Definisi SIG menurut para ahli:
1.Menurut Aronaff, 1989.
SIG adalah sistem informasi yang didasarkan pada kerja
komputer yang memasukkan, mengelola, memanipulasi dan menganalisa data serta
memberi uraian.
2.Menurut Barrough, 1986.
SIG merupakan alat yang bermanfaat untuk pengumpulan,
penimbunan, pengambilan kembali data yang diinginkan dan penayangan data
keruangan yang berasal dari kenyataan dunia.
3.Menurut Marble et al, 1983.
SIG merupakan sistem penanganan data keruangan.
4.Menurut Berry, 1988.
SIG merupakan sistem informasi, referensi internal,
serta otomatisasi data keruangan.
5.Menurut Calkin dan Tomlison, 1984.
SIG merupakan sistem komputerisasi data yang penting.
6.Menurut Linden, 1987.
SIG adalah sistem untuk pengelolaan, penyimpanan,
pemrosesan (manipulasi), analisis dan penayangan data secara spasial terkait
dengan muka bumi.
7.Menurut Petrus Paryono.
SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk
menyimpan, manipulasi dan menganalisis informasi geografi.
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa:
SIG merupakan pengelolaan data geografis yang didasarkan pada kerja computer (mesin).
Sumber Informasi Geografi
Sumber informasi geografi selalu mengalami perubahan
dari waktu ke waktu (bersifat dinamis), sejalan dengan perubahan gejala alam
dan gejala sosial. Dalam geografi, informasi yang diperlukan harus memiliki
ciri-ciri yang dimiliki ilmu lain, yaitu:
1.Merupakan pengetahuan (knowledge) hasil pengalaman.
2.Tersusun secara sistematis, artinya merupakan satu kesatuan yang
tersusun secara berurut dan teratur.
3.Logis, artinya masuk akal dan menunjukkan sebab akibat.
4.Objektif, artinya berlaku umum dan mempunyai sasaran yang jelas
dan teruji.
Selain memiliki ciri-ciri tersebut di atas, geografi juga harus
menunjukkan ciri spasial (keruangan) dan regional (kewilayahan). Aspek spasial
dan regional merupakan ciri khas geografi, yang membedakannya dengan ilmu-ilmu
lain.
Karena geografi merupakan kajian ilmiah mengenai
gejala alam dan sosial dari sudut pandang spasial dan regional, maka informasi
geografi bersumber dari :
1. Gejala-gejala litosfer
Gejala-gejala ini meliputi relief dan topografi, jenis tanah dan
batuan, serta system
Peta tersebut menggambarkan tentang persebaran jenis tanah di Indonesia berdasarkan
proses terjadinya. Berdasarkan keterangan peta:
a.putih, tanah vulkanik yaitu tanah ini banyak dipengaruhi oleh
vulkanik (letusan gunung api).
b.agak hitam, tanah non vulkanik yaitu tanah yang terbentuk pada
zaman tertier (akibat pelapukan).
c.hitam, tanah rawa (aluvial) yaitu tanah yang terbentuk dari hasil
sedimentasi (pengendapan), umumnya berada di kawasan pantai landai.
2. Gejala-gejala hidrosfer
Gejala-gejala ini meliputi peristiwa-peristiwa yang
berkaitan dengan kawasan perairan, baik perairan darat maupun perairan laut,
yang menyangkut bentuknya, sifatnya serta fenomena lain tentang perairan.
Contoh informasi geografi yang. berasal dari gejala hidrosfer.
Berdasarkan keterangan peta:
a. agak hitam, daerah dangkalan Sunda yaitu meliputi laut-laut
dangkal yang berada di sekitar laut Sumatera, Jawa dan Kalimantan ,
serta pulau-pulau kecil di sekitar ketiga pulau tersebut.
b. hitam, daerah dangkalan Sahul yaitu meliputi laut-laut dangkal
yang berada di sekitar pulau Irian dan
pulau-pulau kecil di sekitar pulau Irian.
3. Gejala-gejala atmosfer
Gejala ini berkaitan dengan informasi tentang cuaca dan iklim,
termasuk unsur-unsurnya dan faktor yang mempengaruhinya. Contoh informasi
geografi yang berasal dari gejala atmosfer.
4. Gejala-gejala biosfer
Gejala biosfer berkaitan dengan tumbuhan, hewan dan
manusia, yang sangat dipengaruhi oleh unsur litosfer, hidrosfer dan atmosfer.
Contoh informasi geografi yang berasal dari gejala biosfer adalah persebaran
sumber daya alam hayati (hidup) Indonesia .
5. Gejala-gejala sosial
budaya
Gejala ini berkaitan dengan kehidupan masyarakat antara
lain kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. Contoh gejala
sosial budaya yang merupakan sumber informasi geografi, yaitu persebaran obyek
wisata kabupaten
Untuk memperoleh informasi (data), dilakukan survey
(penelitian) baik melalui jelajah lapangan (pengamatan langsung objek), maupun
melalui wawancara langsung maupun tidak langsung (menggunakan angket). Tetapi
jelajah lapangan mengalami banyak kendala (hambatan), yaitu biaya yang mahal,
tenaga yang banyak dan sulit menjangkau medan .
Semua kendala ini dapat
diatasi dengan memanfaatkan teknik penginderaan jauh, yaitu pemotretan dari
udara.
0 komentar:
Posting Komentar