Categories

Lesson 6

Blog Archive

Follower

Statistik

Get Gifs at CodemySpace.com

SEJARAH KELAM SALAFI


Dalam beberapa artikel sebelumnya, kita telah memperoleh penjelasan bahwa
salafi merasa dirinya paling benar, selamat dan masuk syurga (Karakter 1),
sehingga hanya salafi saja golongan yang boleh eksis didunia. Sedangkan
golongan lain sesat, bid‟ah dan tidak selamat sehingga layak dicela dan jangan
diungkapkan secuil-pun kebaikannya (Karakater 2).
“Syaikh Abdul Aziz bin Baz ditanya tentang golongan yang selamat, dia berkata:
„Mereka adalah para ulama salaf. Dan setiap orang yang mengikuti jalan para
salafush-shalih‟” lihat 1
Tentu yang mereka maksudkan dengan “jalan para salafush-shalih” adalah
golongan SALAFI, bukan golongan-golongan yang lain!
Tentu kita penasaran, darimana berasal golongan yang demikian gencarnya
mempromosikan dirinya paling benar dan semua golongan yang lain salah, sesat
dan bid‟ah sehingga layak dicela ini? Kapankah golongan ini didirikan, siapa saja
pendirinya dan bagaimana sejarah berdirinya? Mari kita telaah satu persatu
pertanyaan yang mengganjal tersebut.

Salafi sudah ada sejak Nabi Adam AS?
Salafi meyakini bahwa golongan mereka telah ada semenjak manusia pertama,
yakni Nabi Adam AS.
“Dengan demikian, Da'wah Salafiyyah adalah da'wahnya seluruh Nabi, mulai dari
Nabi Nuh sebagai Rasul pertama sampai dengan Nabi Muhammad yang
merupakan Nabi dan Rasul terakhir yang diutus kepada umat manusia, semoga
damai dan rahmat Allah selalu tercurah bagi mereka semua. Maka sejarah dari
Da'wah Salafiyyah dimulai sejak dari Nabi pertama. Hal ini bahkan ada yang
mengatakan bahwa dimulainya Da'wah Salafiyyah ini dimulai dari Nabi Adam
'alaihis Salam, sebab da'wah ini adalah da'wah yang murni. Dan Da'wah
Salafiyyah adalah da'wah dalam rangka memahami Al Qur'an dan As Sunnah,
sebagaimana Allah dan Rasul-Nya telah memerintahkan umat ini untuk
melakukan hal tersebut. Da'wah ini dilakukan atas perintah dari Allah dan Rasulnya
kepada kita guna mendapatkan pahala yang akan diberikan oleh Allah. Dan
da'wah ini menjauhkan kita dari apa-apa yang telah Allah dan Rasul-Nya larang
untuk dilakukan, karena takutnya pada siksa dari Allah. Jadi, sejarah dimulainya
Da'wah Salafiyyah ini adalah tidak
hanya terjadi sejak satu abad, dua abad atau lima abad yang lalu. Sedangkan
da'wah yang dimulai pada periode waktu tertentu adalah da'wah yang dilakukan
oleh berbagai kelompok-kelompok sesat, seperti Ikhwanul Muslimin, Jama'ah
Tabligh, Hizbut Tahrir, Sururiyyah/Qutubiyyah dan selainnya dari berbagai
macam kelompok da'wah yang baru bermunculan. Itulah hal pertama yang ingin
saya jelaskan” lihat 2
Dengan pernyataan salafi sebagai golongan yang telah ada semenjak da‟wah
Nabi Adam AS dan diteruskan para Nabi sesudahnya maka inilah golongan
tertua didunia, golongan yang telah lahir semenjak Nabi Adam AS dilahirkan dan
diutus oleh Allah swt sebagai manusia pertama.
Mungkin anda akan tertegun sejenak, bukankah pernyataan salafi yang
menyatakan bahwa salafi telah ada semenjak Nabi Adam AS menunjukkan sikap
arogan yang luar biasa. Dengan pernyataan keberadaan salafi sebagai da‟wah
awal para Nabi, sehingga salafi menjadi golongan tertua dunia, maka tidak ada
peluang sekecil apapun golongan lain menyatakan bahwa golongan merekalah
yang benar. Karena salafi menyatakan bahwa merekalah golongan yang paling
benar, ajarannya murni dan telah dimulai semenjak keberadaan Nabi Adam AS.
Sikap arogan salafi ini diperkuat lagi bahwa salafi adalah Islam itu sendiri,
artinya jika anda seorang muslim maka anda harus mengaku sebagai salafi, jika
tidak maka mungkin keislaman anda diragukan. Anda tidak cukup mengaku
muslim, karena orang syi‟ah juga mengaku muslim. Anda tidak cukup mengaku
muslim berdasarkan Al-Quran dan sunnah, karena orang Asy‟ari juga mengaku
hal yang sama. Maka anda harus mengaku salafi, maka inilah yang benar,
selamat dan masuk syurga, sedangkan yang lain sesat dan bid‟ah. Saya tidak
tahu persis, apakah Nabi Adam AS pernah mengaku sebagai salafi atau bukan?
Dan diharuskan mempunyai penisbatan yang membedakan pada zaman ini,
sehingga tidak cukup kita katakan, "Saya muslim " atau," Madzab saya muslim!"
Sebab semua kelompok-kelompok mengatakan demikian, baik Rafidhi (Syi'i),
Ibadi (Khowarij), Qodyani (Ahmadiyyah) dan firqoh-firqoh selain mereka! Maka
apa yang membedakan kamu dengan mereka (kelompok-kelompok ) tersebut?
Kalau engkau berkata, "Saya muslim berdasarkan Al Qur'an dan As Sunnah"'
maka pernyataan seperti itu tidak cukup. Sebab orang-orang yang berada pada
kelompok, baik itu Asy'ari, Maturidy, dan golongan-golongan lain mengaku
mengikuti kedua dasar tersebut (Al Qur'an dan As Sunnah).
Dan tidak diragukan lagi bahwa nama yang jelas dan terang yang dapat
membedakan dengan yang lainnya adalah kita katakan, " saya seorang muslim
berdasarkan Al Kitab dan as Sunnah, mencocoki dengan cara atau metode
(manhaj) salafus shalih". Yakni cukup engkau katakan,"saya salafi !' lihat 10
Bukanlah tiap orang berhak-baik seorang alim ataupun penuntut ilmu- untuk
mengeluarkan ataupun memasukkan seseorang kedalam salafiyyah. Karena
salafiyyah bukanah perusahaan, yayasan sosial, ataupun partai politik.
Salafiyyah adalah Islam itu sendiri. lihat 13
Lantas betulkah salafi telah ada semenjak Nabi Adam AS?, darimanakah
sebetulnya salafi berasal?
Dimulai dari Muhammad bin Abdul Wahab
Pemikiran para salaf dimulai pada abad ke-4 H, disaat ulama-ulama Madzhab
Hanbali yang pemikirannya bermuara pada Imam Ahmad bin Hanbal. Madzhab
ini menghidupkan aqidah ulama salaf dan memerangi paham lainnya.
Golongan ini kemudian muncul kembali pada abad ke-7 H dengan kemunculan
Syaikh al-Islam Ibnu Taimiyah, Ibnu Taimiyah menambahkan beberapa hal
pemikiran Hanbali sesuai kondisi zamannya. Ibnu Taimiyah ditangkap dan
dipenjara beberapa kali, pada tahun 726 H beliau dipenjara kembali karena
perdebatan mendatangi kuburan nabi dan orang-orang shalih, akhirnya beliau
meninggal dipenjara Damaskus pada tahun 20 Dzulhijjah 728 H dan selama
dipenjara ditemani murid beliau Ibnul Qayyim Al-Jauziyah.
Selanjutnya pada abad ke-12 H pemikiran serupa muncul kembali di Jazirah
Arab yang dihidupkan oleh Muhammad bin Abdul Wahab, yang selanjutnya
disebut kaum Wahabi. lihat 3, hal 225; lihat 4, hal 61; lihat 6
Muhammad bin Abdul Wahab mempunyai nama lengkap Muhammad bin Abdul
Wahhab bin Sulaiman bin Ali bin Ahmad bin Rasyid bin Buraid bin Muhammad
bin Buraid bin Musyarraf, dilahirkan di negeri Uyainah pada tahun 1115 H.
Daerah Uyainah ini terletak di wilayah Yamamah yang masih termasuk bagian
dari Najd. Letaknya berada di bagian barat laut dari kota Riyadh yang jaraknya
(jarak antara Uyainah dan Riyadh) lebih kurang 70 km. Beliau belajar kepada
ulama bermadzhab Hanbali di Bashrah. lihat 5
Sehingga diyakini da‟wah Salafi dimulai dengan kemunculan Muhammad bin
Abdul Wahab ini, aliran Wahabi (Wahabiyyah) sebagai sumber pemikirannya.
Wahabiyyah muncul atas reaksi terhadap sikap pengkultusan dalam bentuk
mencari keberkatan dari orang-orang tertentu melalui ziarah kubur, disamping
bid‟ah yang mendominasi tempat kegamaan dan aktifitas duniawi. Pada
hakikatnya Wahabiyyah tidak membawa pemikiran baru tentang aqidah, mereka
hanya mengamalkan apa yang telah dikemukan oleh Ibnu Taimiyah dalam
bentuk yang lebih keras, dibandingkan apa yang telah diamalkan oleh Ibnu
Taimiyah sendiri. Mereka menertibkan berbagai hal yang tidak pernah
disinggung oleh Ibnu Taimiyah.
Kaum wahabi menghancurkan kuburan-kuburan sahabat dan meratakannya
dengan tanah, tindakan wahabi berdasarkan sabda Nabi saw mengingkari
tindakan Bani Israil yang menjadikan kuburan para Nabi mereka sebagai mesjid.
Kaum wahabi juga melarang mengganti kain penutup raudhah dengan alasan
bid‟ah, sehingga kain itu menjadi usang, kotor dan tidak enak dipandang mata.
Kaum wahabi (yang berpusat di Riyadh) dengan bantuan Inggris melakukan
pembangkangan bersenjata (peperangan) terhadap kekhilafahan Utsmaniyah,
Inggris memberikan bantuan dana dan senjata kepada kaum wahabi dan dikirim
melalui India. Mereka berusaha merampas wilayah-wilayah yang dikuasai oleh
kekhilafahan Utsmaniyah agar mereka bisa mengatur wilayah tersebut sesuai
dengan paham wahabi, kemudian mereka menghilangkan madzhab lain dengan
kekerasan. Sehingga kaum wahabi mengalami penentangan dan bantahan yang
bertubi-tubi dari para ulama, pemimpin dan tokoh masyarakat yang
menganggap pendapat wahabi bertentangan dengan pemahamam kitabullah
dan sunnah.
Da‟wah kaum wahabi ini tidak diterima oleh umat, sehingga kata „wahabi‟
menjadi momok tersendiri di tengah-tengah umat.
Apa sebenarnya Wahhabi itu? Mengapa mereka begitu benci setengah mati
terhadap Wahhabi? Sehingga buku-buku yang membicarakan Muhammad bin
Abdul Wahhab mencapai 80 kitab atau lebih. Api kebencian mereka begitu
membara hingga salah seorang di antara mereka mengatakan bahwa Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab bukan anak manusia, melainkan anak setan,
Subhanallah, adakah kebohongan setelah kebohogan ini? lihat 11
Sehingga dengan cara yang unik ulama wahabi menjelaskan makna kata
„wahabi‟ berasal dari asma Allah swt, meskipun awalnya memang wahabi berasal
dari kata Muhammad bin Abdul Wahab.
“Orang-orang bodoh seperti mereka tidak mengetahui bahwa „wahabi‟
dinisbatkan kepada „Al-wahab‟. Adalah salah satu dari asma Allah yang telah
memberikan kepada umat manusia ajaran tauhid murni dan menjanjikan syurga
kepada mereka” lihat 1, hal 85
Category: 0 komentar

0 komentar:

Posting Komentar