Dampak bagi aktivitas manusia
Peningkatan aktivitas manusia di muka bumi telah mendorong
terjadinya pemanasan global. Salah satu dampaknya adalah perubahan muka air
laut (Sea Level Change). Diperkirakan terjadi kenaikan muka air laut 50
cm pada tahun 21001 (IPCC, 1992). Bagi negara kepulauan seperti
Indonesia, meskipun perubahan muka air laut juga dipengaruhi oleh kondisi
geologi lokal (tektonic), peningkatan muka air laut (Sea Level Rise)
akan membawa dampak negatif yang cukup signifikan. Peningkatan muka air laut
akan menggenangi banyak areal ekonomis penting seperti permukiman dan prasarana wilayah, lahan
pertanian, tambak, resort wisata, dan pelabuhan. Tergenangnya jaringan jalan
penting seperti di pesisir utara Jawa, akan berpengaruh terhadap kelancaran
transportasi orang dan barang. Sehingga akan terjadi perubahan pola aktivitas
manusia secara signifikan.
Diproyeksikan 3.306.215 penduduk akan menghadapi masalah pada tahun
2070. Lima kota pantai seperti Medan, Jakarta, Semarang, Surabaya, dan Makasar akan
menghadapi masalah serius karena kenaikan muka air laut setinggi 60 cm (ADB,
1994). Walaupun sebagian besar penelitian memfokuskan diri pada periode hingga
2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut
selama lebih dari seribu tahun jika tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil2.
Demikian pula dengan perkiraan hilangnya 4 ribu pulau. Hal ini tentu akan
merugikan Bangsa Indonesia karena sebagian penduduknya masih sangat membutuhkan
sektor ril terutama lahan pertanian dan perkebunan.
Selain itu,
penelitian dari Badan Meteorologi dan Geofisika menyebutkan, Februari 2007
merupakan periode dengan intensitas curah hujan tertinggi selama 30 tahun
terakhir di Indonesia.
Peningkatan suhu udara sebesar 5oC
berati peningkatan penguapan kelembapan tanah sebesar 30% yang mengeringkannya
sehingga akan terjadi peningkatan penguapan air laut yang menyebabkan curah
hujan meningkat secara global. Tetapi peningkatan curah hujan sekitar 12% tidak
cukup untuk mengganti 30% penguapan dari tanah, sehingga daratan akan
mongering. Maka kenaikan suhu 4oC sudah cukup untuk membawa
kekeringan rutin ke litang tengah. Iklim kering pun meluas sekitar 35 derajat
ke utara dan selatan khatulistiwa3.
Hal ini menandakan perubahan iklim yang disebabkan pemanasan global
dan Indonesia yang
terletak di equator, merupakan negara yang pertama kali merasakan
dampak perubahan iklim tersebut. Dampak tersebut telah dirasakan yaitu pada
1998 menjadi tahun dengan suhu udara terpanas dan semakin meningkat pada
tahun-tahun berikutnya.
0 komentar:
Posting Komentar