Reggae merupakan suatu genre musik yang berkembang di Jamaika.
Reggae sendiri seperti merupakan campuran dari aliran ska dan rocksteady.
Musik reggae merupakan kombinasi dari iringan musik tradisional Afrika, Amerika
dan Blues serta lagu rakyat Jamaika.
Reggae diketahui orang banyak sebagai musik rakyat Jamaika. Namun
sebenarnya reggae ini awalnya berasal dari New Orleans ,
kota R&B
(Rhythm and Blues). Musik ska, yang mempunyai pengaruh kuat pada reggae, juga
berasal dari New Orleans
yang diperdengar dari siaran radio Amerika lewat radio transistor mereka.
Iringan gitar pas -pasan dan putus-putus merupakan interprestasi para
musisi akan R&B yang populer di tahun 60an. Kemudian semasa musim panas,
merekapun merasa lelah dan panas apabila memainkan musik ska beserta tariannya.
Akhirnya para musisi ini bereksperimen dengan memperlambat lagu, dan akhirnya
lahirlah reggae.
Raggae tak harus Rasta dan hisap ganja
Bagi sebagian orang musik reggae di identikan dengan ganja dan
rasta. Bahwa sebenarnya rasta dan reggae tidak memiliki ikatan
apapun. Reggae adalah genre musik sedang rasta atau rastafar’i adalah
faham yang berkembang di Afrika dan di jadikan sebagai gerakan politik untuk
membebaskan diri dari system perbudakan di tahun 30 an. Memang benar
mayoritas penganut faham Rastafarianisme ini berambut gimbal dan menggunakan
ganja sebagai media bermeditasi untuk mendekatkan diri pada Tuhan yang di
yakininya ( King Haile Selassie ). Tetapi tidak berarti bahwa semua yang
berambut gimbal adalah pengikut faham Rastafarian dan menghisap ganja,
contohnya adalah musisi Tonny Q. Salah satu dedengkot reggae di Indonesia ini
mengaku bukan seorang Rastafarian dan tidak menghisap ganja. Stigma seperti
inilah yang membuat sebagian orang berpandangan negative kepada para pecinta
musik reggae.
Perjalanan Reggae di Indonesia
Di Indonesia, reggae mempunyai penggemar tersendiri. Reggae sempat
timbul tenggelam di dunia musik Indonesia ,
namun penggemar reggae tidak pernah hilang. Reggae kembali hidup ketika Steven
& Coconut Treez mengeluarkan single Welcome To My paradise di tahun
2007. Lagu-lagu reggae yang awalnya jarang diputar di radio, berkat grup reggae
yang satu ini, kembali berkumandang di radio-radio setempat. Para
musisi reggae juga berlomba-lomba memberikan corak-corak reggae yang menarik
dalam musiknya.
Reggae bukanlah barang baru di Indonesia . Genre ini tetap
eksis walaupun memang tidak booming. Banyak grup-grup reggae yang masih
hilir mudik di belantika musik Indonesia, seperti Tony Q - Rastafara, Black
& Company, Soul Jah, Soya, Jamaican Soul, The Babylonians dan masih banyak
lagi. Reggae terbukti mempunyai kesan tersendiri baik untuk musisi dan
penggemarnya.
Musik reggae di kenal masyarakat Indonesia dari
tahun 1980, dengan munculnya band Reggae Abreso dalam acara Reggae Night di
Taman Impian Jaya Ancol.
Pada tahun 1986 band yang seluruhnya personil
pemuda asal Papua ini pernah performing di Christmas Island selama tiga bulan
yang diprakarsai oleh Yorries Raweyai. Pada tahun 1984 Abreso pernah rekaman
lagu-lagu Reggae.
Selain itu, masih di era tahun 1980-an ada lagu
“Dansa Reggae” yang dinyanyikan oleh Nola Tilaar iringan musik oleh Willie
Teuguh.
Lagu ciptaan Melky Goeslaw itu adalah salah satu
lagu Reggae yang mengajak masyarakat dari berbagai latar belakang kultural bisa
ramai-ramai menikmati reggae. Dengar liriknya: "Orang Jawa bilang, ’monggo
dansa reggae’!"
Musik reggae merupakan musik yang berdasarkan kehidupan sehari-hari.
Lagu-lagu reggae biasanya memberikan kekuatan tersendiri dalam musik serta
liriknya. Musik reggae juga memberikan pesan cinta dan kedamaian, sehingga
ketika mendengarkan lagu-lagunya, serasa dapat mengendurkan otot ketengangan
serta memberikan relaksasi tersendiri. (Berbagai sumber)
0 komentar:
Posting Komentar