanya agar refleksi dapat dilakukan lebih mudah. Tetapi sajian
yang cantik itu bisa menjadi blunder manakala angka-angkanya diatur sedemikain
rupa sehingga terkesan artificial. Hasil yang begitu spektakuler seringkali
tidak disertai dengan “bagaimana” proses untuk mencapainya, sehingga pembaca
akan makin ragu.
3.
Hasil-hasil yang Otentik
Hasil-hasil
yang otentik seperti karangan siswa, gambar hasil karya siswa, dan foto tentang
proyek yang dilakukan siswa akan sangat baik dicantumkan sebagai hasil
penelitian.
J. KESIMPULAN CAR
1.
Kesimpulan
Kesimpulan
tentu saja harus menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian atau menguji
hipotesis yang telah dikemukakan. Pertanyaan penelitian pada bagian D4 di atas
di samping menuntut jawaban yang berupa hasil juga menuntut prosesnya. Marilah
kita lihat pertanyaan-pertanyaan itu sekali lagi.
1. Kesulitan apa yang dialami siswa dalam
mentransfer keterampilan dari satu mata pelajaran satu ke mata pelajaran lain ?
Jawaban atas pertanyaan ini bisa diperoleh melalui tes awal dan atau selama
proses pembelajaran berlangsung. Walaupun baru berupa daftar kesulitan yang
dialami siswa, temuan ini cukup berarti bagi guru-guru lain. Kita sendiri pada
saat ini belum bisa membayangkan kesulitan-kesulitan tersebut.
2. Apakah siswa dapat mentrasfer keterampilan
lebih mudah antara dua mata pelajaran yang disukai ? Jawaban atas pertanyaan
ini diperoleh setelah guru menghubungkan berbagai mata pelajaran dalam materi
tes awal atau selama pembelajaran berlangsung, misalnya antara fisika dengan
biologi, ekonomi dengan sejarah, dan bahasa Inggris dengan bahasa Indonesia.
3. Apa yang menyebabkan siswa menyukai suatu
mata pelajaran ? Kesimpulan ini dapat diperoleh melalui kuesioner dan atau
wawancara pada awal pembelajaran atau selama pembelajaran berlangsung.
4. Apakah ada perbedaan antara prestasi
belajar siswa yang belajar dalam kelas mata pelajaran multidisiplin
dibandingkan dengan mereka yang dalam kelas mata pelajaran tunggal ?Jawaban
atas pertanyaan ini diperoleh setelah siswa diberi perlakukan yang berbeda;
misalnya satu kelas diberi pelajaran multi disiplin, dan kelas lain diberi
pelajaran yang terpisah-pisah, seperti biasanya. Ini tampaknya merupakan fokus
dari CAR. Jika ditemukan bahwa mata pelajaran multidisiplin lebih berhasil
dalam mengembangkan kemampuan transfer keterampilan antar mata pelajaran,
peneliti perlu mengelaborasi bagaimana proses pembelajaran model multidisiplin
tersebut berlangsung.
Jadi
kesimpulan penelitian CAR akan kurang bermanfaaat jika bunyinya hanya seperti:
“Pembelajaran dengan media akan meningkatkan hasil belajar siswa.” Kesimpulan
ini mirip dengan yang diinginkan penelitian kuantitatif. Guru lain yang membaca
kesimpulan ini tentu ingin mengetahui bagaimana prosesnya sehingga media itu
bisa meningkatkan hasil belajar. Jadi kesimpulan itu masih harus diikuti dengan
proses atau rinciannya, seperti a) Transparansi OHP lebih disukai siswa
daripada media lain, b) Paling banyak hanya 10 transparansi dapat ditunjukkan
dalam satu presentasi, jika lebih dari itu siswa akan bosan; c) Presentasi pada
awal pembelajaran cenderung lebih disukai; d) Penjelasan yang terlalu lama
terhadap satu transparansi cenderung membuat siswa bosan; dan e) Satu kali
presentasi sebaiknya tidak lebih dari 20 menit.
2. Saran
Karena CAR
bersifat kontekstual, pemberian saran kepada orang lain berdasarkan hasil
penelitian tersebut sebenarnya kurang bermanfaat. Deskripsi konteks penelitian
secara rinci sudah cukup untuk memberikan informasi bagi guru lain yang ingin
meniru keberhasilan Anda. Saran seperti “Program CAR ini perlu lanjutkan dan
diperluas untuk tahun-tahun mendatang,” juga kurang begitu perlu, bahkan kurang
relevan.
Saran CAR
diperlukan misalnya jika temuan penelitian menyangkut sistem yang lebih luas
dari sekedar kelas, misalnya menghendaki adanya perubahan pengaturan jadwal
pelajaran di sekolah. Dalam hal itu peneliti dapat menyarankan tentang jadwal
yang diinginkan kepada fihak sekpolah.
0 komentar:
Posting Komentar