Musik Renaissance
Kata renaissance berarti rebirth—
diatributkan untuk periode ini oleh seorang sejarawan Perancis abad ke-19,
Jules Michelet. Gerakan Renaissance bernama demikian karena gerakan ini melahirkan
kembali ide-ide dan pemikiran-pemikiran dari zaman Greco-Roman yang
sudah begitu lama hilang dari Eropa, misalnya pemikiran dari filsuf-filsuf
seperti Plato, Aristoteles, atau ahli retorika seperti Cicero atau juga
Quintillianus yang tersimpan di dalam banyak teks Latin kuno di perpustakaan Ordo
Monastik di Eropa, juga dari teks Latin yang diterjemahkan ke dalam
bahasa-bahasa lain. Semangat zaman ini adalah apa yang sekarang disebut
Humanisme, meskipun pada zaman tersebut filsafat di balik semangat itu tidak
harus diartikan sebagai semangat untuk menjadikan manusia sebagai pusat segala
sesuatu dan “menurunkan” Tuhan. Memang semangat gerakan ini akhirnya melahirkan
Aufklärung yang jelas melawan Alkitab, tapi pada awalnya semangat
Humanisme lebih dekat dan sangat dipengaruhi oleh kekristenan. Manusia bukan
lagi makhluk yang kotor dan rusak belaka (seperti yang diajarkan gereja yang
tidak bertanggung jawab pada zaman Dark Ages), tapi juga adalah manusia
yang mempunyai dignity sebagai peta dan teladan Allah. Sayangnya
keseimbangan ini tidak bertahan lama dan akhirnya terjeblos ke dignity tanpa
humility, yaitu Humanisme
modern Donato Bramante, seorang arsitek Renaissance, membangun suatu Tempietto (semacam bangunan kecil untuk memorial para martir) di gereja San Pietro di Montorio yang mengambil konsep arsitektur dari zaman Roma, Temple of Vesta. Konsep simetri dan proporsi juga mempengaruhi l u k i s a n – l u k i s a n Renaissance: para pelukis menggambarkan struktur dan proporsi manusia dengan lebih akurat; kisah yang sudah sering diketahui adalah bagaimana Michelangelo sampai meneliti mayat manusia untuk dapat mengerti anatomi manusia secara tepat sehingga lukisannya mempunyai akurasi yang sangat tepat.
Musik Barok
Jika ada satu era dalam
peradaban barat dimana detail, ornament, serta virtuositas adalah gagasan
utamanya; maka era tersebut tidak diragukan lagi adalah era Baroque. Dengan
rentang waktu sekitar satu setengah abad, dari tahun 1600 – 1760, daya cipta
manusia seolah dipacu hingga batas tertingginya dalam menghasilkan karya –
karya yang brilian.
Barok, secara etimologis,
berarti “berlian dengan bentuk yang tidak biasa”. Istilah yang dilabelkan pada
era ini diperkenalkan pada tahun 1919 oleh Curt Sachs, seorang musikologis
berkebangsaan Jerman. Penggunaan istilah ini mengacu kepada keadaan
sosiokultural pada masa itu. Setelah era pencerahan Renaissance, eksplorasi
kebudayaan seolah terus mencari bentuk kesempurnaannya, hingga melahirkan
karakteristik yang bizarre dalam segala bidang kebudayaannya.
Detail yang luar biasa,
ornamen – ornamen penghias, emosi yang menggelora, serta tuntutan kemampuan
yang tinggi dalam menghasilkan karya menjadi ciri utama era ini. Hal ini dapat
kita lihat langsung dari lukisan – lukisan, karya arsitektur, pakaian –
pakaian, seni patung, hingga – tidak terkecuali - musik. Kecintaan akan
kekayaan nada, keindahan, serta emosi; bercampur dengan logika serta hitungan
matematis menghasilkan sebuah musik dengan kompleksitas tinggi dan tuntutan
kapabilitas seorang virtuoso.
Batu
Rosetta Musik Barat
Elemen penting pembentuk
music Barok adalah Polyphony dan Counterpoint. Kedua unsure tersebut sudah
dikenal sejak zaman Renaissance dalam bentuk yang sangat sederhana. Polyphony
adalah sebuah tekstur dimana terdapat dua suara atau lebih yang bersifat
independen. Ini dapat dibayangkan seperti mendengar sebuah paduan suara.
Terdapat beberapa line suara yang berbeda, yang masing – masing dapat
dinyanyikan masing – masing. Namun, tetap membentuk sebuah paduan yang harmonis
pada saat digabungkan.
Bentuk evolusi dari Polyphony
ini adalah Counterpoint. Counterpoint berasal dari kata latin: contra
(lawan) dan punctus (nada). Sebuah punctus contra punctus: “nada
melawan nada”. Jadi, Counterpoint adalah hubungan antara dua suara atau
lebih yang independen dalam hal kontur dan ritmik, namun saling bergantung
dalam aturan harmoni. Kembali bayangkan tentang sebuah paduan suara. Tetapi
kali ini, masing – masing line suara memiliki ritmiknya masing – masing.
Sehingga apabila dinyanyian satu per satu seolah – olah merupakan terdiri dari
beberapa lagu yang berbeda. Dan sekali lagi, saat digabungkan, tetap membentuk
keutuhan yang harmonis.
Akibat utama dari
kehadiran counterpoint adalah kekayaan melodi serta kompleksivitas
struktur musiknya. Agar benar – benar dapat merepresentasikan sebuah karya
barok dengan baik, setiap pemain instrumen maupun seorang penyanyi sangat
dituntut virtuositasnya. Tuntutan ini mendorong lahirnya teknik – teknik baru,
para virtuoso, serta kelahiran kaum prodigy di bidang musik.
Musik vokal kalah popularitasnya dibandingkan dengan musik instrumental. Hal
ini disebabkan batas suara manusia yang tidak lebih kaya dalam menghasilkan
melodi dibandingkan instrumen musik menurut ukuran zaman itu.
Pada masa ini juga,
berkembang sebuah doktrin yang dikenal dengan Doctrine of the Affection.
Doktrin inilah yang digunakan dalam estetika musikal saat itu. Isinya
menyatakan bahwa hanya boleh terdapat sebuah kesatuan dan kerasionalitasan
afeksi dalam sebuah karya atau sebuah movement musik. Apabila lebih,
maka yang akan timbul adalah kebingungan dan kekacauan. Definisi afeksi disini,
mengacu pada Lorenzo Giacomini dalam Orationi e Discorsi (1597), adalah
sebuah pergerakan atau operasi spiritual yang diakibatkan oleh ketertarikan
atau penolakan terhadap sebuah objek yang telah diidentifikasi, sebagai akibat
ketidakseimbangan nafsu hewani dan gas alami yang mengalir secara terus menerus
di badan manusia. Kata – kata nafsu hewani dan gas alami, tentu saja, adalah
satu bentuk hipotesis terhadap sumber perasaan manusia yang sudah tidak relevan
lagi.
Berhubungan dengan
penggunaan doktrin ini, maka musik barok umumnya hanya memiliki satu jenis
afeksi (emosi) dalam satu buah movement atau sebuah lagu (apabila hanya
terdapat satu movement saja). Hal ini mendorong timbulnya gaya bermain yang lebih
ekspresif dibandingkan era Renaissance. Sehingga, dikenal apa yang disebut notes
inégales : memainkan not tidak sesuai dengan nilai yang seharusnya. Hal ini
untuk menciptakan sebuah delay, berimplikasi dengan timbulnya tension
dan aksen yang ekspresif. Salah satunya adalah cara bermain saat akan
mengakhiri suatu lagu atau frase, yang cenderung ditahan sebelum nada terakhir.
Ornamen – ornamen, tumbuh
dan menghias setiap sudut kehidupan masyarakat. Begitu pula dalam musik, mulai
timbul ornamen – ornamen tambahan yang membuat kesan ‘centil’. Yang dimaksud
dengan ornamen musik yaitu penggunaan nada yang tidak terlalu berpengaruh
terhadap keseluruhan melodi atau harmoni, umumnya dimainkan cepat, dengan
tujuan untuk menghias bagian atau keseluruhan lagu. Ornamen – ornamen musikal
ini memiliki beberapa bentuk. Yang umum kita kenal hingga kini yaitu trill
dan mordent.
Genre – genre musik yang
ada, menjadi cetak biru perkembangan masa – masa selanjutnya. Di masa inilah
opera, sebuah drama musical, diperkenalkan. Oratorio, opera religius,
diperkenalkan sebagai tandingan opera sekuler. Bentuk – bentuk lain yang umum
digunakan pada masa ini yaitu cantata, toccata, fugue, sonata, dance suite,
concerto, dan French ouverture. Penjelasannya adalah sebagai berikut :
Cantata, merupakan
komposisi antara vocal dan instrumen. Umumnya bentuk ini bertema religi.
Sebagai lawannya, Sonata, adalah music instrumental. Bentuk sonata ini,
mengalahkan popularitas musik vokal.
Fugue bisa diartikan
sebagai sebuah teknik komposisi maupun sebuah komposisi kontrapungtal untuk
sejumlah suara yang telah ditetapkan. Suara disini dapat berupa suara
instrument atau vokal
Tocatta, adalah komposisi
untuk music keyboard. Biasanya sangat menonjolkan teknik bermain para
performernya.
Dance Suite, suatu bentuk
kesatuan musical yang umumnya dipentaskan dengan sekali duduk, pada
perkembangannya lebih dikenal dengan suite saja. Dance suite merupakan satu set
tarian yang populer di abad 17. Biasanya terdiri dari Prelude, Allemande,
Courante, Sarabande, dan Gigue; masing – masing mewakili jenis tarian dengan
birama tertentu.
Concerto mengacu pada
sebuah pertunjukan instrument solo dengan iringan sebuah orchestra. Berkembang
dengan beberapa gaya
dibawahnya, seperti concerto grosso, sebuah concerto kecil yang terdiri atas
para solois.
Alur
Sejarah Kultur Raksasa
Periodisasi music Barok
terbagi dalam tiga bagian: awal, pertengahan, dan akhir. Masing – masing
memiliki sumbangannya tersendiri dalam perkembangan keilmuan dan khasanah musik
barat. Kejadian – kejadian historis sosiokultural turut membentuk karakter
music pada era Barok ini.
Masa Barok awal
terbentang dari tahun 1600 – 1654. Ditandai dengan pencetusan suatu bentuk
disiplin ilmu musik baru oleh Claudio Monteverdi, dikenal dengan istilah seconda
practica. Ilmu musik ini, yang penerapannya hanya untuk murid dan relasi
Monteverdi pada awalnya, mencakup evolusi polyphony music renaissance
dan suatu bentuk disiplin tonality sederhana. Seconda practica merupakan
dasar dari ilmu harmoni, tonality, dan menjadi cikal bakal lahirnya
musik homophony disamping counterpoint. Penerapan seconda
practica digunakan seutuhnya dalam karya music opera Orfeo karya Monteverdi
ini. Kemunculan opera Orfeo, kemudian merangsang berkembangnya genre opera dan
mengangkat popularitasnya di dataran Eropa. Disiplin ilmu Monteverdi,
diteruskan serta dikembangkan oleh muridnya, Heinrich Schütz.
Musik, seiring dengan
jenis kesenian lainnya, tumbuh mekar dengan tidak terkendali dan luar biasa
pesat. Hal ini merupakan efek dari euforia masyarakat yang tumbuh sejak masa
pencerahan renaissance. Namun, disamping itu, efek reformasi gereja memiliki
dampak yang signifikan dalam memacu pertumbuhan tersebut.
Sejak dipelopori oleh
Marthin Luther satu abad sebelumnya, reformasi protestan ini menyebabkan jurang
antar pemeluk agama Kristen. Di satu sisi, Katolik dengan segala kekuasaannya
menjadi pilihan kaum bangsawan dan di sisi yang lain Protestan bagi rakyat
biasa. Timbul persaingan antara kedua kubu ini dalam mencari umat, sehingga
seni dan budaya pun dijadikan suatu sarana komersil bagi aliran religi ini.
Persaingan ini, mendorong para seniman dari masing – masing kepercayaan untuk
terus berlomba – lomba menghasilkan karya yang dilirik oleh massa . Sebagai lawan dari reformasi
Protestan, timbul gerakan revival of Catholism. Di bidang music, gerakan
ini dipelopori oleh Giovanni Gabrielli.
Masa pertengahan Barok
dicirikan oleh berkembangnya genre – genre music ke dalam bentuk – bentuk yang
lebih baku
beserta aturannya. Tahun 1654 – 1707, dikenal sebagai age of absolutism.
Hal ini dikarenakan, pada masa ini kerajaan – kerajaan semakin mempertebal
keabsolutannya, membentuk sebuah monarki yang menjurus tirani. Personifikasi
yang tepat adalah Louis XIV dari Perancis. Sentralisasi kekuatan kerajaan,
menyebabkan timbulnya budaya court, yaitu menjadikan istana sebagai
pusat pemerintahan sekaligus tempat tinggal. Hal ini mendorong terbentuknya court
musician, atau musisi istana, yang menjadi wadah sekaligus lahan potensial
bagi para musisi maupun komposer diseluruh Eropa. Sebuah pekerjaan terhormat,
bersifat lebih permanen, dengan penghasilan baik dan terjaga alirannya. Sesuatu
yang sangat menggiurkan bagi musisi manapun di dunia. Selain itu, berkembangnya
gereja dan instansi pemerintahan lain menyebabkan timbulnya kebutuhan akan
sebuah music public yang terorganisir.
Di masa ini, musik –
musik instrumental meraih pamor di kalangan masyarakat, terutama kaum
bangsawan. Kelahiran jenis – jenis instrumental untuk chamber music
serta keyboard menunjukkan betapa besar tuntutan akan kekayaan harmoni
instrumental. Teori – teori permusikan, lebih terstruktur dan menjadi suatu
acuan yang formal serta baku .
Seluruh karya music pada masa ini, mengacu kepada satu jenis teori serta
struktur yang sama. Dieterich Buxtehide adalah salah seorang penggagas mengenai
struktur musik.
String adalah kekuatan
utama music pada era ini. Ia merupakan kebutuhan primer genre – genre utama
bahkan hingga sekarang. Hal ini dipelopori oleh Jean – Baptiste Lully. Bentuk
Concerto Grosso mulai dipopulerkan, terutama oleh Arcangelo Corelli. Concerto
Grosso, merupakan sebuah reduksi orkestra, yang biasanya terdiri dari
sekelompok solois. Dan lagi – lagi, string tetap merupakan komponen utamanya.
Penghargaan tertinggi di
masa ini, jatuh pada seorang komposer bernama Henry Purcell. Dengan usia yang
sangat pendek, 36 tahun, ia menghasilkan sekitar 800 karya musikal. Ia adalah
seorang komposer yang terkenal mampu menghasilkan melodi – melodi indah. Selain
itu, Purcell dikenal sebagai komposer pertama yang menggubah musik – musik
untuk instrumen keyboard.
Masa keemasan Barok,
berada di akhir rentang hidupnya, pada tahun 1680 – 1750. Di masa ini, bentuk –
bentuk musical seperti binary (AABB), 3 parts (ABC), serta bentuk
rondo menjadi struktur formal hingga saat ini. Ilmu mengenai tonality,
menjadi teori baku
musik barat, digagas oleh Rameau. Yang menjadi tonggak sejarah masa ini adalah,
kelahiran para komposer – komposer luar biasa yang memiliki karya – karya yang
sangat menakjubkan.
Diantara nama – nama para
komposer dari era ini, Antonio Vivaldi adalah salah satu komposer dengan karya
abadi yang tetap populer hingga sekarang. Sebagian besar orang tentu kenal
dengan nada – nada dari Four Seasons. Vivaldi adalah seorang maestro di
violino di sebuah panti asuhan di Venice .
Karya – karyanya selalu menggunakan atuiran 3 movement, yang terdiri
dari dari bentuk cepat – lambat – cepat. Dalam kancah music untuk keyboard,
Alessandro Scarlatti dengan sonata – sonata Harpsichordnya menjadi trademark
tersendiri. Komposer kelahiran Spanyol ini mmenghasilkan ratusan karya untuk keyboard
dan memiliki ciri Spanish – nya dalam karya – karyanya.
Tidak akan lengkap
membicarakan music Barok, jika tidak menyinggung tentang dua raksasa Barok ini:
Johan Sebastian Bach dan George Friderich Handel. Keduanya adalah maestro yang
mampu menghasilkan beratus – ratus karya dengan kekayaan nada yang melimpah.
Keduanya, sayangnya, tidak pernah bertemu satu kalipun walau saling mengetahui.
Handel dikenal sebagai ahli melodi serta improvisasi. Kebanyakan karyanya
memiliki emphasis pada dua hal tersebut. Handel terkenal oleh
oratorionya yang berjudul Messia. Sementara Bach, adalah seorang jenius counterpoint
sejati. Karya – karyanya merupakan perpustakaan tentang ilmu counterpoint
serta berbagai bentuk, jenis, dan kombinasinya. Bradenburg Concertos, merupakan
salah satu karya gemilangnya.
Musik Klasik
musik klasik adalah komposisi
musik yang lahir dari budaya Eropa sekitar tahun 1750-1825. Biasanya musik
klasik digolongkan melalui periodisasi tertentu, mulai dari periode klasik,
diikuti oleh barok, rokoko, dan romantik. Pada era inilah nama-nama besar
seperti Bach, Mozart, atau Haydn melahirkan karya-karyanya yang berupa sonata,
simfoni, konserto solo, string kuartet, hingga opera. Namun pada kenyataannya,
para komposer klasik sendiri tidak pernah menggolong-golongkan jenis komposisi
yang mereka gubah.
Komunitas musik klasik Norwegia
berhutang budi pada komposer Edvard Grieg (1843-1907). Walaupun Norwegia meraih
kemerdekaannya hanya dua tahun sebelum ia wafat, Grieg telah menempatkan Norway di peta
musik internasional melalui komposisi dan kegiatan konsernya, memastikan bahwa
negara yang baru lahir menikmati reputasinya dalam komunitas musik
internasional. Fakta bahwa Norwegia baru meraih kemerdekaan pada tahun 1905
memiliki pengaruh signifikan terhadap sejarah musik Norwegia. Dalam kurun waktu
kurang lebih 500 tahun, Norway
hanya sedikit berkontribusi terhadap kebudayan aristokrat dan kalangan borjuis
berarti bahwa Norwegia hanya memiliki sedikit kontribusi terhadap musik
Renaisanse dan Baroque.
Namun Grieg memiliki penerus yang penting: Halfdan Kjerulf (1815-1868) memiliki reputasi baik sebagai komposer piano dan musik paduan suara pada pertengahan 1800, dan pemain biola terkemuka, Ole Bull (1810-1880) memiliki karir cemerlang di Eropa dan Amerika Serikat dalam kurun waktu yang sama. Kedua tokoh ini yang kemudian membuka jalan bagi perkembangan komunitas musik klasik Norwegia dan merupakan tokoh utama Festival Internasional Bergen, melalui arena konser di Museum Edvard Grieg dan tempat tinggal Ole Bull, Lysøen.Tokoh penting dalam komunitas musik klasik Norwegia adalah Oslo Philharmonic Orchestra, Bergen Philharmonic Orchestra, Norwegian Chamber Orchestra, pianis Leif Ove Andsnes, pemain cello Truls Mørk dan penyanyi sopran Solveig Kringelborn.
Periode antara jaman keemasan Grieg dan Bull dan musik saat ini juga menampilkan beberapa solois tingkat dunia, seperti penyanyi sopran Kirsten Flagstad (1895-1962). Solois, pemain musik dan orkestra tingkat internasional yang dimiliki Norway merupakan perkembangan yang dialami komunitas musik Norway sejak tahun 1970, pertama-tama melalui pengenalan pendidikan musik kepada masyarakat, dan kemudian melalui berbagai festival dan gedung-gedung konser mulai dibangun di semuakota
besar. Proyek utama berikutnya adalah pembangunan gedung opera di Oslo, dimana
Opera Nasional Norwegia akan pindah ke bangunan tersebut pada musim gugur
2008.Para komposer Norwegia telah menyimpan peninggalan Edvard Grieg hingga
saat ini. Setelah kematiannya, maka komposer paling penting berikutnya adalah
Christian Sinding (1856-1941), yang hasil karyanya jelas-jelas dipengaruhi
aliran Romantisme. Pada saat yang bersamaan, ketika trend nada tidak beraturan
mulai mempengaruhi musik Norwegia, komposer-komposer solid tetap menggunakan
nada Grieg dan elemen National Romantic. Komposer tersebut termasuk David
Monrad Johansen (1888-1974), Ludvig Irgens Jensen (1894-1969), Harald Sæverud
(1897-1992), Klaus Egge (1906-1979), Geirr Tveitt (1908-1981), Øistein
Sommerfeldt (1919-1994) dan Johan Kvandal (1919-1999). Dari semua komposer
kontemporer, Ragnar Söderlind (dilahirkan tahun 1945) yang paling sering
dihubungkan dengan tradisi tersebut adalah.
Namun Grieg memiliki penerus yang penting: Halfdan Kjerulf (1815-1868) memiliki reputasi baik sebagai komposer piano dan musik paduan suara pada pertengahan 1800, dan pemain biola terkemuka, Ole Bull (1810-1880) memiliki karir cemerlang di Eropa dan Amerika Serikat dalam kurun waktu yang sama. Kedua tokoh ini yang kemudian membuka jalan bagi perkembangan komunitas musik klasik Norwegia dan merupakan tokoh utama Festival Internasional Bergen, melalui arena konser di Museum Edvard Grieg dan tempat tinggal Ole Bull, Lysøen.Tokoh penting dalam komunitas musik klasik Norwegia adalah Oslo Philharmonic Orchestra, Bergen Philharmonic Orchestra, Norwegian Chamber Orchestra, pianis Leif Ove Andsnes, pemain cello Truls Mørk dan penyanyi sopran Solveig Kringelborn.
Periode antara jaman keemasan Grieg dan Bull dan musik saat ini juga menampilkan beberapa solois tingkat dunia, seperti penyanyi sopran Kirsten Flagstad (1895-1962). Solois, pemain musik dan orkestra tingkat internasional yang dimiliki Norway merupakan perkembangan yang dialami komunitas musik Norway sejak tahun 1970, pertama-tama melalui pengenalan pendidikan musik kepada masyarakat, dan kemudian melalui berbagai festival dan gedung-gedung konser mulai dibangun di semua
Musik Romantik
Walaupun dinamakan era musik romantik, bukan berarti musik
di era ini hanya berisi tentang cinta ataupun cinta yang romantik. Sebenarnya
era musik tersebut dinamakan romantik karena dapat menggambarkan komposisi
musik pada jangka waktu tersebut. Lalu kenapa disebut romantik? Sekali lagi
romantik disini tidak ada hubungannya dengan cinta. Namun karya-karya dan
komposisi musik yang lebih bergairah dan jauh lebih ekspresif daripada era-era
sebelumnya. Pada contohnya, transisi indah dari gerakan ke 3 hingga gerakan ke
4 dari symphony Beethoven. Pada dasarnya, semua composer pada era romantik
mempunyai cara baru yang jauh lebih menarik dari sebelumnya.
Karakteristik utama dari musik romantik sendiri adalah
kebebasan lebih dalam bentuk musik dan ekspresi emosi serta imaginasi dari
composer. Lalu ukuran dari orchestra yang menjadi semakin besar dan bahkan bisa
disebut raksasa dibandingkan sebelumnya. Hasil karya dari para composer juga
menjadi semakin kaya akan variasi dari mulai lagu hingga karya pendek dengan
piano dan diakhiri dengan ending yang sangat spektakuler dan dramatis pada
puncaknya. Secara teknik, para pemain musik pada era ini juga mempunyai level
sangat tinggi terutama dalam alat musik piano dan biola. Banyak sekali musisi
yang dianggap sebagai seorang virtuoso dibidang musik.
Paham nasionalisme juga mewarnai era musik romantik. Reaksi keras dari composerRussia , Bohemia , dan Norwegia yang sangat menentang
dominasi Jerman. Conothnya adalah opera dari Mikhail Glinka yang mewakili Russia . Lalu
juga ada Bedrich Smetana dan Antonin Dvorak yang menunjukkan nasionalisme
mereka dengan menciptakan lagu rakyat Ceko. Masih ada Jean Sibelius yang
menulis musik berdasarkan cerita Finlandia, Kalevala dan karya dari Sibelius
ini menjadi symbol dari nasionalitas Finlandia.
Zaman Romantik (c.1810-1920)Paham nasionalisme juga mewarnai era musik romantik. Reaksi keras dari composer
Lukisan pertama adalah karya
Nicolas Poussin, salah satu pelukis pada zaman High Baroque yang idenya
sangat dipengaruhi oleh gerakan Klasikal. Ini adalah suatu lukisan klasik
tulen, subject matter-nya adalah penguburan seorang pahlawan Yunani dan gaya arsitektur yang digambarkan adalah gaya arsitektur Roma. Dalam lukisan ini
Poussin menggambarkan dunia menurut kaum rasionalis: dunia yang teratur dan
indah, sebuah surga kaum Klasik. Kematian tetap ada, tapi tidak digambarkan
sebagai sesuatu yang mengerikan (meskipun tidak juga dengan pengharapan). Air
digambarkan begitu tenang, pohon-pohon tidak tertiup angin. Segala sesuatu
terlihat jelas dan pada tempatnya. Misteri, horor, dan emosi tidak mempunyai
tempat di sini. Lukisan yang kedua adalah hasil karya Caspar David Friedrich,
seorang pelukis Romantik. Yang langsung membedakan kedua lukisan ini adalah
unsur misterinya. Pemandangan di lukisan Poussin tidak terhalang sama sekali,
tapi dalam lukisan Friedrich kabut yang tebal justru menjadi isi lukisannya.
Friedrich tidak melukiskan pemandangan yang jelas, dan justru “ketidakjelasan”
itulah yang menjadi topik lukisannya. Yang digambarkannya bukan predictability,
namun unpredictability. Si Pengembara berdiri dengan pose yang
kurang stabil, rambutnya tertiup angin. Di hadapannya terbentang jurang yang
tidak terlihat dasarnya, di ujung horison ada puncak-puncak gunung yang lebih
tinggi dari tempat ia berada. Dalam lukisan ini, rasio tidak lagi memegang
kendali. Gerakan Romantik adalah suatu respons terhadap Gerakan Klasikal:
menolak rasio sebagai satu-satunya otoritas dalam segala sesuatu. Emosi,
perasaan, misteri telah menantang posisi rasio. Bahkan usaha untuk
mendefinisikan istilah Romanticism pasti akan berakibat reduksional
sebab gerakan ini adalah gerakan yang pada intinya menolak definisi, menolak
kekakuan sistem dan struktur. Ada
suatu perkataan dari zaman Romantik yang mengatakan, “Heard melodies are
sweet, but unheard ones are even sweeter.”1
Wilayah nusantara terdiri dari
berbagai daerah/suku budaya, sehingga kaya akan keragaman seni musik. Musik
nusantara sering diidentikkan dengan musik tradisional, sedangkan musik modern
berasal dari Barat. Apakah nusantara tidak memiliki musik modern? Seiring
dengan perkembangan jaman yang telah mengglobal, seni musik nusantara pun
berinteraksi dan dapat pengaruh dari unsur-unsur musik Barat dan lahirlah
musik-musik modern nusantara.
Pada umumnya, kaum muda saat ini lebih mengenal musik modern daripada musik tradisional/daerah. Hal ini dapat kita lihat pada setiap konser musik modern selalu dipadati oleh kaum muda dan juga kalau kita perhatikan media musik di HP/komputer kaum muda maka hampir 99,99% adalah album musik modern.
Musik modern nusantara dapat dekelompokkan ke dalam beberapa jenis, antara lain:
1. Dangdut, ciri-cirinya: melodi dan harmoni sederhana, tangga nada cendrung minor, ekspresi berdasarkan keserasian lirik, beat konstan, lebih menekankan keindahan gerak.
2. Pop, ciri-cirinya: melodi mudah diterapkan dengan berbagai karakter lirik, fleksibel dan mudah dipadukan dengan dengan jenis lain, lagu mudah disenandungkan dan mudah dipahami, harmoni tidak rumit, tempo bervariasi.
3. Balada, ciri-cirinya: mirip dengan pop, tempo lambat dan sedang, pola melodi bervariasi, lirik ekspresif, mengisahkan suka duka kehidupan.
4. Rock, ciri-cirinya: area nada luas, kekuatan terletak pada dinamika aransemen, lagu sulit disenandungkan, lirik lagu ekspresif, beat cendrung keras, tempo lambat/cepat, harmoni sangat rumit.
Pada umumnya, kaum muda saat ini lebih mengenal musik modern daripada musik tradisional/daerah. Hal ini dapat kita lihat pada setiap konser musik modern selalu dipadati oleh kaum muda dan juga kalau kita perhatikan media musik di HP/komputer kaum muda maka hampir 99,99% adalah album musik modern.
Musik modern nusantara dapat dekelompokkan ke dalam beberapa jenis, antara lain:
1. Dangdut, ciri-cirinya: melodi dan harmoni sederhana, tangga nada cendrung minor, ekspresi berdasarkan keserasian lirik, beat konstan, lebih menekankan keindahan gerak.
2. Pop, ciri-cirinya: melodi mudah diterapkan dengan berbagai karakter lirik, fleksibel dan mudah dipadukan dengan dengan jenis lain, lagu mudah disenandungkan dan mudah dipahami, harmoni tidak rumit, tempo bervariasi.
3. Balada, ciri-cirinya: mirip dengan pop, tempo lambat dan sedang, pola melodi bervariasi, lirik ekspresif, mengisahkan suka duka kehidupan.
4. Rock, ciri-cirinya: area nada luas, kekuatan terletak pada dinamika aransemen, lagu sulit disenandungkan, lirik lagu ekspresif, beat cendrung keras, tempo lambat/cepat, harmoni sangat rumit.
0 komentar:
Posting Komentar