Enron Corporation adalah sebuah perusahaan energi Amerika yang berbasis di Houston , Texas ,
Amerika Serikat. Enron,
merupakan perusahaan ketujuh terbesar di Amerika, Didirikan pada 1930
sebagai Northern Natural Gas Company, sebuah konsorsium dari Northern American
Power and Light Company, Lone Star Gas Company, dan United Lights and Railways
Corporation. Sebelum bangkrutnya pada akhir 2001, Enron mempekerjakan sekitar
21.000 orang pegawai dan merupakan salah satu perusahaan terkemuka di dunia
dalam bidang listrik, gas alam, bubur kertas dan kertas, dan komunikasi. Enron
mengaku penghasilannya pada tahun 2000 berjumlah $101 milyar. Selama enam tahun
berturut-turut dunia bisnis menamakan Enron sebagai "Perusahaan Amerika
yang Paling Inovatif". Enron menjadi sorotan masyarakat luas pada akhir
2001, ketika terungkap bahwa kondisi keuangan yang dilaporkannya didukung
terutama oleh penipuan akuntansi yang sistematis, terlembaga, dan direncanakan
secara kreatif. Operasinya di Eropa melaporkan kebangkrutannya pada 30 November
2001. Saat itu, kasus tersebut merupakan kebangkrutan terbesar dalam sejarah AS
dan menyebabkan 4.000 pegawai kehilangan pekerjaan mereka.
Media massa
internasional memberitakan megaskandal Enron secara besar-besaran, kejatuhan
sebuah raksasa bisnis energi yang amat menghebohkan. Bangkrutnya Enron tidak
lagi semata-mata dilihat sebagai sebuah kegagalan bisnis, melainkan sebuah
skandal yang multidimensional, yang melibatkan politisi dan pemimpin terkemuka
di Amerika Serikat. Dalam waktu sangat singkat perusahaan yang tahun lalu masih
membukukan pendapatan US$ 100 miliar, sekonyong-konyong harus melaporkan
kebangkrutannya kepada otoritas pasar modal. Sebagai entitas bisnis, nilai
kerugian Enron diperkirakan mencapai US$ 50 miliar. Sementara itu, pelaku pasar
modal kehilangan US$ 32 miliar dan ribuan pegawai Enron harus menangisi
amblasnya dana pensiun mereka tak kurang dari US$ 1 miliar. Saham Enron yang
pada Agustus 2000 masih berharga US$ 90 per lembar, terjerembab jatuh hingga
tidak lebih dari US$ 45 sen. Tidak heran kalau banyak kalangan menyebut
peristiwa ini sebagai kebangkrutan terbesar dalam sejarah bisnis di Amerika
Serikat. Sedemikian hebohnya, sampai-sampai seluruh media bisnis dan ekonomi
terkemuka menempatkannya sebagai cover story. Majalah Time, Fortune, dan
Business Week mengulasnya berhalaman-halaman. Dalam proses pengusutan
sebab-sebab kebangkrutan itu, belakangan Enron dicurigai telah melakukan
praktek window dressing. Manajemen Enron telah menggelembungkan (mark up)
pendapatannya US$ 600 juta, dan menyembunyikan utangnya sejumlah US$ 1,2
miliar. Menggelembungkan nilai pendapatan dan menyembunyikan utang senilai itu
tentulah tidak bisa dilakukan sembarang orang. Diperlukan keahlian
"akrobatik" yang tinggi dari para professional yang bekerja pada atau
disewa oleh Enron untuk menyulap angka-angka, sehingga selama bertahun-tahun
kinerja keuangan perusahaan ini tampak tetap mencorong. Dengan kata lain, telah
terjadi sebuah kolusi tingkat tinggi antara manajemen Enron, analis keuangan,
para penasihat hukum, dan auditornya.
Peranan Auditor
Andersen
Bulan September 2001, pemerintah mencium adanya ketidakberesan dalam
laporan pembukuan Enron. Satu bulan kemudian, Enron mengumumkan kerugian
sebesar 600 juta dolar AS dan nilai aset Enron menyusut 1,2 triliun dolar AS.
Pada laporan keuangan yang sama diakui, bahwa selama tujuh tahun terakhir,
Enron selalu melebih-lebihkan laba bersih mereka. Akibat laporan mengejutkan
ini, nilai saham Enron mulai anjlok dan saat Enron mengumumkan bahwa perusahaan
harus gulung tingkar, 2 Desember 2001, harga saham Enron hanya 26 sen.
Hukum perusahaan Amerika menyatakan bahwa setiap perusahaan terbuka
Amerika, harus diperiksa pembukuannya oleh auditor independen dari Certified
Public Accounting Firm (kantor akuntan bersertifikat). Di dunia ini ada lima kantor akuntan
publik bersertifikat yang sangat berpengaruh. Sedemikian besarnya lima kantor itu, sehingga
mereka dikenal sebagai The Big Five atau Lima Besar. Mereka adalah Price
Waterhouse Coopers, Deloitte& Touche, Ernst & Young, KPMG dan Andersen.
Berbeda dengan negara industri besar lain seperti Jepang dan Jerman, di Amerika
selain mengaudit perusahaan-perusahaan besar terkemuka, "Lima Besar"
juga memberikan konsultasi yang bertujuan untuk memberi nilai tambah terhadap
perusahaan tersebut. Tidak jarang, "Lima Besar" menerima uang lebih
banyak dari jasa konsultasi daripada jasa audit, seperti kasus Enron di mana
Andersen menerima 27 juta dolar AS dari konsultasi dan 25 juta dolar AS dari
audit. Akibatnya, timbul kesangsian akan kejujuran dan kejernihan dari laporan
audit mereka terhadap pumbukuan Enron.
Yang lebih mengejutkan dunia akuntan adalah peristiwa penghancuran
dokumen yang dilakukan oleh David Duncan, ketua partner dari Andersen untuk
Enron. Panik karena menerima undangan untuk diminta kesaksiannya di Dewan
Perwakilan Rakyat Amerika (Congress), Duncan
memerintahkan anak buahnya untuk menghancurkan ratusan kertas kerja
(workpapers) dan e-mail yang berhubungan dengan-Enron. Kertas kerja adalah
dukumen penting dalam dunia profesi akuntan yang berhubungan dengan laporan
keuangan dari klien. Secara umum, setiap kertas kerja, komunikasi dan laporan
keuangan harus didokumentasikan dengan baik selama 6 tahun. Baru setelah 6
tahun, dokumen tersebut bisa dihancurkan. Peristiwa penghancuran dokumen ini
memberi keyakinan pada publik dan Congress bahwa Andersen sebenarnya mengetahui
bisnis buruk dari Enron, tetapi tidak mau mengungkapkannya dalam laporan audit
mereka, karena mereka takut kehilangan Enron sebagai klien.
Korban-korban
Berjatuhan
Korban pertama dari kehancuran Enron adalah ribuan pegawainya. Tidak
hanya mereka kehilangan pekerjaan, tetapi juga tabungan pensiunan mereka. Dalam
hukum perpajakan Amerika, setiap pekerja bisa menabung sebanyak-bayaknya 12,000
dolar AS setahun dan tidak akan dikenai pajak. Baru ketika pekerja menginjak
usia 60, ia berhak mengambil dana tersebut dan membayar pajak seperti layaknya
penghasilan biasa. Selama berada dalam tabungan pensiunan, uang tersebut akan
ditanamkan dalam bentuk saham dan obligasi dengan harapan si penabung akan
meraup bunga sebanyak-banyaknya bila ia siap pensiun. Karena biasanya perusahan
sendiri yang mengadministrasi tabungan pegawai-pegawai mereka, perusahaan akan
menanamkan uang tersebut dalam bentuk saham dan perusahaan-perusahaan tersebut.
Regulasi tabungan masa tua ini dikenal dengan nama 401(k), sesuai dengan pasal
yang mengatur masalah hukum perpajakan untuk pensiunan.
Enron juga menerapkan sistem ini dan menanamkan seluruh tabungan
pensiunan dari pegawai-pegawainya dalam bentuk saham perusahaan. Yang
menyedihkan adalah kenyataan saham Enron bernilai 90 dolar AS per lembar pada
bulan Februari 2001 tetapi berharga hanya 26 sen per lembarnya saat perusahaan
itu mengumumkan kepailitan Enron. Berarti, tabungan dari para pegawai yang
bekerja keras selama hidupnya bernilai kosong sekarang ini.
Yang lebih menyakitkan, para eksekutif Enron yang menerima saham Enron
sebagai bagian dari paket kompensasi mereka, dapat dengan leluasa menjual saham
tersebut ketika saham itu berharga 90 dolar AS selembarnya, membuat mereka
menjadi para milarder. Perbedaan penjualan saham ini disebabkan oleh peraturan
perusahaan dan hukum perpajakan di Amerika. Pada pekerja dipaksa untuk menahan
saham-saham tersebut walaupun harganya sudah jatuh, sedangkan para eksekutif
berhak menjual saham tersebut kapan pun.
Pada hari Jumat, 24 Januari 2002, korban fatal pertama jatuh. Clifford
Baxter, bekas wakil komisaris Enron bunuh diri dengan menembak kepalanya.
Polisi Houston menemukan mayat Baxter di dalam mobil Mercedesnya yang diparkir
di rumah mewahnya di Houston. Baxter sendiri telah resmi berhenti bekerja untuk
Enron pada bulan Mei 2001 karena tidak tahan melihat bisnis kerja Enron yang
tidak beretika. Polisi menegaskan bahwa Baxter, yang juga dinyatakan sebagai
terdakwa dalam puluhan kasus pengadilan yang diajukan pemegang saham Enron,
dipanggil oleh Congress untuk memberikan kesaksiannya. Tidak tahan dengan
tekanan yang bertambah setiap harinya, Baxter, walau banyak pihak yakin Baxter
tidak akan dikirim ke penjara, mengakhiri hidupnya dengan menyedihkan.
Peranan Gedung
Putih
Yang menambah ruwetnya skandal ini adalah keterlibatan Gedung Putih
dengan Enron. Dalam daftar perusahaan penyumbang dana politik, Enron tercatat
menempati peringkat ke-36, dan penyumbang peringkat ke-12 dalam penggalangan
dana kampanye Bush. Sejak tahun 1989 hingga saat ini, Enron menyumbang dana
pada Washington sebesar 5,7 juta dolar AS, dengan pembagian 4,1 juta dolar AS
untuk Partai Republik dan sisanya untuk golongan yang lain. Sementara itu,
tercatat 35 pejabat penting pemerintahan George W. Bush merupakan pemegang
saham Enron, yang telah lama merupakan perusahaan publik. Hubungan Presiden
George W. Bush dengan Kenneth Lay, Komisaris dan Chief Executive Officer Enron
sangatlah dekat. Ken Lay adalah kontributor terbesar selama kampanye
kepresidenan dengan menyumbang sebesar 625.000 dolar AS menyebabkan President
Bush memanggil Ken Lay dengan nama kesayangan, "Kenny Boy."
Enron dapat mengalokasikan dana sebanyak itu, untuk disumbangkan kepada
calon presiden dan partainya yang berasal kompleksitas hukum perpajakan
Amerika. Selama lima
tahun terakhir, walaupun memiliki laba bersih miliaran dolar, Enron tidak
membayar pajak sepeser pun. Hukum perpajakan Amerika menegaskan bahwa stock
option atau opsi kepemilikan perusahaan bisa dikategorikan sebagai
"gaji/upah" pegawai. Karena Enron selama ini memberikan bonus dan
kompensasi kepada pegawainya dalam bentuk stock option, maka walau dalam bentuk
fisik hanyalah kertas, Enron mampu mengurangi nilai laba mereka dengan nilai
opsi tersebut di pasar bebas. Bila keuntungan Enron dikurangi dengan nilai opsi
tersebut, maka sebagai hasil akhir Enron tidak memiliki laba sama sekali dan
perusahaan yang tidak memiliki laba tidak membayar pajak.
Lebih buruk lagi, Enron memiliki lebih dari 90 perusahaan off-shore atau
perusahaan yang didirikan di negara kepulauan yang bebas pajak atau berpajak
rendah yang tujuan utamanya untuk memindahkan pendapatan dari Amerika ke negara
kepulauan tersebut. Sistem ini, sebenarnya adalah legal menurut hukum
perpajakan Amerika selama peraturan-peraturan yang ada mengenai pendapatan yang
mudah dipindahkan (mobile income) ditaati. Negara-negara yang terkenal sebagai
negara off-shore adalah Bahamas, Bermuda, Cayman Islands, British Virgin
Islands dan Mauritius.
Selain itu, hubungan Ken Lay dengan Wakil Presiden Dick Chenney sangatlah
dekat. Walau menjabat sebagai direktur dari perusahaan energi terbesar di
dunia, Ken Lay adalah penasihat ahli untuk Chenney dalam menyusun reformasi
energi. Dengan kata lain, seorang wakil presiden menerima nasihat dari
seseorang yang juga akan menjalankan nasihat tersebut! Untuk "upah"
sebagai penasihat, pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan energi yang
menguntungkan perusahaan energi seperti ditiadakannya penalti berat untuk
perusak lingkungan. Lebih lanjut, Presiden Bush mengajukan proposal untuk
memotong pajak bagi perusahaan untuk mestimulus ekonomi yang sedang dilanda
resesi. Apabila proposal ini disetujui Congress, maka pemerintah Amerika akan
memberikan pengembalian pajak yang dibayar Enron pada tahun-tahun terdahulu
sebesar 245 juta dolar AS.
0 komentar:
Posting Komentar