Categories

Lesson 6

Blog Archive

Follower

Statistik

Get Gifs at CodemySpace.com

Latar Belakang Lahirnya Khalifah Bani Umayyah



Imam Suyuthi meriwayatkan, setelah Ali bin Abi Thalib r.a wafat, penduduk Kufah membai’at al-Hasan sebagai khalifah untuk menggantikan bapanya.  Al-Hasan tinggal di Kufah selama enam bulan sebelum Mu’awiyah datang menemuinya.  Al-Hasan kemudiannya mengirim utusan kepada Mu’awiyah dan sanggup menyerahkan pemerintahan kepadanya dengan tiga syarat, iaitu : sepeninggal Mu’awiyah, pemerintahan harus dikembalikan kepada kaum Muslimin; Mu’awiyah tidak boleh menuntut apa pun daripada penduduk Madinah, Hijaz dan Iraq atas apa yang berlaku pada masa pemerintahan  bapanya; dan dia mesti membayar segala hutang-hutangnya.  Mu’awiyah bersetuju dengan syarat itu dan kedua-duanya lalu melakukan perdamaian.1


            Al-Hasan mengundurkan diri dari pemerintahan pada bulan Rabiul Awal tahun 41 H.  Tentang kesanggupannya meletakkan jawatan sebagai khalifah ini, al-Hakim meriwayatkan dari Jubair bin Nufair bahawa al-Hasan r.a berkata, “Sesungguhnya seluruh orang Arab telah berada dalam genggamanku, mereka akan memerangi sesiapa pun yang aku perangi, dan akan berdamai dengan orang yang berdamai denganku.   Namun, aku biarkan mereka mencari keredaan Allah dan mencegah terjadinya pertumpahan darah sesama umat Muhammad.”2

            Menurut Dr. Yusuf al-Qardhawi, kenyataan al-Hasan itu menunjukkan dua perkara.  Pertama, menunjukkan kebesaran ijtihad politik dan juga kebesaran jiwa al-Hasan yang lebih mengutamakan kepentingan menjaga perpaduan kaum Muslimin daripada mempertahankan kedudukannya, walaupun dia memang berhak berbuat begitu.   Kedua, menunjukkan secara halus pandangan al-Hasan r.a bahawa Mu’awiyah mempunyai kebaikan dan kemampuan memimpin kaum Muslimin.   Menurut Dr. Yusuf al-Qardhawi, kalau Mu’awiyah tidak mempunyai kebaikan dan kemampuan memimpin kaum Muslimin, al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib r.a tidak akan turun dari pemerintahannya dengan keredaan.3  Sebagaimana ungkapan al-Hasan sendiri yang mengatakan beliau mengundur dengan reda, padahal penyokongnya sudah bersedia untuk membelanya dengan darah.  Namun, al-Hasan berpendapat darah kaum Muslimin hanya dapat dijaga kalau dia turun dari pemerintahannya dan melakukan perdamaian.4

            Tahun turunnya al-Hasan r.a dari jawatan khalifah dipanggil ‘Tahun Perpaduan’ ataupun ‘Tahun Perdamaian’ (‘amul jama’ah).    Peristiwa ini sesuai dengan apa yang pernah diisyaratkan oleh Rasulullah SAW tentang al-Hasan r.a, “Anakku ini adalah pemimpin melalui dirinya, kelak Allah akan menyatukan dua kelompok besar kaum Muslimin.”  (HR Bukhari).5

            Dengan turunnya al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib r.a dari takhta khalifah, tercapailah perdamaian dan perpaduan di antara kaum Muslimin.   Setelah itu, Mu’awiyah bin Abu Sufyan dilantik menjadi khalifah pada bulan Rabiul Awal tahun 41 H.   Imam Suyuthi menulis, zaman pemerintahan Bani Umayyah berlangsung salama 91 tahun, dipimpin oleh 13 khalifah.  Mereka adalah, mengikut turutan : Mu’awiyah bin Abu Sufyan, Yazid bin Mu’awiyah, Abdullah bin Zubair, Abdul Malik bin Marwan, Al-Walid bin Abdul Malik bin Marwan, Sulaiman bin Abdul Malik bin Marwan, Umar bin Abdul Aziz, Yazid bin Abdul Malik bin Marwan, Hisyam bin Abdul Malik bin Marwan, Al-Walid bin Yazid bin Abdul Malik, Yazid bin Al-Walid bin Abdul Malik bin Marwan, Ibrahim bin Al-Walid bin Abdul Malik, Marwan bin Muhammad bin Marwan.

0 komentar:

Posting Komentar