Setiap
perilaku manusia akan menimbulkan bekas pada jiwa maupun badan seseorang. Perilaku-perilaku
tertentu yang khas akan menimbulkan bekas yang sangat dasyat sehingga seseorang
bisa melakukan sesuatu yang melebihi kemampuan manusia biasa. Perilaku tertentu
ini disebut dengan tirakat, ritual, atau olah rohani. Tirakat bisa diartikan
sebagai syarat yang harus dipebuhi untuk mendapatkan suatu ilmu.
Penabungan
Energi. Karena setiap perilaku akan menimbulkan bekas pada seseorang maka ada
suatu konsep yang khas dari ilmu Gaib Aliran Islam Jawa yaitu Penabungan
Energi. Jika bandan fisik anda memerlukan pengisian 3 kali sehari melalui makan
agar anda tetap bisa beraktivitas dengan baik, begitu juga untuk memperoleh
kekuatan supranatural, Anda perlu mengisi energi. Hanya saja dalam Ilmu Gaib
pengisian ernergi cukup dilakukan satu kali untuk seumur hidup. Penabungan
energi ini dapat dilakukan dengan cara bermacam-macam tergantung jenis ilmu
yang ingin dikuasai. Cara-cara penabunganenergi lazim disebut Tirakat.
Tirakat.
Aliran Islam Kejawen mengenal tirakat (syarat mendapatkan ilmu) yang kadang
dianggap kontroversial oleh kalangan tertentu. Tirakat tersebut bisa berupa
bacaan doa. wirid tertentu, mantra, pantangan, puasa atau penggabungan dari
kelima unsur tersebut. Ada puasa yang disebut patigeni (tidak makan,
minum, tidur dan tidak boleh kena cahaya), nglowong, ngebleng dan lain-lain.
Biasanya beratnya tirakat sesuai dengan tingkat kesaktian suatu ilmu. Seseorang
harus banyak melakukan kebajikan dan menjaga bersihnya hati ketika sedang
melakukan tirakat.
Khodam. Setiap Ilmu Gaib memiliki khodam. Khodam adalah mahluk ghaib yang
menjadi “roh” suatu ilmu. Khodam itu akan selalu mengikuti pemilik ilmu. Khodam
disebut juga Qorin, ialah mahluk ghaib yang tidak berjenis kelamin artinya
bukan pria dan bukan wanita, tapi juga bukan banci. Dia memang diciptakan semacam
itu oleh Allah dan dia juga tidak berhasrat kepada manusia. Hal ini berbeda
dengan Jin yang selain berhasrat kepada kaum jin sendiri kadang juga ada yang
“suka” pada manusia.
Sebelum membahas
Ilmu Gaib Aliran Islam Kejawen, kita akan memperjelas dulu pengertian Ilmu Gaib
yang kita pakai sebagai istilah di sini. Ilmu Gaib adalah kemampuan melakukan
sesuatu yang tidak wajar melebihi kemampuan manusia biasa, sering juga disebut
sebagai Ilmu Metafisika, Ilmu Supranatural atau Ilmu Kebatinan karena
menyangkut hal-hal yang tidak nampak oleh mata. Beberapa kalangan menganggap
Ilmu Gaib sebagai hal yang sakral, keramat dan terlalu memuliakan orang yang
memilikinya, bahkan menganggap wali atau orang suci.
Perlu diterangkan, bahwa keajaiban atau karomah yang ada pada Wali (orang
suci kekasih Tuhan) tidak sama dengan Ilmu Gaib yang sedang kita pelajari. Wali
tidak pernah mengharap mempunyai keajaiban tersebut. Karomah itu datang atas
kehendak Allah karena mereka adalah orang yang sangat saleh dan rendah hati.
Sementara kita adalah orang yang meninta kepada Allah agar melimpahakan
kekuasaan-Nya untuk keperluan kita.
Dalam hasanah perkembangan Ilmu Gaib di Indonesia,
kita mengenal dua aliran utama yaitu Aliran Hikmah dan Aliran Kejawen. Aliran
Hikmah berkembang di kalangan pesantren dengan ciri khas doa/mantra yang murni
berbahasa Arab (kebanyakan bersumber dari Al-Quran). Sedangkan aliran Kejawen
yang ada sekarang sebetulnya sudah tidak murni kejawen lagi, melainkan sudah
bercampur dengan tradisi islam. Mantranya pun kebanyakan diawali dengan
basmalah kemudian dilanjutkan dengan mantra jawa. Oleh kerena itu, saya
menyebutnya Ilmu Gaib Aliran Islam Kejawen. Tradisi islam-kejawen inilah yang
lebih banyak mewarnai keilmuan Silat Rohani.
0 komentar:
Posting Komentar